Cokelat itu Kamu
Kamu menghampiriku
Perlahan namun aku membeku
Krem dengan bercak cokelat
Detik itu aku terpikat
Tatapku denganmu melebur
Hatiku lumat seperti bubur
Apakah ini cinta
Karena aku kehabisan kata
Langkahmu memanjang
Tak ingin ada senjang
Tanganku berkeras menggapai
Sulit, aku tak sampai
Pagar bukan khayalan
Untuk genggamanku yang sarat dedaunan
Perbedaan kita ah sudahlah
Aku manusia kamu jerapah
Depok, 220129, saat mengingat perjumpaan di Ragunan
Cokelat Denganmu
Aku ingat
Netraku penuh gemintang
Lengkung bibirku tak lekang
Anganku tinggi melayang
Lautan cokelat
Tawarmu suatu siang
‘Tidak’ mustahil kubilang
Jika denganmu bertualang
Cokelat pekat
Teman kita berbincang
Bukan itu yang kamu rancang
Tunggulah, katamu, sekejap menjelang
Aku lihat
Lautan cokelat terbentang
Kita terjebak, Sayang
Oh, perahu karet, lekaslah datang
Depok, 220129, saat trial n error
Cokelat Untukku
Aku tahu ini hanyalah
Kisah yang bukan apalah
Ujungnya hanya jadi masalah
Sebaris dua baris kutulis kata
Untaian syair tanpa makna
Kukatakan berhentilah sebelum jauh
Aku tak mau kamu jenuh
Cukup, jangan teruskan
Otakmu lelah jika dipaksakan
Kelak kamu mengerti
Empat belas baris ini tanpa arti
Lupakan saja apa yang kuungkap
Aku suka cokelat
Tidakkah kamu lihat
Depok, 220129, if u know what I mean
Photo by Brian McMahon on Unsplash