BANGKIT
Gejolak rasa mengembang rindu
Mengecap tetesan madu
Pengukir asa hati
Duhai cinta …
Menetaplah pada satu hati
Dengarkan nurani lirih bicara
Menyelam ke dasar sanubari
Terdengar alunan lagu kenangan
Mengingatkan saat kita di sini
Bercanda penuh tawa riang
Ditemani secangkir cokelat capucino
Asap menguar tipis tersapu angin
Terhirup aroma bahagia bersama
Kini … di sini kusendiri
Secangkir cokelat capucino
Aroma dan rasa yang sama
Masih setia menemaniku
Namun, sayang seribu sayang
Janji sucimu tinggallah janji
Tinggalkan serpihan hati nan lara
Cinta tak harus bersama
Takdirku bukan bersamamu
Ikhlaskan hati jalani suratan takdir
Tanpamu berjuang bangkit
Tanpamu kucoba menggapai bahagia
Tuban, 21 Januari 2022
SECANGKIR COKELAT
Rinai hujan turun
Jatuh basahi bantala
Terdiam bisu menatap tetesan itu
Secangkir cokelat panas
Menemani hujan kala senja
Wangi khas cokelat berpadu kayu manis bubuk
Aromanya gemulai menari di hidung
Membuatku tak henti menyesapnya
Secangkir cokelat panas
Terasa menghangatkan tubuh
Laksana cinta yang menghangatkan hati
Yang telah dingin membeku
Tuk melumerkan hasrat jiwa
Berkabut bara rindu yang tak padam
Secangkir cokelat panas
Menenangkan hati yang gundah
Menyesapmu sekejap menyematkan rasa
Mengayun membuai angan
Menanti datangmu
Terbuai angan ke alam khayalan
Tak kan henti hingga tetes cokelat terakhir
Tuban, 22 Januari 2022
COKELAT CINTA
Cokelat panas itu laksana cinta
Menyempurnakan seluruh rasa
Di balik rasa pahit yang tersesap
Ada rasa manis yang menyeimbangkan
Terasa sempurna untuk dinikmati
Pahit manis jalinan cinta yang berliku
Cokelat panas itu mengungkapkan cinta
Menghapus kegundahan jiwa
Mengusir resah yang bergelora
Mengendap dekap penuh hangat
Semerbak harum rindu melekat
Kisah cinta yang terpahat dalam bumantara
Cokelat cinta itu
Aroma khasmu menggoda
Menyesap rasa aroma cinta nan bermakna
Merekam jejak jalinan asmaraloka
Rasa yang bertahta di kalbu
Hati kian terasa merindu
Menanti kekasih belahan jiwa
Yang tengah berjuang atas nama cinta
Tuban, 24 Januari 2022
LUMPUR CINTA
Sang bayu bertiup kencang
Gerimis merintik membasahi buana
Petir menggelegar bersahut-sahutan
Membuat hati kian meradang
Kucoba menutup mata
Bermunajat agar dirimu tak datang lagi
Membawa buah tangan
Cokelat penanda cinta dari hulu sana
Lumpur cinta … datangmu tak diharapkan
Segala daya upaya menolak hadirmu
Kau tetap hadir tanpa undangan
Membuat batin dan raga menjerit
Terkulai lemas tak berdaya
Aura cokelat darimu sungguh menyiksa
Pesonamu tak menggelitik hati
Lumpur cokelat cinta kirimanmu
Membuatku berjibaku
Mengerahkan segenap tenaga
Tak peduli peluh membasah
Badan terasa remuk redam
Tangan ini seputih kapas
Kala jemari sibuk membesut ulahmu
Seandainya boleh berharap
Sungguh aku ingin melepasmu
Tak harap bersua denganmu
Walau hanya setahun sekali
Lumpur cokelat cinta
Pupus sudah rasa rindu ini
Tuban, 25 Januari 2022
Photo by American Heritage Chocolate on Unsplash