Netizen +62

Oleh: Mia

Aku akan sedikit berkisah tentang pengalamanku yang paling unik saat berselancar di dunia maya selama dua ribu dua puluh satu. Sesuatu yang paling kocak.

Suatu hari, aku menyusuri beranda social media pada saat aku senggang dari aktivitas. Siapa yang tidak kenal dengan Dunia Maya? Dunia Maya yang sering disebut Dumay oleh banyak orang. Dalam Dumay diwarnai status kenyataan, fatamorgana, kejenakaan, atau sandiwara. Di Dumay banyak informasi yang bisa dinikmati banyak orang, banyak status kamuflase demi pengakuan publik, banyak pula status pura-pura demi popularitas. 

Di Dumay, ada yang sekedar mencari hiburan. Ada juga ajang membuat pasar. Ada jua yang menebar jurus tipu muslihat untuk memperdaya korban. Ada pula yang berdakwah. Tak jarang pula dumay dijadikan sarana belajar, seperti belajar menulis atau kegiatan belajar lainnya. Itu semua tergantung pada pemilik akun. Oleh karena itu, peselancar di Dumay haruslah selalu waspada.

Entah kenapa, tiba-tiba aku menghentikan usapan layar tepat di dinding akun orang sok superstar saat itu. Di Dumay, setiap orang bisa jadi siapa saja atau jadi apa saja. Orang biasa bisa menjelma sebagai sang superstar. Superstar yang banyak penggemar. 

Di kala orang sok superstar punya masalah dengan orang lain, penggemar berat tersebut ikut nyinyir di beranda socmed seolah membela sang idola. Seolah sang bintang pujaan terzalimi, lalu sang penggemar membela mati-matian seakan memperjuangkan keadilan untuk bintang pujaan. Di saat sang superstar abal-abal terbenam, beranda sang pujaan dipenuhi dengan ungkapan duka cita dari akun orang-orang polos. Sedangkan, penggemar berat tak kuasa membanjiri beranda sang pujaan. Kok bisa? Ya iyalah, penggemar berat settingan.  Di mana mereka? Sang superstar Dumay terbenam so pasti penggemar berat auto ikut terbenam selamanya. Jelas begitu, penggemar berat settingan terbentuk dari diri sendiri menyamar sebagai beberapa orang penggemar berat dengan akun-akun siluman. Semoga Allah SWT mengampuni orang-orang bertipikal seperti itu dan kita semua.

Bagi yang pandai memanfaatkan dumay, mereka berselancar sekaligus belajar. Pepatah mengatakan sekali dayung dua pulau terlampaui. Banyak grup atau komunitas yang mewadahi potensi tertentu. Di sana banyak platform sesuai minat dan bakat pengguna. Aku salah satu pengguna platform yang mewadahi hobi menulisku. Awalnya, aku hanya menulis secuil cerita di beranda. Lama kelamaan, aku mencoba menulis cerpen hingga novel utuh di sebuah platform kepenulisan. 

Dalam setahun ini, aku dipertemukan orang-orang hebat di dumay, seperti para penulis, editor, dan ilustrator ternama baik dalam negeri maupun luar negeri. Banyak informasi webinar via Zoom atau kuliah via WhatsApp Group yang ditayangkan di dumay baik yang berbayar maupun gratis. Pemateri yang dihadirkan para penulis senior. Bahkan ada festival literasi yang digelar selama beberapa hari. Dalam acara tersebut, pemateri menyampaikan ilmu tentang writerpreneur. Begitu banyak tawaran belajar di dumay, terkadang aku harus mendua dengan media yang berbeda. 

Selain aku menjadi pengguna platform kepenulisan, aku juga tergabung di grup atau komunitas penulis. Aku pun mendapatkan pengalaman lucu di sebuah grup komunitas itu. Suatu ketika, aku mampir di sebuah grup salah satu media sosial. Di sana ada grup yang mewadahi mereka yang berbakat menulis. Aku pun mengusap layar ke bawah perlahan. Tak lama kemudian,  sampailah aku di sebuah dinding status yang menjadi pusat perhatianku. Di situ ada sebuah status yang tampak sangat sederhana. Namun, mampu mengundang kreativitas humor para member dalam kolom komentar.

“Halo, teman-teman. Aku boleh minta pendapat tentang nama bayi yang berinisial FH? Bantu aku cari ide!” Kurang lebih seperti itulah status di grup itu.

Aku iseng-iseng membuka kolom komentar. Di kolom pertama hingga kolom sepuluh pertama, jawaban member masih tak jauh dari pertanyaan status. Semakin ke bawah kuusap layar, semakin kutemukan komentar yang mengocok perut pembaca.

“Felemfuan Halu, Felemfuan Henit, Fria Halu, Fria Hanjen, Fuyung Hai, Fanci Helektronik, Fenamfakan Hantu.” Seperti itulah beberapa komentar humor para member. Masih banyak lagi komentar yang mampu membuat perut pembaca teraduk-aduk. Ada-ada saja netizen +62, dimintai pendapat malah bercanda.

Itulah sekelumit kisahku di dunia maya yang penuh warna. Aku kadang bak orang gila yang terkekeh bahkan terbahak-bahak sendiri saat melihat dan membaca kekonyolan serta keseruan status mereka.


Photo by Meghan Schiereck on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *