Oleh : Nik Damayanti
Teruntuk Indonesiaku.
Halo negeriku, bagaimana kondisimu? Semoga semuanya baik-baik saja.
Aku bangga tinggal di bumimu. Negara yang begitu elok dengan gunung-gunung yang menjulang tinggi, sungai yang begitu jernih, berjuta pohon tumbuh sumbur, udara yang segar dan tanaman padi yang melimpah ruah. Indonesiaku, kamu sangat mempesona. Itu yang membuat siapapun ingin pulang sejauh apapun kaki melangkah. Padang rumput hijau dan gemericik air, mencipta indah alam desa membuat jiwa semakin teduh.
Tidak ada Negara yang menyerupaimu, ribuan pulau yang berjajar dari Sabang sampai Merauke membuat mata dunia terpukau. Adat budaya yang beraneka ragam memperkaya kebhinekaan yang tunggal ika. Bahasa dan suku yang berbeda-beda menjadi identitas bangsa dan kekayaan yang tidak dimiliki Negara lain.
Indonesiaku, letakmu sangat istimewa. Berada di garis khatulistiwa dan diapit oleh dua benua juga dua samudera. Belum lagi kekayaan hayati yang terkandung di dalamnya. Juga peninggalan sejarah termasuk candi dan penanda sejarah lainnya banyak ditemukan.
Keindahanmu membuat banyak wisatawan ingin mengunjungi, baik dalam maupun luar negeri. Orang bilang tanah kita tanah surga, seperti lagu Koes Plus, itu memang benar adanya. Tanah yang subur menjadikan apa saja yang ditanam akan tumbuh dan menghasilkan. Apabila manusia bisa merawatnya, maka tidak akan kekurangan..
Kekayaan yang terkandung di dalamnya menyebabkan banyak bangsa asing yang ingin menjajahmu. Beratus-ratus tahun mereka menginjakkan kaki di tanahmu. Berkat jasa para pahlawanlah penjajah diusir dari bumi Indonesia. Kamu sebagai saksi perjuangan itu karena darah mereka seringkali membasahi tanahmu. Untuk itu jangan kita sia-siakan perjuangan mereka, sekarang saatnya bagi kita meneruskan perjuangan dengan membangun Negara ini.
Indonesia adalah saya, kamu, dia, dan mereka, lebih tepatnya kita semua. Oleh karena itu dibutuhkan partisipasi semua warga negara tanpa terkecuali untuk dapat merubah Negara ini menjadi lebih baik baik. Untuk mengubah Negara ini maka harus dimulai dengan mengubah diri sendiri, Saya paham tentang hal ini, tetapi apalah saya, hanyalah serpihan kecil dari Negara ini. Seperti halnya remahan rengginang dalam kaleng Kong Guan yang tidak memiliki kuasa apa-apa terhadap Negara ini. Sudah ada perwakilan yang telah kami pilih, yang telah kami beri amanah untuk membuat kebijakan-kebijakan untuk menjadikan Negara ini lebih baik. Semoga lebih banyak pejabat publik yang jujur, berdedikasi, dan kompeten di tanah tercinta. Sehingga Indonesia menjadi lebih sejahtera, lebih berwibawa, dan lebih dicintai rakyatnya serta dihormati dunia internasional.
Ada pepatah mengatakan,”Jangan tanyakan apa yang Negara telah berikan kepadamu. Namun, tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu”. Saya paham bahwa tak patut untuk menuntut Indonesia tercinta. Indonesia adalah saya, dan saya adalah Indonesia, maka tak patutlah saya menuntut kepada Indonesia.
Berkibarlah merah putih setinggi-tingginya. Kita jangan terlena dengan sejarah dan fakta yang hebat tentang Negara ini, membuat tertinggal dari Negara lain. Perjuangan harus dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Sekarang saatnya kita bangkit meninggalkan ketertinggalan. Indonesia Raya menggema di dada para pemuda yang siap mengharumkan namamu di penjuru dunia. Semangat Indonesiaku!
Terima kasih Indonesiaku, engkau telah memberikan tanahmu untuk tempat bersujud dan hidup selamanya. Meskipun mata melihat dunia, namun kaki tetap memijak tanahmu. Saya akan terus berkarya sebagai wujud rasa cinta kepadamu. Kecantikanmu akan saya ceritakan pada semua. Di tanahmu aku memulai dan mengakhiri hidup hingga bersatu dengan tanahmu nanti.
Photo by Hannah Busing on Unsplash