Oleh: Arya Noor Amarsyah
Rezeki itu misteri. Dicari tidak ketemu. Dicuekin, malah datang.
Ketika datang, langsung berbagai rencana muncul. Mau beli ini, beli itu. Mau pergi ke sana, ke luar kota. Jika dibuat list, mungkin lelah membacanya.
Belum lagi rencana itu terwujud, rezeki yang baru datang kembali pergi.
Peristiwa yang terakhir ini pernah dialami. Pagi peroleh Rp 50 ribu, sore harus diikhlaskan.
Hari ini dapat ratusan ribu, esoknya harus direlakan, tanpa sempat dinikmati.
Bahkan pernah alami peroleh air kelapa sebagai bonus beli kelapa untuk diparut. Sudah tergambar rencana akan mencampurnya dengan madu. Karena menurut dr. Zaidul Akbar, mencampur air kelapa dengan madu, khasiatnya luar biasa.
Belum lagi sampai di rumah , apalagi mencampur air kelapa dengan madu, baru beberapa menit, plastik air kelapa jatuh dan pecah.
Allah mudah sekali mencabut rezeki hamba-hamba-Nya. Kasus kebakaran pasar salah satu contohnya. Berapa banyak pedagang yang kehilangan pendapatannya.
Waktu kebakaran pasar Tanah Abang terbakar, bukan hanya pedagang yang kehilangan mata pencaharian. Tapi para pengrajin bordir di Tasikmalaya pun terkena dampaknya.
Home industri bordir di Tasikmalaya, tidak bisa menyalurkan produk yang sudah jadi. Para pengrajin juga harus berhenti bekerja untuk sementara. Karena stok yang tersedia cukup banyak.
Kerugian juga karena produk bordir yang masih di pasar, ikut terbakar.
Para konglomerat tiba-tiba ‘melarat’, setelah terbukti korupsi dan dilanjutkan pembekuan rekening tersangka.
Begitulah rezeki.