Surat Untuk Abah

Oleh Nur Asiah

Bumi, 04/04/2022 

Untuk Abah, 

Di Bumi Allah

Yth. Abah 

Assalamualaikum Wr.Wb. 

Apakabar Bah? Semoga Sehat selalu. Saya anak Abah meminta maaf sebelumnya jika tidak sopan. melalui surat ini saya meminta izin untuk mengutarakan isi hati saya yang paling dalam. Isi hati yang saya pendam hingga puluhan tahun. Semakin saya pendam, semakin tidak sehat untuk jiwa saya. Semakin saya pendam, semakin membuat saya resah gelisah. Tujuan saya menulis surat ini adalah karena saya ingin berdamai dengan masa lalu dan saya ingin fokus menatap masa depan. 

Bah, saya anak Abah bukannya tidak ingin bertandang ke rumah Abah. Tapi…bagaimana ya? Soalnya di dalam hati saya, tidak ada kenangan-kenangan indah masa kecil bersama Abah. Saya mencari di dalam album otak saya namun tidak menemukan secuil kenanganpun. Saya berpikir keras. Kenapa ya Bah? Apa karena Abah tidak pernah memberi saya nafkah dari saya kecil hingga saya sudah berumah tangga? Jangankan tiap bulan, setiap tahun saja Abah tidak pernah membelikan saya baju lebaran kan Bah? 

Maaaf ya Bah. Saya anak Abah, bukan ingin mengungkit masa lalu. Saya tidak akan menuntut apapun. Demi Allah, saya tidak ada niatan ke arah situ. InsyaAllah untuk masalah materi, suami saya sudah mampu mencukupi. Sebelum saya berumah tangga pun, Alhamdulillah untuk masalah materi, Bapak sambung saya sudah bisa menafkahi dari saya kecil hingga saya dewasa. 

Yaps. Bapak sambung yang Abah anggap galak itu telah sukses mendidik, merawat dan menjaga saya dari kecil hingga saya berumah tangga dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Bapak sambung yang Abah anggap keras itu telah banyak berkorban untuk saya. Saat saya sakit, sedih dan terpuruk, Bapak sambung saya selalu ada di sisi saya. Bapak sambung saya selalu siap membantu dan menolong saya tanpa pamrih. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan untuk Bapak sambung saya. Aamiin. 

Bah, saya meminta maaf jika saya terkesan membanding-bandingkan Abah dengan Bapak sambung saya. Tapi itulah kenyataan yang saya rasakan dalam hati kecil saya. 

Bah, melalui perantara Bapak sambung Alhamdulillah saya disekolahkan di tempat-tempat yang ada ilmu agamanya. Alhamdulillah, meski sedikit saya mengerti tentang ilmu berbakti pada orangtua. Orangtua itu tidak ada bekasnya. Meski tidak perhatian dan tidak pernah menafkahi harus tetap dihormati kan Bah.

Bah, saya yang katanya anak Abah. Apa Abah pernah memikirkan perasaan saya? Perasaan aneh, terasing, terkucil, malu, resah gelisah, amarah, kecewa, dan semua emosi negatif yang terkurung dalam jiwa karena label anak tiri? Apa Abah tahu saat saya ke rumah Abah, saya mengalami pergolakan batin? Saya selalu berjuang melawan emosi dan ego saya. Rasanya berat sekali ketika saya bersilaturahmi ke rumah Abah. Tapi saya takut dosa. Saya tidak ingin dicap sebagai anak yang durhaka. 

Bah, meskipun kaki saya berat untuk melangkah tapi saya paksakan untuk bisa ke tempat Abah. Namun setelah dari tempat Abah saya selalu mendapatkan kesan yang negatif. Kenapa ya, ko saya jadi enggan sekali untuk bertandang ke tempat Abah kembali. Apa karena Kalau kita bertemu, Abah selalu bercerita tentang masa lalu? Abah selalu mengungkit kisah kelam dan menjelek-jelekkan bapak sambung di depan saya. Bahkan ketika terakhir suami saya ke rumah Abah pun, topik pembicaraannya masih tentang masa lalu. 

Maksudnya apa Bah? Sudahlah, mari kita fokus menata masa depan. Sekali lagi, saya yang katanya anak Abah meminta maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan dan menyinggung perasaan Abah. Mulai sekarang, mari kita buka lembaran baru. Saya akan datang jika Abah sudah sanggup untuk tidak mengungkit masa lalu. Jika tidak bisa ya tidak apa-apa. Kita berhubungan seperti sekarang saja. Hubungan yang telah Abah ajarkan bahwa meski tidak bertemu, do’a mah tidak terputus. Mari kita saling mendoakan dari jauh. 

Bah, di belakang surat ini ada nomor WA saya. Silahkan Abah kontak saya jika sudah mampu membuang dan tidak mengorek masa lalu, serta fokus menghadap masa depan. 

Hormat saya,

Anakmu.


Photo by Anne Nygård on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *