Mentertawakan Diri Sendiri

Oleh: Henny Purnawati

Tugas membuat memoar tentang peristiwa lucu dalam setahuan terakhir dari sebuah group kepenulisanku merupakan salah satu tugas lumayan berat menurutku. Sebagai seseorang yang memiliki pribadi pendiam dan serius ini sesuatu yang tidak mudah, namun bukan berarti kehidupan sehari-hariku tidak diwarnai canda tawa. Peristiwa kecil yang menggelikan dan menimbulkan tawa juga terjadi pada diriku dan teman-teman di sekitar. Menuangkannya dalam sebuah bentuk tulisan yang bisa menggembirakan dan terasa lucu saat dibaca itu sungguh sesuatu yang berbeda.

Kenapa aku mengambil judul “mentertawakan diri sendiri” sendiri tentunya memiliki alasan khusus. Menurut teori humor yang kukutip dari Wikipedia bahwa humor yang baik adalah humor yang dapat menertawakan diri sendiri, atau humor otokritik. Meskipun membuat diri pribadi sakit hati, humor otokritik merupakan sesuatu yang menunjukkan kedewasaan sikap. Artinya, mampu memberi kritik terhadap diri sendiri, serta dapat pula secara terbuka menerima opini orang lain.

Sebagai manusia naluri untuk mencari kesenangan, kegembiraan dan hiburan sudah kita miliki sejak bayi, bahkan sudah diajarkan oleh ibu kita saat mengajak dan melatih bicara dengan memperagakan hal-hal lucu. Sulit menterjemahkan hal-hal yang menyangkut kelucuan atau humor karena ini merupakan pengalam personal, tetapi semua hal yang aneh dan nyeleneh dapat berpotensi menjadi bahan lelucon. Humor sangat normal dan diperlukan oleh hampir semua orang sebagai bentuk penghiburan serta bertahan hidup.

Didalam memoarku tentang humor, aku mencoba menulis beberapa cuplikan humor yang membuat aku mentertawakan diri sendiri sekaligus bentuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dengan cara menyenangkan dari hal-hal kecil yang tak terpikirkan sebelumnya.

Humor pertama yang masih kuingat jelas adalah tentang salah ukuran pakaian kerja, kejadian ini tidak seperti biasanya dan terjadi untuk pertama kali. Suatu hari menjelang berakhirnya jam kerja siang hari ada pembagian kerja seperti biasanya, di tempatku berkerja semua memakai seragam kerja pembagian. Semua pekerja dari pekerja biasa hingga manager dengan jenis seragam yang disesuaikan dengan tingkatan. Aku mendatangi ruang pembagian seragam bersama rekan kerja lainnya, saat mencoba atasan kerja yang kuperoleh adalah menjadi bahan tertawaan. Berbagai komentar rekan kerja kuterima sambil meringis kesal, mulai dari seragam model terbaru untuk tahun depan hingga komentar terhadap berat turbuhku yang berkurang akhir-akhir ini. Akhirnya aku hanya ikut tertawa sambil berkomentar bahwa aku akan berteman dengan yang kurus agar terlihat gemuk.
Humor kedua yang tak terlupakan adalah tentang kiriman makan siang tak terduga karena pesan yang tak sampai dan salah persepsi. Cerita ini bermula dari kebiasaanku untuk minta diantar makan siang jika pekerjaan menumpuk dan aku memilih istirahat. Ini hal bukan sesuatu yang baru, di mana aku meminta diantar makan siang dari dapur karyawan biasa bukan dari restauran tempatku makan siang. Entah apa yang terjadi siang itu saat aku menelpon meminta diantar makan siang buatku dan Head Manager. Penerima pesan bukanlah staff biasanya tetapi staf baru yang menjawab iya untuk semua permintaanku. Makan siangku tiba diantar oleh mobil catering, ada pertanyaan dari sopir sambil tersenyum saat berpapasan denganku. Aku tak menyadari apa yang terjadi, semua menjadi jelas saat melihat tiga tumpukan rantang di atas mejaku. Kenapa sebanyak ini tanyaku dalam hati dan ternyata itu belum selesai, karena di atas meja Head Managerku juga tersedia tiga tumpukan rantang yang sama. Kami hanya tertawa karena ternyata isi rantang hanya nasi dan sepotong telur dadar, tanpa menu tambahan seperti permintaanku. Apa yang salah dengan pesananku sehingga makan siangku hari ini hanya nasi putih berlauk sepotong telur dadar tak terlupakan. Makan siang tetap kunikmati karena hidup memiliki banyak rintangan dan jikapun banyak rantangan berarti seperti katering makan siangku.

Keberadaan humor dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan sebagai sarana hiburan sekaligus penyegar dan penyejuk batin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Lelah dan penat dengan pekerjaan sepanjang hari dapat terobati dengan berbagai kejadian lucu atau kita anggap lucu. Segala hal terjadi untuk suatu alasan, tetapi terkadang alasannya adalah karena kesalahan kita atau pengambilan keputusan yang tidak tepat. Bertumbuh dewasa adalah saat kita benar-benar dapat mentertawakan diri sendiri saat berada dalam kondisi tak terduga dan ditertawakan orang lain.


Photo by Ben White on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *