Untuk Pendamping Hidupku

 Oleh Sriwulan

Tanjung Mulyo, 4 april 2022

Untuk Kanda

Dear Kanda tercinta, sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku bicarakan tapi lidah ini selalu keluh jika sudah berhadapan dengan mu.

Apa kau ingat saat kita pertama kali bertemu? Saat itu kita sama-sama seorang penjual jajanan di Pasar Sentral, jujur tak pernah sedikitpun terbesit olehku akan melabuhkan hati padamu. 

Awal kita dekat adalah karena dicomblangin oleh Bram, dia bertanya seperti apa tipe pria yang kusukai. Lalu aku melihat ke arahmu, fisikmu mengingatkan pada seseorang yang aku suka dan berceletuk bahwa “aku suka pria seperti dia, sayang banget dia sudah punya istri.” 

Aku ingin tertawa saat tahu hal itu adalah kesalah pahaman karena ternyata wanita yang sering mengantar kue dan mengambil uang itu adalah istri pamanmu.

Nyatanya kau belum menikah dan bahkan belum memiliki kekasih, Bram bahkan memberi nomor ponsel pada kita untuk berkenalan sejak itulah kita sering bertukar kabar melalui SMS.

Meski kita telah berteman saat itu aku belum jatuh cinta padamu. Karena aku sudah menyukai seseorang, sayangnya perasaan itu tidak pernah terbalaskan karena ternyata dia memiliki seorang kekasih dan hubungan mereka sudah terjalin sejak kelas satu SMA.  

Hatiku hancur, bahkan tak mampu menahan tangis di dalam angkot karena patah hati. Tak ku hiraukan tatap heran para penumpang yang bingung mengapa aku menangis.

Saat itulah entah bagaimana Allah mengatur semuanya, kau tiba-tiba menghubungi menanyakan kabar dan keberadaanku.  

Seperti oasis di padang gurun hatiku menghangat, tersentuh atas setiap kata yang kau ucapkan. 

Dan ketika aku sakit radang tenggorokan, dirimulah yang menemani dan mengantarku berobat ke dokter. Bahkan rela harus pulang malam menunggu ojek karena waktu itu kalau malam mobil angkot tidak beroperasi.

Jujur saat itu aku menjadikan dirimu pelarian dari rasa kecewa, tapi seiring berjalannya waktu rasa cintaku padamu mulai tumbuh dan aku tak mungkin bisa berpaling darimu.

Di mataku kau adalah sosok yang pengertian, perhatian dan peduli. Bahkan kau tak pernah mengambil kesempatan untuk melecehkanku.

Apalagi saat kau mengatakan ingin menjalin hubungan yang serius, aku bersyukur dan juga berharap akan hal yang sama.

Walaupun setelah menikah ternyata sosok dirimu tak seperti apa yang ada dalam pikiran, aku tak pernah menyesalinya. 

Karena aku sadar betul jika diriku juga memiliki banyak kekurangan, ditambah sifat tempramental dan egois tentunya sangat sulit mencari pria yang mau menerima diriku apa adanya.  

Juga karena tidak ada manusia yang terlahir sempurna, semua manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Hanya Allah lah yang Maha Sempurna.

Kanda, terima kasih atas segala hal yang kau berikan, atas waktu yang telah kau habiskan bersamaku. 

Terima kasih karena mau bertahan sampai sekarang dengan kondisiku yang tak lagi sempurna. Aku selalu berharap kita bisa bersama selamanya hingga maut memisahkan kita. 

Bersama-sama dalam menjalani ujian rumah tangga dengan sabar, ikhlas dan berserah diri pada Allah. 

Saling menasehati dan mengingatkan untuk selalu beribadah pada Allah, bahu membahu dalam mengerjakan pekerjaan rumah juga bersama-sama mendidik putra tercinta kita agar menjadi anak yang soleh.

Kanda kau adalah penopang hidup, tanpamu hatiku akan terasa hampa. Jika terjadi masa kita berpisah entah itu karena suatu hal atau karena kematian maka bagiku kaulah satu-satunya suami dan pria yang ku cintai. 

Aku berharap Allah selalu menjaga keutuhan rumah tangga kita, agar menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warahmah Till Jannah.

Semoga Allah mengumpulkan kita sekeluarga di dalam surgaNya, bersama para mukmin beriman lainnya.

Dari Istrimu


Photo by Salman Hossain Saif on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *