Oleh : Muhammad Abdul Hakim Faqih
Jakarta, 16 April 2022
Halo Bumi,
Di usiamu yang ke 4.543 miliar tahun ini, kurasa sudah terlalu banyak yang berubah. Mungkin tetap sama, tapi aku sangat yakin bahwa isinya tidak demikian. Entah sampai kapan kau akan bertahan dengan kondisimu yang seperti ini? Atau apa mungkin anak atau cucuku pun bisa menikmati Bumi yang jauh lebih baik dari ini?
Orang bijak pernah berkata kepadaku, bahwa manusia diciptakan untuk mengelola Bumi. Mengelola mu! Atau mungkin hanya sekadar mengekploitasimu. Aku sungguh tidak yakin akan hal tersebut. Sebab, sudah terlalu banyak dari manusia di tiap negara yang semakin mengubahmu menjadi tempat yang tak ramah. Tempat yang bisa jadi berbahaya di kemudian hari.
Kemarin, aku merasa suhu di Jakarta begitu panas dari biasanya. Suhunya mencapai 32o C. Bagiku, suhu tersebuh sudah cukup tinggi bahkan air di keran kamar mandi dan wastafel begitu mendidih rasanya. Padahal di keran tersebut tidak ada sistem untuk air panas. Aku sudah merasa tak nyaman dengan kondisimu. Membayangkan sebagai dirimu, mungkin kau pun merasa tak nyaman pula ya.
Aku tahu betul, bahwa isu pemanasan global dan krisis lingkun bukan hal luar biasanya. Semua manusia di seluruh dunia ini pun tahu akan hal tersebut. Tapi mengapa, banyak pemimpin-pemimpin negara tak mengatasinya dengan bijak? Termasuk di negaraku, Indonesia. Mungkin aku yang tak paham atau bodoh.
Aku tak paham akan kebijakan pemerintah melalui PLN yang membatasi pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sebenarnya, pembatasan ini pun tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 26 tahun 2021. Pada peraturan tersebut, seharusnya pemerintah dibatasi paling tinggi 100% dari daya tersambung. Sedangkan memo PLN, memberikan pembatasan 10 – 15 % saja.
Rasa-rasanya terlalu banyak kejanggalan pada peraturan tersebut. Seolah terdapat kontra diksi di antara kedua peraturan tersebut. Apa mungkin pemerintahku hanya ingin berbisnis dengan masyarakatanya? Kau tentu tahu Bumi, bahwa salah satu usaha yang digemari di negeri ini adalah bisnis tambang batu bara. Tidak hanya pengusaha swasta, bahkan keluarga dari orang-orang pemerintah pun memiliki bisnis demikian. Sekali lagi, mungkin aku yang tak paham atau bodoh.
Namun, bukankah kau juga tahu Bumi bahwa Indonesia merupakan negeri tropis? Bukankah pemasangan panel surya jauh lebih baik di banding negara lain? Bukankah energi terbaharukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya jauh lebih efektif dibanding negara-negara di eropa seperti Jerman? Padahal negara tersebut memiliki musim dingin yang bisa mengakibatkan tidak terlihatnya matahari, tapi mereka bisa memiliki pasokan listrik dari tenaga surya.
Pemerintah negeri ini sangat lucu menurutku. Ketika negara-negara di eropa menegur Indonesia mengenai pencemaran lingkungan, seperti penebangan liar dan sebagainya mereka berkata bahwa negara-negara tersebut tidak ingin negeri ini maju. Mereka menganggap karena negara-negara di eropa sana telah lebih dahulu melakukan pencemaran lewat industri batu bara dan mengalami keuntungan darinya. Sungguh lucu. Bukankah berarti pemerintahan negeri ini terlalu kekanakan? Karena pemerintahan ini hanya bisa mengambil dari sisi negatifnya saja dan tidak dijadikan sebagai pelajaran? Aku benar-benar tidak paham dengan pemerintahan negeraku ini.
Bumi, aku hanya berharap lingkunganmu tetap nyaman dihuni. Nyaman bagiku, keluargaku, tetanggaku, tukang sampah di blok sebelah atau seseorang yang entah ada dimana. Usahaku dan orang-orang yang peduli akan dirimu mungkin belum seberapa. Tapi doakan, agar kami bisa menyadarkan orang untuk terus menjagamu.
Salam Hangat
Muhammad Abdul Hakim Faqih
Photo by Matthew Smith on Unsplash