Teruntuk Indonesia Raya

Oleh Firsty

Hai Indonesia, apa kabar dirimu? Apakah dirimu selalu merasa damai? Atau apakah marasa banyak sekali riak-riak dan gelombang yang menghempasmu yang bagaikan gelombang air laut yang menghantam dinding-dinding karang di pinggir laut? Ah, tentu saja banyak ya, gelombang bergulung-gulung bergantian menderamu tak henti-hentinya. Tapi saya yakin, sebesar apapun gelombang mencoba dan terus mencoba menghantammu, aku tau kamu akan kokoh sekokoh tebing-tebing karang di pantai selatan.

Pun, pastinya banyak onak dan duri yang menusuk dagingmu sampai berdarah-darah dari waktu ke waktu. Tapi satu hal yang pasti, dagingmu insya Allah sangat kuat menerima onak dan duri tersebut laksana debus banten yang tak mampu disabet atau dibacok pisau, parang, dan juga beling. Daging-daging mereka terlalu kuat menghadapi semua benda tajam itu. Begitu juga dirimu Indonesia, apapun ragam senjata yang mencoba melukaimu, menayabetmu atau membacokmu, insya Allah kau akan kuat menghadapinya. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

Tapi satu hal yang saat ini membuat dadaku sesak dan sedih adalah, kondisimu sekarang yang terlihat ringkih dan tak berdaya dengan berbagai masalah dan rongrongan. Terutama masalah dan rongrongan yang justru datang dari dalam dirimu. Iya, dari dalam dirimu yang lebih utama sih karena masalah yang datang dari luar dirimu bisa ngga ada atau ngga terlihat. Beda dengan masalah yang datang dari dalam dirimu, sangaaat banyak.

Tak henti-hentinya amukan badai besar datang menerpamu saat ini. Mulai dari bencana alam yang , lalu masalah hukum dan peradilan, trus juga masalah kemanan negara yang datang dari OPM di Papua sana. Sikap beberapa menteri dan pejabat yang suka mengeluarkan pernyataan yang aneh-aneh. Luar biasa bagi ujian kesabaranmu kan. Sampai dengan masalah yang terbaru kemarin adalah tentang kenaikan drastis harga minyak goreng yang mengheboh ibu-ibu se-indonesia. 

Beberapa waktu yang lalu, beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan dilanda banjir parah. Coba aja bayangkan, luas area banjirnya ngga cuma beberapa desa atau beberapa kecamatan sekaligus, tapi beberapa kabapaten. Coba bayangkan luasnya. Dan itu, beritanya hampir tidak ada di televisi nasional, karena televisi sudah ‘dikekep’ semua oleh pemerintah. Adanya cuma di sosmed. Untung jaman sudah canggih jadi kita bisa langsung tau kejadian yang terjadi diu belahan dunia mana pun, saat itu juga. 

Tentang Kalimantan, gimana ngga banjir parah di sana, hutan di sana udah banyak yang gundul jadi karena aktifitas penambangan batubara. Lahan hutan juga sudah banyak yang beralih fungsi jadi lahan perkebunan sawit yang konon kabarnya dimiliki oleh banyak pejabat pusat juga, hadeeeuh, ngga bakal ini urusan. Yang tabah dan sabar saja ya Indonesia.  

Dengan luasnya lahan sawit indonesia, maka indonesia menjadi penghasil sawit terbesar di dunia. Tapi, sungguh aneh beberapa waktu yang lalu justru harga inyak gorengyang bahan utamanya sawit justru langka di pasaran. Akibat amukan badai minyak goreng yang tiba-tiba mahal dan langka ini orang-orang pada ngantri minyak goreng. Apa wajar ngga sih, Indonesia penghasil sawit terbesar di dunia tapi minyak gorengnya tiba-tiba jadi langka?

Antrian pembelian minyak goreng udah kaya orang mengantri bantuan BLT, menumpuk selapangan trus penuh dengan syarat yang ngga wajar. Masa iya beli minyak goreng aja pakai foto kopi KTP segala macam? Aneh! Trus ada pula seseibuk yang kemudian menyanyangkan antrian minyak goreng ini. Ia malah menuruh ibu-ibu kalau masak jangan Cuma digoreng, mbok ya dikukus dan direbus juga. Aneh, dia juga ibu-ibu tapi ngga ada empatinya sama sekali terhadap ibu-ibu di Indonesia. Hadeeu, ibu bangsa macam apa dia.

Eh begitu pemerintah menghapus subsidi minyak goreng, tiba-tiba saja minyak goreng mucul lagi di pasaran meski dengan harga yang sangat muahaaal. Kan aneh banget ya kan. Lebih aneh lagi masa iya negara tidak bisa berbuat apa-apa menolong rakyatnya, sampai-sampai mentri ‘curhat’ tentang minyak goreng yang ‘dikendalikan’ harganya sama pengusaha? Sungguh aneh kan? Harusnya negara yang bisa mengatur pengusaha tersebut, bukan pengusaha. Huuuf, kesal akutu ) *lap keringat di jidat.

Belum lagi masalah negara yang berhubungan dengan keuangan negara. Jiwasraya bangkrut atau dibangkrutkan ? Sehingga membuat kerugian yang besar pada nasabah-nasabahnya. Lalu juga negara memakai dana haji untuk pembangunan, khusunya jalan tol. Itu kan kebangetan banget memakai duit umat, bukan duit negara atau duit pemerintah.

Pokoknya ya Indonesia, mengingat apa yang terjadi saat ini pada dirimu sungguh bikin miris. Bikin pusing dan bahkan bisa bikin emosi mulu setiap ngomongin kondisimu saat ini. Saya termasuk orang yang berharap dan berdoa semoga rezim yang saat ini sedang berkuasa segera berganti dengan pemerintahan baru yang amanah dalam mengelola dirimu, negara ini. Aamiin.

Makasih ya Indonesia yang udah mendengarkan tjurhat dirikuu, semoga dirimu selalu jaya dan tetap kokoh ya apapun rintangan dan hambatan yang terjadi pada dirimu. Aamiin.


Photo by Ashwini Chaudhary(Monty) on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *