Oleh Sriwulan
Tanjung mulyo, 12 april 2022
Untuk Moza Momochi Gumi
Dear Momoz ku sayang, apa kabarmu?
Apa kamu baik-baik saja?
Apa owner yang baru memperlakukanmu dengan baik?
Apa mereka memberimu makanan yang enak dari makanan yang Emak berikan?
Momoz, Emak kangen. Kangen suara ngeongan mu. Rengekan minta makan dan kesal mu.
Apa kamu tahu mengapa Emak memberi nama Moza Momochi Gumi? Karena pola belang di kaki depan sebelah kiri menyerupai tato jadi mak teringat akan cerita fanfiction Naruto genre Yakuza. Dari sanalah nama Momochi Gumi berasal. Sedangkan nama Moza adalah plesetan dari nama Mueeza karena dulu sebelum kamu lahir Emak sudah punya kucing bernama itu, jadi untuk membedakannya Emak beri nama moza.
Namun karena kamu suka berkeliaran, setiap akan makan Emak harus berkali-kali memanggil namamu hingga akhirnya panggilanmu berubah menjadi Momoza atau Momoz.
Momoz apa kamu pernah ingat pulang? Tak rindukah dengan Emakmu ini?
Terkadang Emak penasaran seperti apa kehidupanmu sekarang di Kidul. Kak Rasyid bilang sering melihatmu berkeliaran bahkan sampai ke masjid Himmatul, mengapa kamu tak pulang. Bukankah jarak antara masjid Himmatul dekat dengan rumah?
Sering Emak berpesan, jika melihat kamu bermain di sekitaran masjid untuk menangkap dan membawa pulang dirimu. Namun setiap Kak Rasyid ingin menangkapmu kau malah lari tunggang langgang memilih kabur.
Sekarang kamu sudah menjadi kucing liar, bebas berkeliaran keliling Kidul mencari betina. Makan sembarangan mungkin juga makan bangkai, bahkan tidur di kandang ayam.
Kamu juga sering berkelahi dengan anjing di sana. Emak tak menyangka kucing yang penakut bahkan tak bisa berkelahi dengan kucing jantan lainnya justru berkelahi dengan anjing yang ukurannya lebih besar dari tubuhmu.
Momoz, apa betina yang di rumah tidak secantik dan seseksi betina di sana?
Padahal disini ada banyak betina, ada Himawari istri pertamamu. Ada cimol adik dari indukmu. Juga ada Bingo anakmu dengan Himawari.
Apa karena mereka lebih memilih Oyen si pendatang sehingga kamu memilih mengala? Padahal jika bertemu dengan Kurosuke dan Jado kamu selalu mengajak mereka berkelahi hingga akhirnya mereka memilih pergi mencari owner baru, tapi mengapa kamu kalah bertarung dengan Oyen? Bahkan kamu sampai memanjat atap rumah dan tak bisa turun. Terpaksa Kak Rasyid yang membantumu turun.
Sebenarnya Emak sedih, mengapa kamu lebih memilih hidup liar di alam bebas? Apa kamu tak suka jika menjadi kucing peliharaan Emak?
Apa kamu marah dengan semua perlakuan Emak yang suka memeluk, mencium bahkan menyanyikan lagu Pak Pung Pak Mustape dan lagu Pak Ketipak Ketipung padamu?
Maafkan Emak jika itu alasanmu memilih pergi, maafkan Emak jika sering mengatai bahkan membuatmu marah dengan mengejek wajahmu yang jelek lewat nyanyian.
Momoz, sekarang Emak tak bisa lagi menjaga dan merawatmu. Yang membuat Emak khawatir adalah ada yang jahat padamu karena tidak semua orang suka kucing. Apalagi melihat tingkah lakumu bila Emak makan kamu sering mengganggu bahkan tak jarang mencuri lauk yang terhidang di piring bila emak lengah.
Emak takut mereka memukul, menendang bahkan melukai tubuh lemahmu. Jika kamu sakit dan terluka siapa yang akan merawat?
Apa owner yang baru mau merawat dan mengobati luka-lukamu?
Dulu jika kamu terkena diare Emak lah yang merawat, membersihkan kotoran bahkan memberi obat agar kamu segera sehat. Terkadang Emak menangis karena kamu enggan makan.
Bagaimana jika kamu terkena flu dan batuk? Bagaimana jika kamu muntah karena makan tulang. Emak tahu betul kamu tak bisa makan tulang belulang.
Momoz, jika owner baru suka menyakitimu pulanglah. Pintu rumah selalu terbuka lebar untukmu.
Maafkan Emak yang tak becus merawatmu.
Maafkan Emak yang terkadang suka memberi makan kucing pendatang hingga membuat kamu merasa diabaikan, merasa Emak tak peduli lagi padamu. Sungguh tak ada niat untuk membuangmu.
Seandainya kamu tahu setiap melihat fotomu di ponsel Emak selalu menangis.
Emak merindukanmu, rindu teramat sangat. Jika harus memilih mengorbankan kucing lain Emak lebih memilih kehilangan kucing lain daripada dirimu.
Pulanglah Momoz sayang.
Dari: Emak mu tercinta
Photo by Timothy Meinberg on Unsplash