Cokelat Cinta

Oleh Putri Astrie

Teruntuk: Air Cokelat 

Air … tahukah kamu, Desember seperti kata orang Jawa “gedhe-gedhene sumber”. Sebuah filosofi yang mempunyai makna bahwa bulan Desember merupakan bulan berlimpahnya sumber daya terutama air. Hal ini disebabkan karena pada bulan ini Indonesia mengalami musim penghujan. Keadaan alam semesta di bulan Desember yang diwakilkan dengan simbol tokoh pewayangan Batara Endra atau Batara Indra. Seorang dewa penguasa kayangan, penguasa petir dan guntur. 

 Air …, Bulan Desember tahun lalu kondisi alam sulit diprediksi. Cuaca tak menentu kadang terik lalu tiba-tiba turun hujan. Keadaan ini tidak hanya berlangsung di daerahku saja. Namun, daerah lain kondisinya juga hampir sama. Hal ini tentu membuat sebagian orang merasa bersyukur dan ada pula yang tidak menyukainya. Semua bergantung pada kondisi dan pekerjaan yang dilakukan. Ibu-ibu yang cuciannya menumpuk tentu cemberut saat cucian yang berhari-hari tak kering. Berbeda dengan joki payung yang mengais rezeki lewat hadirnya tetesan air hujan tentu kehadiran hujan sangat dinantikan.

Musim penghujan saat itu telah datang.dan hampir setiap hari hujan turun Malam itu mendung di langit tampak menggantung dengan warna abu-abu gelapnya. Tak lama kemudian, tetesan air jatuh ke bumi dengan derasnya. Keadaan cukup mencekam karena kilat dan petir saling bergantian muncul di langit seakan sedang menunjukkan kekuasaannya. Suara yang keras itu membuatku menutup telinga dan bergelung di bawah selimut sambil menutupi wajah. Ya … sejak dulu aku takut dengan suara petir. 

Hujan ini dialami oleh semua wilayah termasuk daerah dataran tinggi di kawasan Selatan. Potensi mengakibatkan datangnya kiriman air cokelat yang penuh cinta semakin tinggi pula. Ternyata benar dugaanku. Berita yang beredar lewat pesan Whatsapp kehadiranmu bagaikan secepat kilat. Datang tanpa diundang dan pergi tanpa diantar.

Air cokelat kirimanmu dari dataran tinggi di sebelah Selatan, ternyata telah membuat permukiman warga tergenang dengan ketinggian bervariasi, mulai dari sekitar 30 sentimeter hingga mencapai 1 meter. Beruntung kehadiranmu tak menimbulkan korban jiwa. Demikian pula dengan sekolahku tak luput kau singgahi. Oh, air cokelat sungguh aku tak mengharap hadirmu di lingkungan sekitarku termasuk sekolah.

 Pagi hari saat menuju sekolah, kulihat di sepanjang jalan sampah masih berserakan dan rumah belum dibersihkan secara tuntas. Dengan hati-hati kususuri jalan agar nanti tak jatuh karena ban motor selip. Hups …  ternyata butuh perjuangan dan ekstra hati-hati melewati jalan yang berlumpur, agar tidak tertimpa musibah yang beruntun.

Kamu pasti tahu letak sekolahku. Sekolahku yang terletak di pinggir sungai jadi kalau rumah warga kedatangan air cokelatmu,  bisa dipastikan sekolah juga terdampak kehadiranmu. Miris hati ini melihat ke luapan air berwarna cokelat itu masih setia belum susut di halaman sekolah. Ternyata, tidak hanya menggenangi halaman sekolah bahkan juga masuk ke ruang kelas. Ada tiga lokal ruang kelas yang terlihat masih tergenang air dan dua lokal ruang perpustakaan dan ruang UKS. Alamat harus kerja ekstra keras ini.

Oh, air cokelat. Seandainya engkau minuman yang aku sukai tentu dengan rasa ikhlas dan senang hati menyambut datangmu. Tak mungkin kutolak kehadiranmu. Namun, saat ini walaupun hatiku berat untuk menerimamu tetapi tak mampu menolak hadirmu. Semua telah terjadi dan taka da gunanya rasa penyesalan.

Membersihkan lingkungan dari genangan dirimu memerlukan tenaga yang cukup ekstra. Berbagai alat digunakan secara bergantian. Lumpur yang tertimbun di halaman harus segera dibersihkan agar akses jalan masuk ke sekolah tak terhalang. Salah satu caranya yaitu menyedot temanmu  dari sungai dengan menyewa mesin pompa air yang biasa digunakan untuk petani mengaliri sawah. Aliran air yang cukup besar mampu untuk membuat kubangan lumpur terangkat. Seandainya menggunakan air sumur atau PAM, entah berapa lama waktu yang diperlukan. Tak bisa kubayangkan waktunya.

Jangan tanyakan akibat yang kau timbulkan. Tanaman di halaman banyak yang porak-poranda. Saat membersihkan halaman sekolah tak sedikit siswaku yang tergelincir. Mereka bukannya marah kalau jatuh tetapi tertawa lepas. Baju kotor tak dihiraukan. Ternyata bisa juga kau memberi keceriaan di wajah yang belum penuh dosa itu.

Selesai membersihkan halaman, giliran berikutnya membersihkan kelas yang terdampak kehadiranmu. Dinding kelas yang baru saja dicat berubah warna dari warna semula menjadi penuh bercak kecokelatan. Buku-buku yang berada di rak bagian bawah menjadi basah dan sebagian tidak bisa digunakan lagi. Memilih dan memilah buku yang masih bisa digunakan dan menjemurnya saat sang Raja Siang menampakkan diri.

Air cokelat yang tak kusayangi 

Hadirmu menimbulkan kesadaran di hati agar jiwa ini mempunyai empati terhadap lingkungan sekitar. Tidak menebang pohon di daerah dataran tinggi dan membuang sampah sembarangan di sungai. Air memang merupakan sumber kehidupan bagi semua mahluk di bumi.   bisa menimbulkan manfaat dan musibah.

Air cokelat kusampaikan juga rasa terima kasihku.  Hadirmu juga bisa menjadi sumber inspirasi. Kutuangkan imajinasi tentangmu lewat sebuah cerpen berjudul ”Banjir Pengantar Lumpur Cinta” dan puisi “Lumpur Cinta” yang kutulis beberapa waktu yang lalu.

LUMPUR CINTA

Sang bayu bertiup kencang

Gerimis merintik membasahi buana

Petir menggelegar bersahut-sahutan

Membuat hati kian meradang

Kucoba menutup mata 

Bermunajat agar dirimu tak datang lagi 

Membawa buah tangan 

 Cokelat penanda cinta dari hulu sana

Lumpur cinta … datangmu tak diharapkan

Segala daya upaya menolak hadirmu

Kau tetap hadir tanpa undangan

Membuat batin dan raga menjerit

Terkulai lemas tak berdaya

Aura cokelat darimu sungguh menyiksa

Pesonamu tak menggelitik hati

Lumpur cokelat cinta kirimanmu

Membuatku berjibaku 

Mengerahkan segenap tenaga

Tak peduli peluh membasah

Badan terasa remuk redam

Tangan ini seputih kapas

Kala jemari sibuk membesut ulahmu

Seandainya boleh berharap

Sungguh aku ingin melepasmu

Tak  harap bersua denganmu

Walau hanya setahun sekali

Lumpur cokelat cinta

Pupus sudah rasa rindu ini 

Oh, air cokelat …

Seperti kata pepatah ada pertemuan ada pula perpisahan. Jika boleh berharap, cukup sudah pertemuan kita dan tidak usah ditambah lagi jadwal bertemunya.  Janganlah dirimu hadir lagi di tahun ini. Selamat tinggal air cokelat. Kulambaikan tangan sebagai salam perpisahan untukmu.

Tuban, 14 April 2022


Photo by Jéan Béller on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *