Oleh Putri Astrie
Teruntuk: Diriku Sendiri
Perjalanan hidup seseorang sudah diatur oleh Allah. Manusia di dunia ini hanya menjalankan apa yang sudah tertulis. Demikian juga dengan diriku ini. Lika-liku hidup yang kualami sudah tertulis semenjak dalam kandungan diantaranya jodoh, rezeki, dan maut. Perjalanan hidupku tak semulus jalan tol, tetapi ada kerikil kecil yang menyertainya. Benar ada ungkapan, kehidupan manusia diibaratkan roda yang berputar kadang di atas sekali waktu di bawah. Ada tawa, canda, rasa marah dan kecewa juga ada di sana Tangis bahagia dan kesedihan pun mewarnainya. Aku pun sudah merasakan hal tersebut.
Kesedihan terbesarku saat itu adalah kehilangan cinta pertamaku. Hampa hatiku kala itu, Ditinggalkan saat aku tak berada di sisinya. Rasanya aku kehilangan kendali diri. Berhari-hari hanya menangis dan menutup diri itu yang kulakukan. Muka kusut pucat dan tubuh tak terurus. Untunglah keluarga sangat mengerti dan saling memberi dukungan untuk menguatkan satu sama lain. Butuh waktu yang cukup lama, hingga akhirnya mampu menerima takdir ini dan berusaha ikhlas.
Untuk diriku sendiri
Permasalahan hidup setiap orang tidaklah sama. Maafkanlah aku yang sampai saat ini masih belajar mencintai diri sendiri dan berusaha mengenal diri sendiri. Aku merasa belum dewasa sepenuhnya. Diriku masih berusaha menemukan berbagai jawaban dari beragam pertanyaan yang seringkali mengganjal hati. Ketakutan terbesar untuk gagal selalu menghantui di saat ingin mencapai sesuatu impian karena minimnya rasa percaya diri.
Aku tahu setiap individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan sering melupakan satu hal, bahwa tidak ada satu manusia pun yang sempurna. Maafkan diriku yang bersifat kompetitif dan membandingkan diri dengan orang lain. Kepercayaan diriku sangat kurang. Aku merasa pencapaian targetku selalu di bawah orang lain padahal sudah berusaha mengerjakannya semaksimal mungkin. Namun, hal tersebut tak membuatku patah semangat untuk senantiasa belajar lagi.
Ya, aku saat ini masih harus banyak belajar mengendalikan diri dan emosi. Penyesalan itu memang datangnya selalu terlambat. Lebih baik terlambat daripada tidak pernah menyesali suatu kesalahan atau merasa paling benar. Saat berbuat kesalahan, tidak perlu merasa insecure dan menyalahkan diri sendiri terus-menerus. Ingat bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan. Kesalahan yang dilakukan bisa dijadikan pengalaman dan pelajaran untuk tumbuh menjadi individu yang lebih baik lagi. Seperti kata pepatah pengalaman adalah guru yang terbaik bagi kehidupan.
Untuk diriku sendiri
Nikmat yang Allah Swt. berikan kepada diri ini, tidaklah terhitung banyaknya. Bahkan kalau kita mencoba melakukan hitungan itu, tidak akan mampu karena banyaknya. “Dan jika kamu (mencoba) menghitung (nikmat Allah), pastilah tidak akan mampu melakukannya,” demikian firman-Nya dalam Alquran.
Mensyukuri nikmat, antara lain dengan cara lisan, yakni mengucapkan hamdalah, Alhamdulillah, seraya ditanamkan dalam hati, betapa Mahakasih dan Mahasayangnya Allah pada semua makhluk ciptaanNya.
Untuk diriku sendiri
Tolong ingatkan aku dan ketuk pintu hatiku yang paling dalam apabila aku berbuat salah. Bantu aku agar bisa menjadi orang pandai bersyukur atas segala karunia dalam hidup ini.Tantangan dan lika-liku sepanjang proses yang dilalui itulah warna kehidupan. Jalani semua dengan ikhlas itulah nikmat kehidupan yang sebenarnya. Warna itulah yang harus disyukuri sebagai karunia pemberian Allah yang tak ternilai harganya. Rasa syukur ini yang akan menjadikan hidup bahagia dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Bahagia itu tidak perlu dikejar sampai jatuh bangun, tetapi bahagia bisa terwujud apabila kita mampu menerima semua keadaan. Bahagia itu melekat pada diri yang memiliki rasa hati yang ikhlas.
Kini prinsip hidupku adalah jalani hidup dengan gembira di atas jalan penghambaan dengan tidak banyak tekanan.Tetap menjaga kesehatan, bahagia dengan standar kebahagiaan menurut ukuran pribadi, dan bisa berkarya secara kontinyu. Karya yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil.”
Untuk bersungguh-sungguh diawali dengan niat baik atas segala yang kita inginkan. Seseorang dapat sukses apabila memiliki ketekunan dan kemampuan untuk mengatasi segala rintangan yang ada. Tidak ada kesuksesan tanpa usaha. Dalam agamaku, kita dapat memaknai bersungguh-sungguh untuk mendapatkan rida dari Allah. Awali pagi dengan bismillah. Semoga hari ini kita senatiasa dalam lindungan Allah Swt. Dipermudah segala usaha dan urusan. Senantiasa mendapatkan kebaikan dan selalu dilancarkan rejeki kita.
Tuban, 27 April 2022