Andai Ini Ramadhan Terakhirku

Oleh: Suci Raharjo

Masih dengan Mas Bejo dalam Tantangan Ramadhan Writing Challangenya Bang Lutfi dan Tim @books4care dan @kinaraya_dotcom. Ga kerasa hari ini sudah masuk hari ke 23 Ramadhan 1441 Hijriah. Dan tulisan ku kali ini juga merupakan tulisan terakhir dalam kegiatan ini. Judul yang diberikan sangat menarik. “Andai Ini Ramadhan Terakhirku”, sederhana namun nyata, dan sayangnya sedikit sekali diantara kita, ya… mungkin juga termasuk saya yang mau serius merenungi judul tulisan kali ini. Padahal bicara masalah “terakhir” tak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat memastikan kapan waktu terakhirnya…

Ya… Kematian bisa datang kapan saja dan dimana saja. Kematian adalah sebuah keniscayaan. Pernah ga sih kita ngebayangin kalau dalam 8 hari terakhir ini adalah 8 hari terakhir kita bertemu dengan Bulan Ramadhan??? Pernah ga kita ngebayangin kalau dalam 8 hari terakhir Ramadhan ini kita tiba-tiba sakit, berobat dan ternyata dokter bilang kalau kita mengidap suatu penyakit yang sudah kronis dan ternyata umur kita sudah tak lama lagi, tinggal menghitung hari??? Atau pernah ga kita ngebayangin kalau seandainya malaikat Izrail datang kepada kita saat kita tidur dimalam hari dan menyampaikan akan mencabut nyawa kita saat ini juga, lantai saat kita terbangun kita akan bangun untuk sahur, ternyata kita ga liat pasangan dan anak-anak disamping kita dan setelah kita sadar ternyata kita sudah berada di alam lain??? 

Bukankah kita tau bahwa dunia tidak lebih dari sekedar permainan belaka?? Bak kita sedang berada di Dunia Fantasi, kita bebas bermain wahana apapun yang ada, menangis, teriak, tertawa dan bergembira menikmati wahana permainan tersebut, namun kadang kita lupa ada peraturan-peraturan yang wajib ditaati selama kita berada di dalam arena Dufan, salah satunya adalah jam operasional Dufan hanya sampai jam 20.00 Wib maksimal, dan di jam itu, aka nada security yang memaksa kita untuk keluar dari tempat itu dan pulang ke rumah. Begitupun dengan kehidupan ini, kita bebas melakukan apapun disini, mencari apapun, mendapatkan apapun di dunia ini, namun kita sering kali lupa bahwa ada banyak peraturan dan ketentuan “aturan main” didalamnya yang wajib kita ikuti, baik norma adat, hukum maupun agama, salah satunya ketentuan bahwa “Kelak Pasti Izrail akan menjemput kita pulang”.

Andai ini Ramadhan terakhirku……. Andai lebaran tahun ini, 1 Syawal 1442 H kita tak bisa menikmati kebersamaan kumpul bersama keluarga yang kita cintai……. Andai lebaran tahun ini, 1 Syawal 1442 H kita malah sedang sibuk menjawab wawancara Munkar dan Nakir di Alam Kubur….

“Man Rabbuka???? ……… Siapa Tuhanmu???……..”

“Ma Dinuka???? ……… Apa Agamamu???……..”

“Man Nabiyyuka???? ……… Siapa Nabimu???……..”

“Ma Kitabuka???? ……… Apa Kitabmu???……..”

“Aina Qiblatuka???? ……… Dimana Kiblatmu???……..”

“Man Ikhwanuka???? ……… Siapa saudaramu???……..”

Andai aku harus pulang dan andai aku boleh meminta, aku ingin pulang di Bulan Ramadhan dengan segala keistimewaan dan kebesaran yang didapakan di Ramadhan ini. Beruntungnya kita yang masih diberi kesempatan umur oleh Allah, sehingga kita bisa berjumpa kembali dengan Bulan Agung yang sangat dielu-elukan oleh semua orang beriman di dunia ini. Hanya di bulan inilah, Allah mengobral pahala dan ampunan secara habis-habisan. Tuhan berikan kasih sayang, ampunan, dan rahmat-Nya kepada kita secara cuma-cuma, gratis, dan tanpa syarat. Seluruh ibadah yang apabila kita kerjakan di bulan ini hanya demi mengharap ridho Allah semata, akan dibalas oleh-Nya dengan pahala yang berlipat-lipat dan apabila kita melakukan perbuatan dosa, entah itu secara sengaja maupun tidak, maka akibat dosa yang kita terima itu dihitung satu dosa, tergantung sebanyak apa dosa yang kita perbuat itu, tanpa perlu digandakan lagi oleh Allah. Lihat, betapa pemurahnya Allah dan betapa sayangnya Allah kepada umat-Nya.

Andai ini Ramadhan terakhir kita, tentu kita tidak akan mengeluhkan beratnya puasa di siang Ramadhan ini. Tentu kita akan melakukan sholat tarawih, tahajud, taubat, qiyamul lail dan ibadah yang lain dengan penuh kekhusyu’an. Tentu kita akan mengiringi tiap hembusan nafas ini dengan lantunan dzikir, menemani detakan jantung dengan kalimat istighfar. Tentu kita akan mempersiapkan diri kita sebaik mungkin agar di penghujung usia ini bisa menemui akhir yang khusnul khatimah. 

Umur manusia memang misteri dan hanya Allah semata yang mengetahuinya. Kita tidak tahu kapan usia kita akan berakhir. Namun terkadang kita lupa bahwa Allah menjadikan usia kita sebagai misteri justru agar kita bisa mendayagunakan akal dan pikiran kita, bahwa kita bisa mati kapan saja. Dan betapa bodohnya kita, ketika kita mengetahui bahwa kematian bisa datang kapan pun, namun kita masih saja dengan tenangnya mengerjakan kemaksiatan dan pekerjaan yang sia-sia dalam hidup tanpa rasa malu sedikitpun dilihat oleh Allah. Mengingat kematian adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas hidup kita. Sebagaimana Rasulallah pernah bersabda: “Perbanyaklah mengingat perusak kelezatan-kelezatan, yaitu kematian. Tidaklah seorang hamba mendatangi kubur melainkan kubur itu berkata, ‘Aku adalah rumah yang asing, aku adalah rumah yang sendirian, aku adalah rumah dari tanah, aku adalah rumah yang penuh ulat’”.

Dan Rasulallah juga pernah bersabda: “Celakalah! Celakalah orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan, namun dosanya masih belum diampuni oleh Allah!” (HR. Ath-Thabarani)

Andai ini Ramadhan terakhir kita, melalui kesempatan ini, Mas Bejo Al Fakir mengingatkan untuk diri sendiri dan seluruh pembaca yang di Rahmati Allah untuk di 8 hari terakhir ini kita sama-sama meningkatkan amalan-amalan Ramadhan kita. Mari kita optimalkan dan lejitkan ibadah kita di 8 hari terakhir Ramadhan kali ini, karena bisa jadi inilah 8 hari terakhir kita bersama Ramadhan. 

Bekasi, 05 Mei 2021 


Photo by Johannes Plenio on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *