Tak Pernah Lelah Berharap dan Berusaha

Oleh: Nurani

Aku terlahir sebagai the only child dari keluarga sederhana sehingga orangtuaku sangat protective terhadapku terutama dalam pergaulan. Mereka mendidik aku dengan keras tapi penuh kasih sayang.

“ Kamu harus pinter, sekolah yang tinggi, jangan seperti ibumu ini. Jangan tergantung pada suamimu kelak” pesan ibu

“ Kamu harus kuliah, meskipun kamu perempuan harus punya pekerjaan. Biarlah kami yang seperti ini.” tambah bapak.

Setelah lulus SMA jurusan IPA, aku melanjutkan kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta jurusan bahasa Inggris memenuhi permintaan bapak karena tidak diterima di jurusan matematika. Setelah wisuda, saya diboyong suamiku yang anggota TNI AU ke Padang.

Dengan bermodal ijazah IKIP Negeri Yogyakarta saya mencoba keberuntungan mengikuti tes CPNS sebagai guru di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat meskipun aku tidak pernah bercita-cita jadi seorang guru. Alhamdulillah … lolos dan ditempatkan di salah satu SMP di Pariaman. Setelah delapan tahun mengabdi sebagai guru di Pariaman, aku harus mengikuti suami pindah tugas ke Lanud Adisucipto Yogyakarta. Aku ditempatkan di salah satu SMP di Ngemplak pada tahun 1998.

Selama di SMP Ngemplak, sebagai guru baru dan untuk menambah pengetahuan, aku rajin mengikuti kegiatan guru (MGMP) dan kegiatan lain yang terkait dengan ketugasannku sebagai guru, seminar, diklat, workshop, menulis soal dan sebagainya yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan kabupaten Sleman atau instansi terkait. Akupun melanjutkan kuliah S2.

“ Ibu nanti siang jam 13.00 dimohon hadir di Dinas Pendidikan, untuk persiapan tes calon kepala sekolah“ suara seorang ibu di gawaiku.

Aku jawab bahwa itu salah sambung, salah orang yang dituju karena saya tidak pernah mendaftarkan diri sebagai calon kepala sekolah, terbersit sedikitpun tidak pernah. Si Ibu itu menyakinkanku dengan menyebut namaku, NIPku dan tempat tugasku.

“Selamat bu, ibu adalah orang pilihan, laksanakan tugas dari Dinas itu dengan baik, “ kata ibu kepala sekolahku menyemangatiku. Selama di perjalanan ke Dinas, aku berpikir, bagaimana bisa aku terpilih untuk tes calon kepala sekolah, aku merasa tidak mampu dan tidak punya bekal sebagai KS dan pikiran-pikiran lainnya yang berkecamuk di otakku.

Kepala Dinas menjelaskan dengan panjang lebar rekrutmen calon kepala sekolah untuk periode itu. Guru-guru yang aktif di MGMP, yang berprestasi, yang banyak berkontribusi di Dinas Pendidikan diberi surat tugas untuk mengikuti seleksi calon kepala sekolah tanpa membuat surat lamaran dan seleksi administrasi yang seharusnya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten. Kami langsung mengikuti seleksi Akademik di Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Karanganyar. Kami harus mengikuti tes tulis dan wawancara. Aku melaksanakan tugas Dinas dengan sepenuh hati dan dinyatakan lulus untuk mengikuti DIKLAT calon kepala sekolah untuk memberikan bekal kepada para calon KS sebelum terjun ke lapangan.

Jujur bahwa saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang Kepala Sekolah, karena tidaklah mudah merangkul dan memimpin orang lain dengan segala keunikan dan sifatnya yang berbeda-beda. Tapi nasib berkata lain, aku dinyatakan lulus diklat calon kepala sekolah dan telah menerina sertifikat sebagai calon kepala sekolah pada tahun 2016. Saya syukuri, kalau memang ini jalan hidup saya.

“Ibu harus siap menjadi Kepala Sekolah dimanapun,” Kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman ketika aku diundang untuk menghadap beliau. Beliau memberikan banyak pesan dan nasehat sebagai seorang Kepala Sekolah jika besok diangkat.

Desember 2017 saya diangkat dan dilantik sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri di Prambanan. Sebuah sekolah kecil yang berada di kaki pegunungan Mintororgo, sehingga suasananya sangat tenang, jauh dari bising kendaraan. Sekolah itu berada jauh dari ibukota Kabupaten, berbatasan langsung dengan kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Gunung Kidul. Dengan niat dan Bismilah , aku mengabdikan diri di sekolah itu semampuku.

Dengan berbekal pengetahuan hasil Diklat dari LPPKS dan pengalaman sebagai guru, aku berusaha mengembangkan sekolah semaksimal mungkin. Semua tugas dan kegiatan aku jalani dengan rasa senang dan sepenuh hati karena ini adalah amanah. Aku harus bisa merangkul seluruh stakeholder di sekolah agar bisa bersatu padu mengembangkan sekolah. Saya mulai belajar tentang manajemen sekolah dan mengenal berbagai macam karakter dan sifat guru dan karyawan disana. Selalu saya katakan pada teman-teman guru dan karyawan agar kita melaksanakan amanah pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan saling memberikan semangat satu sama lain.

Di penghujung tahun 2021 ini, empat tahun persis saya sudah melaksanakan amanah sebagai kepala sekolah, saya masih mempunyai harapan yang indah yaitu sekolah kami menjadi sekolah menyenangkan. Sekolah menyenangkan yang seperti apa? Yaitu,
1. Sekolah yang mempunyai lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan bersih sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sekolah sudah melaksanakan beberapa program yang mendukung itu antara lain, pembuatan taman, program PUSA TADIPA (Pungut Sampah dan Taruh Di Tempatnya), agar siswa merasa betah belajar di sekolah juga akan mencintai lingkungan.
2. Sekolah yang menyenangkan untuk belajar berbagai pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal menghadapi globalisasi yang sangat cepat. Sekolah sudah berusaha melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran. Sekolah juga sudah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, pentas kreatifitas siswa, mengikutkan siswa dalam berbagai lomba untuk mewadahi minat dan bakat siswa.
6. Sekolah yang menerapkan pendidikan karakter untuk semua warganya. Guru dan karyawan harus memberikan tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah sudah membiasakan PERMALONGSIH (Permisi, Maaf, Tolong, dan Terimakasih), Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun (5S), juga sudah menerapkan disiplin dengan tepat, memberikan hukuman yang bersifat mendidik dengan tujuan untuk menyadarkan perilaku siswa yang salah.
4. Sekolah yang mampu menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sekolah sudah memfasilitasi para guru dengan diadakannya In House Training tentang media pembelajaran berbasisi IT agar guru lebih kreatif dan penuh inovatif sehingga pembelajaran khususnya daring menjadi lebih menyenangkan.
5. Sekolah yang berbudaya yaitu sekolah yang menghargai perbedaan etnis, agama, status sosial dan perbedaan lainnya sehingga tidak ada perundungan di sekolah oleh siapapun. Termasuk di dalamnya adalah menghargai budayanya sendiri terutama budaya tata krama Jawa, budaya gemar membaca untuk meningkatkan wawasan dan litersi.
6. Sekolah yang komunikatif. Sekolah sudah menjalin komunikasi yang sehat dengan orangtua siswa untuk menyampaikan kondisi atau perkembangan siswa, juga bekerja sama dengan masyarakat sekitarnya dan instansi terkait lainnya.
Semoga harapanku, harapan kami semua menjadi kenyataan sebagai resolusi kami di tahun 2022.

Semoga sekolah kami menjadi sekolah yang menyenangkan sehingga menjadi sekolah rujukan bagi calon siswa dan orangtuanya untuk belajar di sekolah kami dan berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Aamiin.


Photo by NeONBRAND on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *