Aku Kecewa

Oleh Sriwulan

Tanjung Mulyo, 18 april 2022

Aku tak tahu harus memulainya dari mana? Terlalu banyak unek-unek yang ingin disampaikan.

Jujur belum pernah aku merasa dikecewakan separah ini, sakit rasanya. Tapi mau mengadu ke mana?

Dulu aku sangat berharap pada pemerintah sekarang untuk bisa memajukan dan mensejahterakan rakyat Indonesia, tapi nyatanya bukan kemajuan dan kesejahteraan yang didapat tapi justru keterpurukan.

Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sangat tak adil karena hanya mementingkan kelompok tertentu. 

Dulu ketika kampanye pemilu katanya sangat peduli dengan rakyat kecil dan akan mendengarkan suara kami, tapi kini yang terjadi justru rakyat kecil semakin dipersulit.

Padahal Negara Indonesia dan Negara-Negara di dunia baru saja berbenah dari musibah dengan adanya wabah virus Corona, imbas dari virus tersebut banyak perusahaan gulung tikar dan akhirnya berdampak pada phk massal.

Ditengah kesulitan karena Covid-19 pemerintah justru membuat kebijakan-kebijakan yang sembrono. 

Program-program bantuan yang katanya untuk membantu meringankan beban rakyat kecil justru menjadi sasaran empuk bagi para koruptor belum lagi pembagian bantuan yang didapat tidak merata.

Kami yang sedang terseok-seok karena dampak covid-19 kini semakin terpuruk karena kenaikan kebutuhan pokok.

Pernahkan pemerintah memikirkan bagaimana nasib rakyat kecil ketika semua kebutuhan pokok dinaikan?

Meski berdalih ada bantuan, ada kenaikan UMR atau Upah Minimum Regional hal itu menjadi percuma jika semua kebutuhan pokok ikut naik.

Mengapa tarif listrik dinaikan, subsidi listrik dicabut. Harga Gas naik bahkan kabarnya akan naik lagi dalam beberapa bulan kedepan. Bukankah dulu pemerintahlah yang menghimbau seluruh rakyat Indonesia tak lagi memakai minyak tanah dan beralih menggunakan kompor gas?

Belum lagi efek dari tarif listrik dan harga gas naik, harga-harga barang sembako ikutan naik, bahkan sekarang harga minyak goreng juga naik gila-gilaan setelah berapa bulan yang lalu menghilang dari peredaran. Yang lebih menyakitkan adalah harga bbm juga ikutan naik. 

Pernahkah pemerintah berpikir jika tidak semua rakyat Indonesia itu kaya, dari dua juta lebih hanya segelintir orang yang menyandang status sebagai Sultan, Crazy Rich dan orang kaya. Masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Justru yang banyak adalah kaum buruh, petani, pedagang kecil dan pengangguran.

Aku merasakan dampak kenaikan ini, sebagai istri dari pedagang kue semua kenaikan yang terjadi akan berimbas pada dagangan. Karena pembeli akan lebih memilih membeli kebutuhan pokok ketimbang membeli jajanan.

Jika pembeli berkurang atau bahkan dagangan tak laku, kebutuhan hidup kami sekeluarga juga akan dirugikan. 

Mungkin kami bisa berhemat dengan mengurangi pemakaian listrik, gas dan minyak goreng. Tapi bagaimana dengan usaha dagangan kami?

Kebutuhan sekolah anak juga harus kami perhatikan, belum lagi biaya tak terduga seperti biaya berobat.

Apa pemerintah memikirkan akibat kenaikan tersebut kejahatan semakin merajalela, bahkan beberapa bulan kebelakang suami bercerita jika dua tabung gas yang ada di pasar telah dicuri. Padahal setiap Pasar dipungut uang keamanan tapi tetap saja ada terjadi pencurian. Dari hal ini saja kami mengalami kerugian yang tak sedikit.

Bahkan rumah tetangga yang sering ditinggalkan untuk bekerja disatroni maling, barang yang dicuri adalah tv dan barang berharga lainnya. 

Ini baru yang terjadi di desa kami, bagaimana dengan daerah lain? Bahkan saat melihat berita ada orang yang dibunuh oleh geng motor. 

Tidakkah pemerintah memikirkan semua ini? Jangan berpangku tangan seolah-olah itu bukan urusan kalian.

Sadarlah jika gaji yang kalian terima adalah uang pajak dari rakyat. Seharusnya kalian memikirkan kesejahteraan kami sebagai rakyat Indonesia, bukan memikirkan kesejahteraan kalian pribadi.

Apa kalian pikir kalian bisa menyogok Tuhan? Atau tidak akan mati? Ingatlah semua makhluk yang bernyawa akan mati. Nantinya kalian akan diminta pertanggung jawaban.


Photo by Tim Mossholder on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *