Kepada Angin yang Berjodoh dengan Hujan

Oleh Putri Fazriyanti

Siapa bilang jodohnya hujan itu matahari? Matahari dengan teriknya dan hujan dengan dinginnya. Seperti dua sisi mata uang yang tidak bertemu. Kalau bahasa ilmiahnya air dengan api. Hanya saja jika matahari bersama hujan akan terbentuklah pelangi. Indah namun semu.

Tetapi tahu kah kau, bahwa kau hadir agar dapat menyapu hujan perlahan. Bahwa kau tahu seberapa besar kapasitas hujan agar manusia dapat menikmati sendunya rintik hujan. Karena tanpa itu, hujan akan datang tanpa terbendung hingga mengakibatkan dampak besar seperti badai.

Angin sadarkah kau jika hembusan mu ditunggu banyak orang? tanpamu tak akan mungkin bisa mencium wangi bunga dari kejauhan. Dan tanpamu, wanita tidak akan menyadari betapa cantiknya ia ketika sepoi anginmu menyentuh pakaian dan wanginya parfum menyeruak tercium oleh lelaki pemikat yang mungkin akan berjodoh. Bisa dibilang, kau adalah mak comblang alam kami.

Sebenarnya bagaimana kau ada? tak terlihat namun nyata. Tak berbentuk namun terasa. Misteri alam memang ajaib. Membuat sadar bahwa penciptamu memang hebat, sebagaimana Ia menciptakan kami. Apalagi jika kau mulai menggoda kami dengan sapaan lembutmu. Membuat kami yang awalnya sedih, menjadi tergelitik untuk tersenyum karena menyentuhmu sangat menggelikan. Seakan kau berkata tidak apa untuk tidak baik baik saja. Dan kemudian, airmata yang tersisa seakan engkau hapus. Mengering. Apakah itu bahasa cintamu pada kami?

Tahukah kau, tanpamu waktu terasa terhenti. Sunyi. Sepi. Terlalu tenang dan menakutkan seperti akan ada hal buruk yang terjadi. Dan memang biasanya begitu. Kau akan hadir bersama hujan hingga terbentuklah badai atau angin topan. Jika itu terjadi, kami manusia hanya dapat berdoa dan berharap baik baik saja. Sebegitu besarnya kah kekuatanmu? Apa itu salah satu emosimu? Seperti anak kecil yang merajuk saat tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Tetapi dengan luapan yang lebih besar dan mengerikan. Dikota hujan ini, kau bahkan datang bersama hujan dan menyebabkan banyak pohon tumbang. Sebesar itukah salah kami padamu hingga kau seperti itu?

Sepertinya kau mengerti bahwa alampun telah lelah dengan sifat kami. Alam yang sejatinya kami jaga dan kami cintai menjadi rusak akibat kelalaian kami. Tentu tak semua, hanya beberapa pihak yang kebetulan menjadi mayoritas di bumi ini dan beberapa manusia yang menganggap remeh kekuatan alam. Salah satu akibatnya berapa banyak rumah menjadi rata dengan tanah. Berapa banyak manusia kehilangan nyawanya akibat peringatan itu. Apakah itu perintah Tuhan kepadamu? Aku yakin kau menolaknya tetapi apalah kau sedang sang pencipta memberimu titah.

Maafkan kami.. Maafkan..

Namun dibalik itu semua aku bersyukur padamu. Aku belajar padamu arti cinta, kasih sayang dan kecemburuan. Bagaimana memberi kasih dan alam akan memberi sayang. Bagaimana kecemburuan hadir ditempat yang indah karena manusia menjaga alam. Bahkan kau ada jauh sebelum kami ada sebagai bukti cintamu pada kami tak terbatas.

Aku pernah mendengar seseorang berkata bahwa kau bisa menyampaikan rindu pada orang terkasih. Apakah benar? jika benar, tolong sampaikan padanya rindu ku yang menggebu yang hanya bisa aku sembunyikan dalam diam. Aku berharap alam mendengarnya. Bukankah kau bagian tubuhnya? Tolong tetaplah indah agar anak keturunan kami dapat merasakannya.

Sepoimu terasa, entah mengapa seakan kau berbisik dan mengiyakan untuk menyampaikan pesan itu.


Photo by Markus Gempeler on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *