Cerita Kepada Angin
Oleh Lia Nathalia Wahai angin, aku angat merindukanmu saat sedang menulis surat ini, karena sedang mati angin. Ini terjadi karena kau tak sedang mampir seperti biasanya dengan lembut saat angin …
Read MoreOleh Lia Nathalia Wahai angin, aku angat merindukanmu saat sedang menulis surat ini, karena sedang mati angin. Ini terjadi karena kau tak sedang mampir seperti biasanya dengan lembut saat angin …
Read MoreOleh Putri Fazriyanti Siapa bilang jodohnya hujan itu matahari? Matahari dengan teriknya dan hujan dengan dinginnya. Seperti dua sisi mata uang yang tidak bertemu. Kalau bahasa ilmiahnya air dengan api. …
Read MoreOleh Ristanti Anistiya Teruntuk dua mahluk Tuhan yang cantik, Setiap kali aku melewati rumah besar bercat ungu di ujung jalan itu, kupastikan dan sempatkan sepasang mataku dari balik celah pagar …
Read MoreOleh Niswah Tepat 11 tahun lamanya aku berada di desa yang asri ini, tak menyangka bisa kerasan di daerah orang lain, karena sejak kecil aku berada di tanah Sunda. Alloh …
Read MoreOleh Firsty Hallo Pasia, apa kabarmu? Insya Allah kamu selalu sehat ya, eh maksudnya cantik dan tenang ya, meski aku yakin kamu sekarang lagi rada-rada kering ya. Maklum sudah sejak …
Read MoreOleh : Nik Damayanti Halo pohon cengkeh, apa kabar? Kamu masih ingat aku, kan? Dulu, aku setiap hari menyapamu, saat berlibur di rumah kakak. Mengapa daun-daunmu sekarang kering? Begitu hauskah …
Read MoreOleh Shovy Ramadhanti Teruntuk sungai di sekitar rumah, Jujur, ini pertama kalinya aku menulis surat untuk sungai. Aku bingung harus memulainya dari mana, aku pun bingung harus menulis apa saja. …
Read MoreOleh Meli Jakarta, 14 April To: Anabul Di : Tempat Hai, Mun! Apa kabar mu di sana? Pasti hidupmu sekarang sudah menyenangkan. Dekat dengan Yang Maha Esa. Yang menciptakan kamu. …
Read More