Oleh Sari Putri Rachmawati
Dear my best friend
Dimanapun kini berada
Hai, bagaimana kabarmu disana?
Aku tau kita sebenarnya masih berkomunikasi setidaknya sebulan beberapa kali. Namun tidak sesering sebelumnya saat kita masih berdekatan di tempat yang sama. Mungkin karena jarak memisahkan, hingga akhirnya kita tidak memiliki kegiatan bersama seperti yang sebelumnya. Ternyata keberadaan kalian sahabat tidak bisa digantikan hanya dengan sekedar berkabar via smartphone. Selalu ada jarak ya kan? Ada hal yang pada akhirnya tidak aku ketahui tentang dirimu selama jauh disana. Saat berada dalam satu kota saja terkadang ada hal yang tersembunyi, apalagi saat jarak kita berjauhan. Sehingga aku tidak bisa menerka apa yang sebenarnya terjadi selama kamu disana. Aku ingin sekali kamu mau berbagi perasaanmu kembali denganku. Seperti kabar gembira, sedih, marah, tertekan, putus asa, harapan dan lain sebagainya. Aku ingin tau bagaimana perkembangan hidupmu disana. Aku ingin tau bagaimana perjalanan kamu bertumbuh menjadi versi terbaikmu. Aku ingin menjadi bagian dalam pertumbuhan hidupmu itu meski dari jauh. Bolehkah? Bisakah kita saling berbagi perasaan seperti itu? Saling terbuka satu sama lain.
Aku hanya tidak mau kita jadi semakin berjarak saja. Padahal dulu kita bisa sedekat layaknya saudara kandung. Berbagi berbagai kisah, perasaan, pikiran, masalah masing-masing. Menghabiskan waktu bersama baik secara langsung atau sekedar via telepon berjam-jam lamanya. Entah kenapa hal itu tidak lagi terasa saat semakin lamanya kita terpisah? Ya, aku tau kita punya kesibukan masing-masing. Namun bolehkah kita tetap berbagi kembali seperti dahulu jarak belum memisahkan kita? Hingga kini yang terus aku lakukan ialah mendoakanmu dari jauh. Berharap Allah selalu menjagamu. Memberi kehidupan yang terbaik untukmu hingga bisa bertumbuh menjadi versi terbaikmu, menjadi orang yang mukhlis.
Terkadang aku juga berharap suatu saat nanti kita dipertemukan kembali dengan keadaan bahagia. Atau mungkin takdir mempertemukan kita kembali ketika kita masing-masing sudah menjadi versi terbaik diri kita. Kalaupun tidak dipertemukan di dunia, masih ada kesempatan bertemu kembali di akhirat. Tempat pulang abadi kita nanti, semoga itu surgaNya. Maka andaikan kamu yang berada di surga lebih dulu, tolong pastikan aku juga ada di sana. Jika tidak ada, tolong carikan aku, memohon pada Allah untuk mempertemukan kita kembali di tempat yang sama. Begitupun sebaliknya, aku akan berbuat hal serupa juga untukmu. Bilang padaNya bahwa kita pernah bersama-sama di dunia dalam berbagai momen kebaikan, lalu memohon satukan kembali kita di surgaNya bersama orang-orang shaleh lainnya. Bersama orang terkasihNya, Rasulullah Saw dan para sahabat.
Untuk itu, selagi kini kita masih di dunia, izinkan aku untuk selalu menjadi support sistemmu, saling mengingatkan baik dalam duka maupun suka, saling menguatkan ketika diantara kita terjatuh. Kalaupun disaat terpurukmu aku tidak berada di dekatmu, pesanku jangan lupa untuk selalu mencurahkan segalanya pada yang diatas. Temuilah di setiap adzan berkumandang, juga di sepertiga malam. Bahkan kamu juga bisa memohonkan doa, berbicara denganNya lewat hatimu yang berdoa. Kau tau, Allah itu dekat. Ia selalu terbuka untukmu, menunggumu mengadu padaNya kapan pun. Tak perlu malu dengan segala dosamu, Ia tak pernah membenci maupun meninggalkanmu. Aku hanya sekedar perantara saja jika memang kebaikan dan pertolongan datang dariku. Allah lah yang menggerakkan semuanya. Ia yang mengatur lewat perantara mana untuk bisa membawamu kembali ke jalan yang diridhoi olehNya. Yakin lah di setiap takdir pilihan Allah itu akan selalu ada jalan terbaik yang sudah disiapkan olehNya. Maka dari itu, surat ini aku sampaikan untukmu. Sekedar ingin memastikan kondisi jasmani dan rohani mu. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat karuniaNya pada kita. Aamiin ya rabbal’alamin.
Salam rindu dariku.
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash