Anggap Ini Adalah Ramadan Terakhir: Sudah Berhasilkah Puasa Ramadan Kita?

Oleh: Lisa Lestari

Apa sih, menurutmu hal yang paling berkesan dari setiap Ramadan yang kamu lalui? Apakah sekadar berpuasa menahan lapar dan haus? Atau hanya sebuah momen untuk menikmati waktu tidur lebih panjang dari hari biasanya? Atau justru membuatmu merasa Ramadan adalah waktu yang sungguh tepat untuk bisa berbelanja karena mendapatkan uang lebih dari Tunjangan Hari Raya?

Hmm … sesungguhnya umat muslim ketika menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan adalah agar selalu bertakwa kepada Allah SWT. Takwa ini menjadi ukuran keberhasilan dari seseorang yang telah menjalankan ibadah puasa Ramadan selama sebulan penuh. 

Takwa sendiri diartikan sebagai tindakan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Namun, tidak semua umat muslim menganggap kedatangan Ramadan sebagai sarana untuk meningkatkan takwa. Mengapa? Karena:

  1. Menjalankan Perintah dan Menjauhi Larangan Allah saja tidak cukup

Kalau hanya sekadar menjalankan perintah dan menjauhi larangan saja, rasanya sebuah robot yang diciptakan dan diprogram oleh manusia pun bisa melakukan hal tersebut. 

Hal yang membedakannya adalah manusia memiliki hati dan iman, sedangkan robot tidak. Maka, umat islam harusnya ketika mengerjakan puasa Ramadan melakukannya lebih dari sekadar rutinitas tiap tahunnya.

Jadi, umat islam yang menjalankan ibadan puasa Ramadan sudah seharusnya melatih hati agar dapat menjalankan syariat karena panggilan iman dan jiwa.

  1. Bulan Ramadan Banyak Mengajarkan Kesabaran dan Kejujuran

Bagian ini, hampir semua umat muslim mengetahuinya. Ada beberapa pelajaran yang dapat oleh umat muslim setelah bulan Ramadan. Yaitu, bulan Ramadan mengajarkan kesabaran dengan menahan lapar dan haus serta menjaga lisan.

Bulan Ramadan juga mengajarkan kejujuran, sebab ibadah puasa ini sifatnya sangat rahasia, hanya manusia itu sendiri dengan Allah SWT yang tahu.

  1. Ramadan Juga Mengajarkan Peduli Terhadap Sesama

Berpuasa bukan menjadi alasan seseorang untuk bermalas-malasan tanpa menghasilkan sesuatu. Umat muslim diajarkan untuk peduli dengan sesama. Ramadan juga memberikan kesempatan untuk ikut merasakan laparnya saudara-saudara yang tidak seberuntung kita, sehingga kita menjadi lebih berempati, berbagi, dan menolong sesame.

Apakah kita sudah memenuhi syarat sebagai umat muslim yang sudah meningkatkan ketakwaan saat bulan Ramadan? Marilah bermuhasabah dari masing-masing hati dengan sibuk bertanya:

  1. Sudahkah meningkat kuallitas ibadah wajibnya? Dari yang entar-entar aja salatnya saat panggilan atau justru sudah siap ketika panggilan salat berbunyi? Atau pas Ramadan salat wajibnya tepat waktu dan berjamaah, tapi setelah Ramadan kembali terlena?
  2. Bagaimana dengan ibadah sunahnya? Terlewat ataukah makin rajin melaksanakan? Dibawa hingga usai Ramadan atau berhenti hanya saat Ramadan saja?
  3. Apa kabar tadarus kita? Apakah siap untuk melanjutkan seperti saat Ramadan?
  4. Cek juga dengan sedekah kita. Masihkah akan dilanjutkan setelah Ramadan berlalu seperti saat Ramadan?
  5. Tengok juga dengan lisan kita. Ketika Ramadan kita berusaha menjaganya, tapi setelah Ramadan apakah akan tetap dijaga?

Hanya itu saja kah cek poin untuk muhasabah? Tentu saja tidak! Setiap orang pasti akan berbeda memaknai muhasabah di akhir Ramadan. Membayangkan Ramadan tahun ini sebagai Ramadan terakhir, seringkali membuat kualitas ibadah pun meningkat. 

Namun ingat, usai Ramadan semangat takwa harus tetap dijaga untuk 11 bulan berikutnya. Bukan hanya berhenti di bulan Ramadan saja. Semoga kita masih dipertemukan pada bulan Ramadan berikutnya. Aamiin.


Photo by Abdullah Arif on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *