Cinta Dalam Doa

Oleh: Sri Wulan

Setelah sekian lama menjalani cerita berdua, kini kisah tentang kita telah berakhir. Tak ada lagi kau dan aku, tapi hanya ada kau dan dia.

Kehadirannya membuatmu lupa akan hadirku. Kecewa sudah pasti, tapi apalah daya karena hubungan yang terjalin tidak lebih hanya sebatas saudara. 

Mengapa menghadirkan dia dalam cerita kita Mas? Apakah kamu tak menyadari bahwa aku menaruh rasa. Hati ini telah terpaut akan semua perlakuan manis yang kamu berikan.

Hubungan kita semakin hari semakin pupus bahkan sudah lama kita tak bersua, sekedar berkirim kabar di akun sosial pun tak pernah lagi.

Hari ini kuputuskan untuk menemuimu, melepaskan rasa rindu yang membuncah di hati.

“Mas, temenin ke mall dong aku mau beli kado buat Bunda.” Ini hanya alasan agar kita bisa bersama seperti dulu, dimana ada aku disitu ada kamu. Menghabiskan waktu berdua tanpa ada pihak ketiga.

Namun, kini semuanya berubah, “maaf ya Ne, Mas mau nemenin Nur liat gedung nikahan kami. Kamu minta Diwan saja ya buat nemenin.”

Hatiku sakit, tapi ku coba untuk tersenyum menyembunyikan rasa kecewa. “Aku pergi sendiri aja deh.” Pupus sudah harapanku agar bisa berdua lagi seperti dulu. 

Sekuat mungkin ku coba menahan rasa perih yang ada walaupun sangat menyakitkan. 


Melepas rasa jenuh, dengan iseng ku buka akun sosialku. Maksud hati ingin membuat status baru. Namun, saat melihat akun instagram, hati kembali berdenyut nyeri, kembali kau torehkan luka di sana. Bagaimana bisa kamu meng-unfollow akunku.

Kukira hanya instagram, tapi ternyata semua akun sosial media sudah kamu unfollow bahkan semua foto-foto dan video kenangan kita berdua sudah dihapus.

Untuk kesekian kali tangisku pecah, mengapa begitu tega kau menyakiti hati ini. Belum kering air mata mengalir ponsel ku berdering, dengan malas ku lirik siapa yang menelpon. Ternyata kamu yang menelpon, apa kamu mau minta maaf dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?

Hallo, assalamualaikum. Mas?”

Tanpa menjawab salam kamu justru memberondong perintah padaku. “Ne, tolong hapus semua video dan foto-foto di akun sosialmu. Nur marah, dia bilang mau batalin pernikahan kalau aku ngak unfollow dan hapus semua video dan foto tentang kita.”

Menahan isak tangis, dengan suara gemetar aku mengiyakan permintaanmu. “Iya, nanti aku hapus, Mas ngak usah khawatir. Kalau perlu aku hapus juga nomor Mas.”

Aku tak sanggup lagi untuk mengobrol, jadi aku memutuskan secara sepihak obrolan kita. Jika memang dengan menyakiti hatiku bisa membuatmu bahagia maka lakukanlah itu Mas, aku rela asalkan kau bahagia.

Memeluk boneka pinguin pemberianmu, aku kembali menangis. Menuangkan segala rasa sesak di hati. 

Aku yakin seiring berjalannya waktu aku bisa melupakan dan melakukan semuanya tanpamu. Meski butuh waktu bertahun-tahun.


Hari ini hari bahagiamu, aku memilih duduk di bagian belakang jauh dari orang-orang yang ingin menyaksikan ijab kabulmu, saat mendengar kata sah dari penghulu dan para saksi, tangisku tumpah. Ikhlas ku mencintaimu Mas dan sekarang aku juga ikhlas kehilangan. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu.

Kulangkahkan kaki meninggalkan gedung pernikahanmu, meninggalkan semua kenangan yang dulu kita ciptakan.

Taksi online yang ku pesan sudah menunggu, menyeret koper besar berwarna hitam dengan malas masuk ke dalam mobil.

“Aduh kok nangis mbak?” Dengan ramah pak supir bertanya mengapa aku menangis dan menyerahkan kotak tisu yang ada di dashboard.

Ku hapus air mata yang terus berjatuhan, hidung merah, mata bengkak bahkan riasan yang kupoles tadi sudah luntur. 

“Ngak papa pak, cuma sedih aja ditinggal nikah sama saudara.” Jawabku seadanya, benarkan karena memang kami saudara sepupu.

“Ya sudah, saya puterin lagu ya Mbak, biar happy.” Tawar pak supir ramah.

Tak lama terdengar lagu souqy berjudul cinta dalam doa. 

Berakhirlah sudah cerita kita

Setelah sekian lama bersama

Kau hadirkan dia dalam cerita

Yang hanya menyisakan luka

Ku coba menahan perih yang ku rasa

Walau ini menyakitkan

Mendengar lagu itu tangisku semakin pecah, membuat pak sopir semakin cemas. “Maaf Mbak, kok lagunya malah lagu galau sih.” Ucapnya panik mencoba mematikan audio.

“Ngak usah dimatiin Pak, biarin aja.” Pintaku sambil mengusap air mata yang lagi-lagi jatuh. “Lagunya mewakili banget apa yang terjadi sekarang sama aku Pak.”

Pak supir diam memilih fokus menyetir, membiarkan diriku larut dalam kesedihan.

Jika menyakiti aku bisa membuatmu bahagia

Maka lakukanlah itu, tanpamu ku yakin bisa

Ikhlas ku mencintaimu, ikhlas ku kehilanganmu

Semoga kau bahagia dengan pilihanmu itu

Kau bersama dia, aku bersama doa

Jika menyakiti aku bisa membuatmu bahagia

Maka lakukanlah itu, tanpamu ku yakin bisa

Ikhlas ku mencintaimu, ikhlas ku kehilanganmu

Semoga kau bahagia dengan pilihanmu itu

Kau bersama dia, aku bersama doa

Memandang ke arah mobil lain yang berlalu lalang, hatiku berucap mendoakan yang terbaik untukmu. ‘Ku doakan semoga pernikahanmu langgeng dan menjadi keluarga yang samawa serta diberi keturunan yang soleh dan solehah. Mas, selamat tinggal.’


Inspirasi: Souqy – Cinta Dalam Doa


Photo by Tiago Bandeira on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *