Ambil Saja Hikmahnya

Oleh: Anby

Tahun ini, ramadhan kita masih diselimuti suasana pandemi seperti pada tahun sebelumnya. Masih dengan memakai masker, serta saling menjaga satu sama lain dengan tidak berkerumun. Adaptasi kebiasaan baru ini tentu saja bukan hal yang mudah, namun bukan hal sulit juga jika kita sungguh sungguh menjalankannya.

Dalam upaya menjaga penularan virus tersebut, sekolah masih memberlakukan kegiatan belajar mengajar secara daring (meski tidak sepenuhnya daring, dalam seminggu 2 hari tatap muka dan 4 hari selebihnya daring). Bagiku yang tinggal di pedalaman desa, kegiatan daring ini tidak sepenuhnya mudah untuk dijalankan, selain faktor signal di desa yang naik turun, juga karena tidak semua siswa memiliki smartphone yang bisa menunjang kegiatan tersebut. Di tahun kemarin saat kegiatan full daring, sekolah membuat kebijakan home visit, dan hal itu tentu membuat para guru bekerja lebih ekstra (apalagi bagi guru yang berdomisili berbeda dengan domisili tempat mengajarnya) karena harus mengunjungi rumah siswanya satu persatu. Lelah tentu saja, namun dengan begitu, kita bisa memperbanyak saudara dengan bersilaturahmi kepada keluarga dari murid kita, juga upaya menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan siswa karena bisa mengenal mereka dari berbagai sudut pandang. Kita bisa melihat bagaimana sikap mereka terhadap orang tua mereka, bisa melihat bagaimana perilaku mereka ketika di rumah serta bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka di rumah. Ternyata dibalik lelahnya kegiatan home visit tersebut, semakin mengeratkan ukhuwah diantara kita.

Tak hanya itu, karena semua anggota keluarga berkegiatan melalui daring, kita bisa berkumpul lebih lama di rumah. Jika hari biasa, kita hanya berkumpul saat weekend atau saat malam saja, saat ini, kita bisa berkumpul bahkan saat mengerjakan tugas masing masing. Sungguh momen yang sangat indah. Suasana inipun membuat suasana rumah semakin hangat dan cair, tawa yang biasanya jarang terdengar, kini bisa menggema kapan saja. Hal ini membuat senyum di pipi ibu semakin sering terlihat dibanding hari hari sebelumnya. Begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil saat kita ikhlas menjalankannya. Walaupun seperti yang kita tahu, tidak selamanya work from home itu menyenangkan.

Allah selalu memberikan hikmah dari setiap kejadian yang terjadi. Tinggal bagaimana sikap kita dalam menjalaninya. Hikmah terlihat ketika kita sabar dan ikhlas menjalankan semua keadaan yang ada, tentunya dengan tidak berputus asa dan diam tanpa usaha. Kita bisa membuat suasana yang lebih baik, atau melakukan kegiatan kegiatan positif seperti membuka taman baca untuk anak anak yang tinggal disekitar kita, atau mencoba hobi baru dengan mengikuti challenge challenge kepenulisan, atau bahkan belajar memasak pada ibu kita. Agar kelak ketika sudah berumah tangga kita bisa memasakkan makanan kesukaan suami kita.

Selain Muamalat ma’annas yang bisa kita eratkan di suasana pandemi ini, kita juga bisa mengeratkan mu’malah ma’allah. Apalagi di sepuluh hari terakhir ini. Kita bisa memaksimalkan diri dalam mencari malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Jika biasanya kita sedang sibuk sibuknya mempersiapkan diri untuk mudik ke kampung halaman di 10 hari terakhir Ramadhan, kini kita bisa mengalihkan kesibukan kita dengan memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir dari ramadhan ini. Bisa saja ini menjadi cara Allah untuk mendekatkan hamba-Nya untuk kembali ke jalan-Nya.

Dengan banyak mengingat Allah, tentu hati kita akan merasa tenang meski suasa pandemi ini sangat meresahkan.


Photo by Alexander Dummer on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *