Tak Kenal Maka Tak Sayang

Oleh : Nik Damayanti

Buat tetangga depan rumah

Assalamu’alaikum, mbak.

Perkenalkan saya, Nik, tetangga depan rumah.

Sejak mbak menempati rumah itu, kita belum pernah saling menyapa, ya. Kebetulan memang tidak pernah bertatap muka. Karena setiap hari saya bekerja, demikian pula mbak. Kadang-kadang saya lihat mbak keluar atau masuk rumah. Sampai sekarang saya belum tahu nama mbak, kalau tidak keberatan perkenalkan nama mbak, ya.

O, iya, mbak, sekedar info, nama dawis (dasa wisma) kita adalah anggrek. Anggotanya deretan rumah saya dan deretan rumah mbak. Untuk memudahkan pembayaran iuran RT tiap bulan bisa dititipkan ke kadawis kita, namanya mbak Nunik. Rumahnya di deretan rumah saya yang paling ujung sebelah Timur. Bisa juga mbak langsung transfer ke bendahara PKK atau bendahara RT, nanti bisa ditanyakan ke mbak Nunik. 

Jika mbak ada waktu bisa ikut pertemuan PKK sebulan sekali, tempatnya di Balai RT. Tetapi untuk warga yang kontrak memang tidak wajib mengikuti arisan PKK. Namun, tetap disarankan hadir di pertemuan PKK karena dalam pertemuan itu akan banyak informasi yang kita dapatkan.

Kalau boleh tahu, mbak sudah berkeluarga atau masih sendiri? Karena saya lihat kok mbak sendiri. Cuma saya pernah lihat ada keluarga yang datang, mungkin ibu atau saudara, ya? Nah, supaya mbak tidak merasa sendiri bisa bergabung dengan ibu-ibu di dawis kita. Kebetulan dawis anggrek punya grup wa, jadi nanti tahu kalau ada informasi di RT kita.

Banyak ibu-ibu yang bekerja di dawis anggrek, sehingga kita jarang bertemu. Saat pulang kerja, semua sudah sibuk dengan urusan rumah. Cuma sedikit yang menjadi ibu rumah tangga, itu pun sibuk mengurus rumah atau memasak, seperti mbak Citra yang rumahnya selisih dua rumah sebelah Timur mbak. Dia seorang ibu dengan tiga anak perempuan yang masih kecil. Suaminya bekerja di luar kota dan baru pulang di hari Jum’at. Sehari- hari mbak Citra sibuk antar-jemput dua anaknya yang sudah sekolah sekaligus terima katering, sehingga hampir tidak pernah ngobrol dengan tetangga. Alhamdulillah di perumahan kita tidak ada yang suka ngerumpi, semua sibuk dengan urusan masing-masing.

Mbak, mungkin ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan bisa ke saya atau kadawis, ya. Tidak usah sungkan atau malu, kita di dawis anggrek sudah seperti keluarga. Karena tetangga adalah keluarga terdekat kita. Mungkin ada omongan atau penilaian orang yang kurang baik terhadap mbak, tidak usah dihiraukan.

Beberapa waktu yang lalu, sebelum bulan puasa, sepertinya kita pernah bertemu ya. Saat itu saya senam di sanggar depan perumahan. Selama pandemi bahkan setelah itu saya memang tidak senam, jadi waktu kembali senam banyak wajah-wajah baru. Saya tidak menyadari kalau mbak ikut, tetapi waktu pulang kok mobil mbak ada di depan sanggar. Akhirnya, selama perjalanan menuju rumah saya mengingat-ingat kira-kira tadi mbak waktu senam yang  sebelah mana, ya? Kalau melihat ciri-cirinya, kayaknya mbak yang di belakang sendiri ya. Sekilas saya melihat ada wajah cantik, kulit putih, dan perawakan tinggi. Rasanya ciri-ciri itu yang paling cocok dengan mbak. Maaf kalau saya salah, maafkan juga kalau saya tidak menyapa. Memang benar pepatah mengatakan “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Kalau saat itu kita sudah saling mengenal tentu bisa berangkat dan pulang bareng. Sayang sekali, setelah itu saya tidak melihat mbak ikut senam lagi, mungkin sibuk, ya.

Kami di dawis anggrek sebagian besar orang lama yang sudah menghuni sekitar sepuluh tahunan. Hanya sekitar tiga keluarga yang termasuk warga baru, mereka baru menghuni sekitar satu tahunan. Namun, antara warga lama maupun warga baru cukup akrab. Apalagi seperti waktu pandemi kemarin, ada salah satu warga yang positif covid-19, kami saling tolong-menolong. Kebetulan warga yang sakit ini masih bujangan dan dia tinggal sendiri. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan kakak-kakaknya sudah berkeluarga. Supaya terkoordinasi dengan baik, dijadwal siapa yang akan mengirim makanan. Namun, karena sebagian besar bekerja, maka kami mengumpulkan dana untuk dikelola kadawis. Mbak Citra yang memang terima katering bertugas menyiapkan makanan tiap hari. Tidak hanya makanan, tetapi semua yang dibutuhkan pasien kami cukupi. Alhamdulillah, setelah isoman selama dua belas hari dia sembuh. Kami semua turut bersyukur atas kesembuhannya.

Akhir kata, mohon maaf kalau surat ini mengganggu. Saya hanya ingin berkenalan, sehingga mbak tidak merasa sendiri bahkan mungkin bisa menjadi teman untuk berbagi. Kami semua menerima kehadiran mbak dengan senang hati. Selamat datang di dawis anggrek, ya. Semoga betah tinggal di sini. Wassalamu’alaikum.

Dari tetangga depan rumah,

Nik Damayanti


Photo by Sigmund on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *