Untuk Semua Luka : Terima, Rasakan, Lepaskan

Oleh: Anita Yulia

Hidup masih bisa memiliki makna bahkan dari berbagai peristiwa mengerikan sekali pun, dari berbagai hal yang tak bisa kita kendalikan kehadirannya, karena kita sebagai manusia biasa tidak bisa memilih situasi dan kondisi agar selalu berpihak pada kita, bahkan kerap kali pelajaran berharga terletak dari sebuah kesalahan dan ketidakpahaman. Kejadian kecelakaan akhir tahun 2019 masih begitu membekas baik lahir maupun batin, secara lahir yang aku rasakan adalah luka dan cedera kaki di lutut akibat membentur keras sebuah mobil hingga aku tersungkur, beruntung helm tak lepas dari kepala bila saja lepas mungkin kepala juga kena benturan cukup hebat. Aku berada pada posisi tak berdaya, sebelah tubuhku rasanya kaku tak bergerak bahkan sebelah sepatu aku hilang mungkin terlempar ke jurang karena tepat disamping aku terjatuh ada jurang yang cukup curam, kini bila membayangkan hal-hal paling buruk dari kejadian itu selain kemungkinan aku langsung tak ada adalah bisa saja aku terjatuh ke jurang. Astaghfirullah.

Pasca kecelakaan aku tak bisa berjalan dengan sempurna, sebelah kakiku cedera cukup hebat. Rasanya aku sedang mimpi buruk, dan secara mental aku benar-benar menolak ini sebagai sebuah kenyataan yang aku alami. Dalam kesakitan yang tak karuan, pikiran masih disibukan dengan berbagai kesibukan pekerjaan, kegiatan, tugas-tugas perkuliahan, dan interaksi cukup intens dengan banyak orang. Aku masih menyembunyikan kondisi parahku ini dari banyak orang terutama keluarga, aku berpura-pura sehat dan kuat, seakan semua baik-baik saja. Selama sakit ini pula aku off hampir dari semua media sosial, tak ada status keluh kesah, bahkan tak ada curhatan penderitaan.

Kondisi fisik aku belum benar-benar membaik bahkan setelah setahun pasca kecelakaan tersebut, secara mental aku semakin tak karuan, aku semakin merasa sendirian bahkan dalam keramaian, aku menjadi sering kelelahan baik setelah bekerja maupun tidak melakukan apa-apa, nafsu makan berkurang dan hampir tiap malam begadang. Hingga aku bertemu beberapa orang yang menjadi jalan aku mendapatkan obat dari semua sakit yang aku rasa. Belaian kasih sayang Allah SWT melalui kecelakaan hebat itu sebelumnya tak mampu aku mengerti, tak bisa aku maknai, padahal ada hikmah luar biasa dibalik itu semua. Awal tahun 2020 aku dipertemukan dengan seseorang yang hampir memiliki kisah yang sama namun dari kecelakaan itu dia ini mengalami syndrom (CRPS) yang langka, rasanya apa yang aku alami belum ada apa-apanya dibandingkan dia tapi daya juang dan semangat hidupnya begitu luar biasa, dia yang kerap operasi dan mengalami koma beberapa kali, pernah di vonis dokter tak akan bertahan lama, bahkan harus bolak-balik luar negeri untuk pengobatan, dan aku melihat sendiri beberapa alat bantu terpasang ditubuhnya, yang hebat adalah dia aktif bermedia sosial dengan tulisan yang indah seperti kumpulan kata mutiara, ungkapan luka dalam yang dikemas dengan penuh kamuflase, sejak mendengar ceritanya aku jadi lebih sering muhasabah diri merasa paling susah padahal ada yang lebih susah namun tak pernah menyerah, maka aku mulai semangat dan berjuang menata langkah selanjutnya.

Benar-benar diluar nalar, hari selanjutnya aku berkesempatan mengunjungi anak-anak pejuang kanker, dari mereka aku lagi-lagi belajar tegar dan disadarkan tentang hakikat nikmat Tuhan. Pertemuan demi pertemuan, kejadian demi kejadian menjadi rangkaian pelajaran panjang yang berharga untukku yang sakit kala itu, aku jadi menemukan obat sakit yang paling manjur yang belum pernah aku rasakan sebelumnya yaitu sabar dan syukur. Setiap orang mengalami rasa sakit, hanya berbeda rasanya. Setiap orang memiliki luka, hanya berbeda obatnya. Setiap orang pernah berada di masa lalu yang kelabu dan masa silam yang kelam dengan versi berbeda-beda, obat dari semua adalah ketahanan diri untuk menghadapinya agar mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian dan memetik pelajaran.

Hikmah sakit adalah ikhtiar sehat, dan belajar kuat, ia mengajarkan kita untuk menemukan obat. Hikmah jatuh adalah bangkit. Untuk semua yang terurai ini, intinya adalah hikmah itu indah dan untuk semua luka obatnya adalah terima, rasakan dan lepaskan.


Photo by Luis Tosta on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *