Tadabbur Potongan Ayat 25 Surat Al-Baqarah


Oleh: Arya Noor Amarsyah

Hari ini teman-teman makan buah-buahan apa? Kemarin?

Sekarang sedang musim buah mangga. Ada yang suka makan mangga harum manis? Suka pepaya bangkok?

Siapa yang lebih memilih makan buah pier hijau daripada pier kuning?

Siapa yang pernah takjub dengan manisnya rasa apel Malang, padahal buahnya kecil?

Menurut saya, pisang barangan termasuk buah-buahan yang enak. Bagaimana menurut teman-teman?

Siapa yang pernah membeli dan makan buah nanas asli Pemalang yang rasanya manis-manis asem?

Bagi penggemar buah durian, tentu tidak akan melewati untuk menikmatinya.

Berbagai jenis buah jeruk, juga ada yang teman-teman sukai.

Tahukah teman-teman, insya Allah jika di surga, kita akan menikmati kembali buah-buahan yang menjadi kegemaran?

Karena Allah telah berfirman terkait hal ini. Jika mentadabburi ayat 25 surat Al-Baqarah, kita akan menemukan pengertian tersebut.

Dalam ayat 25 itu terdapat potongan ayat, “Kullamaa ruziquu minhaa min tsamaratin rizqon, qooluu hadzalladzii ruziqnaa min qoblu” (setiap diberi buah, mereka (penghuni surga) berkata, “Ini (buah) DULU, kami pernah diberi Allah)

Buah apa saja yang diberi Allah di surga, bisa dipastikan kita pernah menikmatinya di dunia.

Selain itu, kata buah yang diungkapkan dalam ayat diungkapkan dengan kata tsamarotin.

Kata tsamarotin adalah nakiroh dalam bahasa Ara, menunjukkan arti buah apa saja. Bisa jadi, kita makan buah A, tapi muslim Palestina tidak memakannya.

Sebaliknya muslim Palestina makan buah B, muslim Indonesia tidak mengonsumsinya.

Kita tidak mengonsumsinya, bukan berarti tidak ada di surga. Semua buah-buahan ada di surga. Pengertian ini diambil dari kata tsamarotin


Photo by Karolina Kołodziejczak on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *