Oleh: Arya Noor Amarsyah
Bertemu keponakan yang ‘pulang kota’ membuat diri terkejut. Biasanya tidak pernah sholat Dhuha, kini dia menunaikamnya.
Sebelumnya mengenakan busana muslimah dengan perpaduan celana panjang. Kini diganti dengan rok panjang dan lebar.
Perubahannya ini tidak lepas dari tempatnya mengajar. Berbagai aturan Islami diterapkan pada para murid dan guru.
Anin begitu sapaannya di sekolah bercerita. “Kalau murid-murid sholat Dhuha, sebagai guru bila tidak menunaikannya, jadi malu. Tidak enak hati. Jadi ikutan sholat Dhuha,”
Anin juga bercerita ketika murid-murid jalani puasa sunnah, sedangkan dia tidak. Saat makan siang tiba, dia mencari rekan guru lain yang tidak berpuasa. “Makan siang di saat murid-murid dan para guru tunaikan puasa sunnah, membuat diri jadi seperti orang asing.”
Sekolah tempat Anin mengajar bisa dikategorikan sebagai spritual company atau perusahaan yang menerapkan berbagai ketentuan Islam kepada para karyawannya.
Keberadaan spritual company ini memang berdampak positif.
Bagi yang belum terbiasa tunaikan amalan-amala n sunnah, jadi mulai terbiasa.
Karena di tempat kerja, dibiasakan sholat dhuha dan puasa sunnah, saat di rumah, amalan sunnah ini juga ditunaikan.
Sebaliknya seseorang yang sudah terbiasa lakukan sholat dhuha, ketika kerja di spritual company, jadi punya teman untuk sama-sama tunaikan amalan sunnah ini
Mungkin sebelumnya dia bekerja di perusahaan non spritual company. Dia tunaikan sholat dhuha di kantor seorang diri dan merasa asing di antara teman-temannya.
Tapi begitu bekerja di spritual company, dia punya teman-teman yang membersamainya sholat Dhuha.
Betul kata para ustadz tentang pentingnya berjamaah dalam lakukan kebaikan. Benar juga entang urgent-nya memperbanyak spritual company untuk hadapi serangan kemungkaran dengan berbagai sarananya yang semakin masif.
Photo by Cytonn Photography on Unsplash