Refleksi Diri

Oleh: Nik Damayanti

Di penghujung tahun 2021 aku mengingat berbagai peristiwa yang telah aku jalani. Layaknya suatu cerita, ada yang berakhir dengan menyenangkan yang membuat bahagia dan ada juga yang menyedihkan, seakan diri ini orang yang paling berduka. Seperti halnya cerita, ada yang berupa cerita pendek ada juga yang cerita bersambung. Tapi itulah hidup… berbagai jenis tamu mampir dalam kehidupan kita, terkadang tamu bahagia yang datang, terkadang tamu sedih yang mampir. Ada yang hanya sebentar tetapi ada juga yang menginap beberapa hari.

Kehidupan manusia itu bagaikan setetes air, yang jatuh pada lautan yang begitu luas dan tenang. Apabila tiba-tiba hujan deras maka ada milyaran bulir air hujan yang jatuh, membentuk riak kecil yang memenuhi seluruh permukaan. Seperti halnya kehidupan ini, bagai sebuah lautan yang luas, dan manusia adalah air hujan yang terus-menerus berdatangan, membuat riak sebagai gambaran kehidupannya.

Ada kalanya aku jatuh tetapi aku meyakinkan diriku bahwa jatuh bukan berarti kalah, itu berarti aku harus bangkit dan kembali mencoba. Tak ada kata terlambat untuk berubah. Masa lalu hanyalah proses pendewasaan diri. Hidup tidak ditentukan oleh orang lain tapi diriku sendiri.

Kondisi pandemi membuat segalanya berubah. Pekerjaan yang semula lancar mulai ada kendala, yang pasti orderan mulai berkurang. Mendekati akhir tahun 2021 keadaan berubah lebih baik. Perekonomian mulai merangkak. Orderan sedikit demi sedikit mulai naik meskipun belum maksimal seperti sebelum pandemi. 

Penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) menyebabkan beberapa pekerjaan dapat dilakukan di rumah. Sebetulnya banyak manfaat WFH (work from home) terutama bagi seorang ibu. Keadaan rumah bisa terpantau sekaligus bisa bekerja. Namun ada kerugian yang aku dapatkan selama WFH yaitu berat badan bertambah, itu yang aku alami. Selama pandemi aku tetep olah raga, meskipun hanya jalan pagi. Tetapi ini sama sekali tidak bisa menurunkan berat badanku. Untungnya beberapa bulan terakhir ini sanggar senam sudah beroperasional penuh sehingga aku aktif mengikuti. Lumayan sudah ada sedikit penurunan berat badan.

Kegiatan lain selama pandemi yang aku lakukan adalah berkebun. Pagi hari sepulang jalan pagi, aku dan suami langsung mengurusi tanaman. Suami menyiram dan aku membersihkan daun-daun yang sudah menguning. Berburu tanaman juga aku lakukan. Saat semua pekerjaan sudah selesai kami meluncur ke Trawas atau Pacet untuk membeli tanaman. Kadang-kadang juga ke Batu. Namun karena perbedaan cuaca, ada beberapa tanaman yang lama kelamaan menjadi layu dan akhirnya tidak bisa diselamatkan. Suamiku yang lebih rajin merawat, sedangkan aku rajin membeli. Sehingga kalau aku mengajak untuk membeli tanaman lagi, jawaban suami,”Paling nanti aku lagi yang merawat.” Dalam hati aku menjawab, benar juga ya, sambil tersenyum.

Setiap pagi aku bisa menyiapkan sarapan. Beberapa jenis masakan yang diminta anakku untuk sarapan bisa terhidang, hal yang jarang aku lakukan saat sebelum pandemi. Karena pagi hari setelah menyiapkan sarapan sekedarnya aku langsung bersiap berangkat kerja. Tidak sempat bertanya ke anakku ingin menu apa.

Kadang-kadang aku mencoba beberapa resep kue yang mudah dilakukan dan bahan-bahan yang tidak sulit didapatkan. Saling bertukar info dengan teman-teman di grup whatsapp sangat menarik untuk dicoba. Kalau sudah berhasil kami akan berlomba-lomba menampilkan di grup. Ada juga yang tidak percaya kalau itu hasil karyaku.

“Masak kamu yang bikin, Nik?” komentar salah satu temen.

“Ya iyalah, trus siapa kalau bukan aku,” kataku membela diri.

“Siapa tahu beli atau bikinan asistenmu,” kata teman yang lain.

Akhirnya di kesempatan lain aku membuat lagi dengan beberapa tahapan yang aku dokumentasikan untuk membuktikan bahwa itu buatanku sendiri, baru mereka percaya. Membuat kue ini hampir tidak pernah aku lakukan dulu. Ternyata aku bisa, senangnya hati ini. Namun, ada yang membuat sedikit kecewa…. anak dan suamiku tidak terlalu suka makan kue, apalagi yang rasanya manis. Paling-paling hanya ambil 1 dan saat kutawari lagi mereka akan menggeleng. Akhirnya aku yang paling banyak makan dan sebagian aku kasihkan ke asisten rumah tanggaku. Ya inilah salah satu yang membuat berat badan melaju naik. Belum lagi saat hunting tanaman pasti akan dilanjutkan dengan makan. Pekerjaan sedikit tetapi asupan banyak, jelas tidak ada keseimbangan. Jalan pagi saja tidak cukup untuk menurunkan.

Akhir tahun merupakan saat yang tepat untuk refleksi diri yaitu proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup. Refleksi diri bisa membantu untuk menjalani hidup yang lebih baik ke depannya.

Banyak hal positif yang bisa kita ambil dari refleksi diri. Salah satunya adalah memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Kelebihan yang kita punya dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan menjadi kegiatan nyata, sedangkan dengan mengetahui kekurangannya, maka kita dapat membatasi kegiatan yang memang tidak sanggup kita lakukan.

Usaha yang sudah mulai aku rintis akan kukembangkan dengan membuat strategi-strategi baru yang sesuai dengan kelebihan yang aku miliki. Ini salah satu harapanku di tahun mendatang, karena aku merasa yang aku lakukan saat ini belum optimal.

Dengan melihat kekuranganku, rasanya merawat tanaman hanya untuk kegiatan sampingan saja, tidak bisa aku manfaatkan untuk dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang menguntungkan. Aku tahu kekuranganku, bukan keuntungan yang aku dapatkan, kalau kerugian iya. Sekarang kalau ingin membeli tanaman pasti aku harus tahu dulu sulit tidaknya perawatannya. Kalau rasanya aku tidak mampu, tidak akan aku beli.

Refleksi diri juga membuatku memahami tindakan-tindakan apa saja yang kurang baik yang aku lakukan selama ini. Karena perubahan keadaan terkadang membuatku berkata-kata yang kurang baik sehingga bisa membuat orang lain sakit hati. Hal ini membuatku belajar untuk bijaksana menyikapi hidup. Tidak mudah terpancing dengan sesuatu hal yang menyulut emosi.

Pikiran akan menghasilkan perkataan, selanjutnya perkataan akan menghasilkan perbuatan. Perbuatan yang dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan, sedangkan kebiasaan yang mengeras akan menjadi karakter. Sehingga berawal dari pikiran yang kurang baik, akhirnya menghasilkan karakter yang kurang baik pula. Manusia membutuhkan cahaya kebijaksanaan dan panduan kebaikan untuk menjalani lika-liku kehidupan.

Aktivitas yang benar-benar baru aku jalani saat ini adalah menulis. Sungguh ini membuatku memiliki dunia baru. Teman-teman baru aku miliki lewat beberapa komunitas menulis. Pikiran menjadi terbuka, karena banyak buku yang aku baca untuk melatih kemampuanku. Harapanku di tahun mendatang, aku ingin lebih mendalaminya lagi. Masih banyak sekali materi yang aku butuhkan untuk memperbaikinya. Dan aku harus lebih banyak menulis.

Untuk memanfaat kan waktu luang di waktu mendatang aku ingin belajar membuat kue dan juga mempelajari bahasa asing. Rasanya rencana ini cukup menarik untuk aku wujudkan.

Pelajaran berharga yang bisa aku petik selama pandemi sekitar 2 tahun ini adalah kurangnya waktu untuk berkumpul bersama keluarga besar, sahabat, teman dan relasi. Dengan berlalunya pandemi aku ingin menebus kebersamaan dengan mereka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Yang tidak kalah pentingnya adalah resolusi untuk menjaga kesehatan jasmani, yaitu dengan rutin berolah raga dan melakukan pola hidup sehat. Tidak hanya dari asupan makanan yang masuk tetapi juga menjaga pola tidur. Diusahakan beberapa menit sebelum tidur ponsel aku matikan. Ini bisa membantu jadi lebih relaks dan fokus beristirahat.

Tidak ada yang tak mungkin di dunia ini, selagi kita berusaha untuk mampu mewujudkannya. Ikhlas menerima kesalahan dan belajar dari setiap kesalahan, itu yang akan menjadikan kita kuat dalam menjalani kehidupan. Kita jadikanlah masa lalu sebagai pengalaman dan pelajaran untuk menghadapi masa depan. Tetap optimis menjalani hidup dan berpikir positif karena apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi.

Sidoarjo, akhir tahun 2021


Photo by Alex Motoc on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *