Puisi Nik Damayanti: Bencana

BENCANA

Semesta beraksi
Tingkah polah manusia menjadi biangnya
Tumpahan coklat bak lautan mengalir deras
Memporak porandakan semua yang dilewatinya
Semua berduka
Saling menyalahkan
Bijaklah menyikapi semua kesalahan
Tuhan mengingatkan dengan caranya

Sidoarjo, 27/01/2022


KECEWA

Secangkir coklat panas menemani
Kala kita bersua
Tiada kata manis yang terucap
Hanya obrolan sederhana mengingat saat muda
Mengapa….
Tidakkah kau tahu hati ini sangat berharap
Secercah asa untuk masa depan
Hening
Semoga ini saatnya
Saat mulutmu berucap kutunggu kata manis itu
Ah … ternyata hanya imajinasiku saja
Pupus sudah
Kupandangi lagi cangkir di meja
Segera kuseruput dan kutelan bersamaan dengan angan-angan fatamorgana

Sidoarjo, 27/01/2022


CINTA TANPA SYARAT

Kabut belum akan turun
Dinginnya sudah merasuk jiwa
Mantel tebal seakan tak mampu melindungi
Sedangkan kamu
Tanpa jaket maupun kemeja berlengan panjang
Hanya kaos tanpa berkerah
Mungkin sudah terasa hangat
Sehangat tubuhmu

Kata-kata indah sudah kau rangkai
Untuk mengucapkan janji padaku
Namun candala membuatmu ragu
Akankah aku mau menerima
Keyakinan yang kuat mengalahkan segalanya
Ketika hati sudah berbicara
Tidak butuh apapun
Sebatang coklat pun tidak perlu
Cukup dirimu saja
Dengan segenap cintamu
Menenangkanku dalam menempuh perjalanan

Saat ini
Sudah ada aku, kau dan anak kita
Berumah, menetap dan hidup bersama
Dimanapun ada aku, disanalah engkau ada.
Kemanapun pergi, kau bawa aku
Aku selalu ada dalam pikiranmu, begitu juga sebaliknya
Karena kau bukan orang lain bagiku

Sidoarjo, 27/01/2022


Photo by Juan Manuel Sanchez on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *