Oleh: Arya Noor Amarsyah
Lelah memang. Seorang pengangguran yang cari kerja tak kunjung peroleh.
Lagu Sarjana Muda-nya Iwan Fals, seperttinya dapat mewakili.
Berikut diantara liriknya
Dengan langkah gontai tak terarah
Kringat bercampur debu jalanan
Tercenung lesu, engkau melangkah
Dari pintu kantor yang diharapkan
Belum lagi ungkapan seperti putus asa. Sarjana muda yang bergelut dengan buku selama 4 tahun. Tapi sepertinya sia-sia.
Lagu Iwan Fals ini nampak mewakili kondisi para pencari kerja yang tak kunjung mendapat pekerjaan.
Kondisi di atas, lelah dan nyaris putus asa mencari pekerjaan.
Mirip tapi berbeda dengan kondisi orang yang sudah bekerja. Lelah, mengeluh dan tidak menikmati hidup.
Berangkat pagi dan sering kali lembur. Sampai di rumah tinggal tidur.
Di posisi manakah kita? Kondisi pertama atau kondisi kedua?
Lelah, merasa bosan, merasa tidak menikmati hidup, mungkin suatu yang manusiawi.
Namun bila ini yang dirasakan, baik sebagai pencari kerja maupun sebagai karyawan, ingatlah pada nyamuk.
Nyamuk adalah makhluk Allah yang gigih mencari nafkah.
Hinggap di tangan manusia. Pindah ke kaki, beralih ke wajah.
Seolah menggambarkan, gagal di lowongan yang satu, beralih ke lowongan yang lain.
Seakan mengilustrasikan, usai menyelesaikan satu pekerjaan, beralih ke pekerjaan yang lain.
Satu yang perlu diingat. Nyamuk, baik sebagai makhluk pencari ‘kerja’ maupun sebagai ‘karyawan’ yang bekerja, taruhannya nyawa, bukan hanya lelah
Photo by Erik Karits on Unsplash