Puisi Tyasya: Manis

MANIS

Ia bukan malaikat surga
Bukan pula pemilik semesta
Dan ia bukan berlian permata
Tapi ia membuatku bahagia
Ia menjadikan senyumku ada
Karena ia hadir kala kuberduka

Aku tak kuasa menolaknya
Aku tiada mampu menafikan pesonanya
Meski tidak selaras dengan raga
Maka, kusesap coklat pemberiannya
Dengan segala rasa manis di dalam isiannya
Hingga dahaga akan cinta, larut bersamanya

Jakarta, 21 Januari 2022


COKLAT

Cerita yang kusangka usai
Ornamen hati nan melukai
Kala engkau kembali mendekati
Lalu meminta diri kembali
Ah, andai aku bisa
Tentu akan semanis coklat dalam rasa

Cinta itu kini bukan lagi milikmu
Oase tak lagi ada dalam pesonamu
Kilau emas tak mampu buatku jadi milikmu
Lihatlah, waktu tak lagi berjodoh denganmu
Aku hidup dengan kenangan
Tepiskan luka dengan senyuman

Jakarta, 23 Januari 2022


KALA CINTA MENGGODA

Hati bagai dua sisi mata uang
Terkadang melegakan
Lain hari melenakan
Hati yang penuh sayang
Sejatinya membuat sang pemilik terkadang kelimpungan
Bisa juga menjadi penuh perhitungan

Cinta tidak selalu harus semanis coklat
Yang membuat jiwa ingin mereguk lagi
Terkadang pahit akan mendera
Menjadikan ketidakberdayaan diri
Namun, apalah kita di hadapannya
Karena dia selalu punya kuasa
Atas rasa dan hidupnya

Jakarta, 25 Januari 2022


HATI, INGIN MENEPI

Dunia hanyalah sementara
Pun cinta, bisa berubah begitu saja
Hati, tidaklah bisa diraba kedalamannya
Derita bukan tak mungkin ada
Pun nestapa, kadang hadir dalam dada
Hilang timbul begitu saja

Sepotong coklat pemberianmu
Membuatku terpasung rindu
Akan hadirnya dirimu
Kadang, pikiranku mengingat masa lalu
Saat indah dan bahagia
Memori yang ingin kulupa
Atas duka yang mengiringinya
Kasih, biarlah aku pergi dari sisimu

Duniamu, bukan lagi aku
Walau cintaku masih untukmu
Dialah wanitamu
Dialah masa depanmu
Dialah yang disetujui orang tuamu
Bukan aku

Jakarta, 25 Januari 2022


Photo by Jasmine Waheed on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *