Ramadhan Kedua Setelah Pandemi

Oleh : Wiekerna Malibra

Ramadhan 1442 H telah tiba. Tertatih para pecinta ajaran Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, berusaha untuk membangkitkan kembali gairah Ramadhan. Gairah yang sempat terkoyak oleh pagebluk Corona dan ketatnya protokoler kesehatan. Sejak Pandemi Covid-19 menyergap dunia dan menyebabkan tingginya angka kematian akibat Covid-19 di tahun 2020 lalu. 

Ramadhan 1441 H. Dunia begitu suram. Hampir tak terasa nafas dan nadi puja-puji pada IIlahi membahana di rumah-rumah Ibadah. Masjid dan Musholla, yang dulu di malam-malam Ramadhan ramai oleh umat Islam mengerjakan sholat tarawih ber-jama’ah dan tilawah Qur’an serentak sepi. Tagar #ibadahdirumahaja menghiasi banyak lini masa.

Pagebluk Corona telah membuat jarak yang sangat pekat, meski manusia saling dekat. Kebisuan yang mencekam hingga Hari Iedul Fitri tiba. Meski ada beberapa Kota dan Desa yang diizinkan menyelenggarakan Sholat Ied berjama’ah, tapi lebih banyak lagi Kota dan Desa yang masyarakatnya masih dilarang berkumpul.

Alhamdulillah, pasca 14 bulan Pandemi Covid-19 di Tanah Air kita, Ramadhan tahun ini Masjid dan Musholla kembali ‘hidup’. Suara orang mengaji dari speaker Musholla dan Masjid terdengar lagi hampir setiap malam ba’da shalat tarawih. Gemuruh suara “Aamiin” dari para jamaah saat sholat Isya dan tarawih membuat malam-malam bulan Ramadhan tahun ini tak lagi sepi seperti tahun lalu. Gairah yang sempat hilang, kini sirna dengan semangat menjalankan ibadah bersama lagi.

Suara kanak-kanak kini kembali terdengar saban menjelang pukul 3 pagi. Anak-anak yang selalu penuh sukacita keliling dengan pentongan, kaleng bekas dan bahkan drum mainan untuk membangunkan orang-orang, terutama Ibu-Ibu, untuk  menyiapkan makan sahur keluarga. Sunyinya dini hari menjelang sahur, tak lagi mencekam seperti tahun lalu.

Kini setiap sore, penjaja takjil puasa dari yang berbayar hingga gratis pun berbaris di pinggir jalan dan depan rumah ataupun Masjid. Sore yang indah untuk jalan-jalan, menjelang waktu Maghrib atau berbuka puasa di bulan suci Ramadhan. Khalayak ramai menyebutnya ‘ngabuburit’.

Ramadhan dan Pandemi. Ramadhan ke dua setelah Pandemi. Adalah dua masa transisi yang masih saling berkaitan. Di awal Ramadhan tahun ini yakni Ramadhan ke dua setelah Pandemi, gelayut sepi masih terasa seperti Ramadhan Pandemi tahun lalu. Namun setelah seminggu berlalu, gelayut sepi itu perlahan sirna.

Gairah Massa menjalani Ramadhan dan menyambut Lebaran pun mencuat. Dengan mulai ramainya toko-toko pakaian menjajakan pakaian keluaran terbaru. Dan Massa yang menyerbunya dengan senang dan semangat untuk membeli baju baru. Sesemangat mereka menyediakan bahan-bahan makanan sehari-hari untuk buka dan sahur, juga kue-kue kering menyambut Hari Raya nanti.

Alhamdulillah. Ramadhan tahun ini berkah rejeki lebih terasa dan terlihat untuk sebagian besar penduduk di Indonesia. Kiranya perekonomian umat mulai meningkat. Dibanding masa paceklik pagebluk Corona tahun lalu. InsyaAllah keadaan akan lebih baik lagi untuk semua. Ramadhan adalah bulan kebaikan. Bulan penuh doa dan harapan. Semoga Allah angkat penyakit dan bala dari Negeri kita dan dunia. Semoga Allah ampuni segala salah dan khilaf kita sebagai umat manusia. Aamiin YRA.


Wiekerna Malibra, Ibu 3 anak. Suka menulis Puisi dan pernah dimuat di LINIFIKSI dan Jejak Publisher. Puisi Antologinya :“Cinta Di Bumi Raflesia”, “Kutulis Namamu Di Batu”, “The First Drop Of Rain”, “Perempuan Memandang Dunia”, “Roncean Syair Perempuan”, “Antologi Puisi Rindu” dan “Gempa Pidie 6,4 SR. 05.03 WIB”. “Kumpulan Puisi Kopi 1,550 mdpl”, “Tifa Nusantara 3: Ije Jela”, “Cimanuk, Ketika Burung-Burung Kini Telah Pergi”, “Puisi Peduli Hutan” dan “Arus Puisi Sungai”. “Dari Negeri Poci 6: Negeri Laut”, “Puisi Kartini 69 Perempuan Penyair Indonesia”, dan 4 kumpulan puisinya dimuat www.kompas.com. Antologi Cerpennya “Wak Ali dan Manusia Lumpur”. Cerpen lainnya di Majalah Sekar dan Story juga dalam KumCer Anak. 


Photo by journaway Rundreisen on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *