Oleh: Amelia Nugroho
Hati merupakan organ setra metabolisme tubuh, tapi hati juga dikatakan sebagai tempat berkumpulnya segala rasa, hati mengendalikan pikiran untuk menjadi baik, buruk, merasakan kecewa, terluka, jatuh cinta, senang, bahagia, hati juga menetapkan ke imanan seseorang walau terkadang naik turun, hati pula membuat kita memperjuangkan sebuah hubungan jatuh, bangun dan bertahan maupun berpisah.
Perjalanan hidup yang kita lalui sering diluar harapan, kita selalu ingin bahagia, berbalut riak-riak pertengkaran lucu untuk dikenang, tapi sering yang terjadi malah berbalut luka, kecewa, pengkhianatan bahkan kehilangan, terluka sering kali menjadi hal yang ditangisi, diratapi bahkan dibumbui penyesalan yang panjang, sehingga dibutuh waktu untuk menghilangkannya, semetara bahagia sesuatu yang kerap kita kejar tapi begitu mudah hilang dengan satu kesalahan atau kejadian diluar keinginan kita, sampai kita sering lupa kalau sebernya hal itu pernah memberi sebuah bahagia di hatidan juga tawa lepas.
Kehilangan menjadi salah satu yang kerap membuat kita sedih, merasakan sakit, bila kita mengalaminya maka akan banyak pertanyaan yang muncul dibenak kita, mengapa dulu aku tidak begini, harusnya aku dulu lakukan ini, yah apapun itu terus berkecamuk di dalam pikiran, terus hati, bagaimana dengan hati pasti sedih, hancur, hampa, merasa ada yang hilang, sampai kita sering kali lupa melihat sisi positifnya, yang ada hanya pikiran kita yang paling terluka dari kejadian itu.
Ya aku pun begitu aku mengalami kehilangan demi kehilangan, terpukul pasti bahkan luar biasa beratnya, Qadarullah dalam 1000 hari aku kehilangan 4 orang terbaik dalam hidupku, ayah, bunda, kakak dan abangku, aku bahkan butuh waktu panjang untuk menerima ini, meyakinkan hatiku bahwa ini adalah takdir Allah yang harus aku jalani baik cepat atau lambat, semua yang kita anggap milik kita sebenarnya hanya titipan, baik itu kehadirannya untuk memberi kebahagian maupun luka, dan Sang pemilik abadinya adalah Allah SWT, yang akan mengambil semua titipannya sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan, tanpa kita bisa menolak maupun menghalangi.
kekecewaan juga pernah mengisi hati saat apa yang paling kita percaya atau cintai ternyata melakukan hal yang tidak kita sukai, bahkan tak jarang mengkhianati hati, dan memberi luka, bila itu terjadi tidak jarang kita akan menggali kebodohan dan kekurangan diri, sementara di sisi lain kita akan terus mencari kesalahan pelakunya untuk membenarkan diri sendiri guna menetapkan diri sebagai korban.
Hidup memang bukan hanya tentang kehilangan, kekecewaan tapi hati juga mengalami kebahagiaan, saat-saat kita bersama orang-orang yang kita cintai baik itu pasangan, anak-anak, orang tua, saudara bahkan sahabat, membuat kita merasa sempurna dan menjadi rasa yang tersimpan sebagai kenangan indah dihati.
Akupun melalui semua rasa itu dengan hatiku, merasa bahagia dalam hidupku yang membuatku merasa sempurna dan membuatku tidak berhenti tersenyum mengingatnya, tapi juga kehilanganku berpisah dari orang-orang tercinta, bahkan merasa kekecewaan akan sesuatu yang membuat ku terluka, awalnya aku merasa teramat menderita dengan semua yang terjadi dalam hidupku tanpa berusaha memahami hikmah dibaliknya.
Semua ternyata bukan akhir, karena waktu mengajarkanku untuk menata hatiku, tidak cepat semua akan berposes bagaimana aku menerima kehilangan sebagai takdir dan merangkul orang-orang tercinta yang juga kehilangan sepertiku, sama-sama bangkit untuk terus berjalan kedepan, melanjutkan hari.
Kekecewaan yang aku rasakan pun meninggalkan goresan luka yang cukup dalam dihatiku, bahkan sempat merubah pandanganku tentang sebuah rasa, hari berlalu berganti minggu, bulan bahkan tahun ku lewati, aku bahkan nyaris putus asa dan terus menyesali dan meratapi semua yang terjadi tapi ternyata Allah mengirim semua kecewa hanya untuk mengajarkanku menjadi kuat, melalui hidup yang tidak mudah ini.
Setiap kejadian yang kita lalui dalam hidup baik itu bahagia, kecewa, kehilangan, semua mengajarkan kita untuk menata hati dan menggantungkan hidup hanya kepada Allah, bukan kepada mahluk, karena mahluk bisa meninggalkan kita kapan saja, baik dia pergi menjauh untuk memulai hidup tanpa kita atau di panggil kembali ke pangkuan Allah, dalam hidup baik atau burukyang kita lalui yang pasti selalu berhusnuzon kepada Allah, sering kali kita merasa melalui hal menyakitkan padahal itu adalah sekolah terbaik untuk tau seberapa kuat kita berdiri dan bertahan.
Wahai hati teruslah kuat, bantu aku memeluk luka dan berdamai dengan masa lalu, agar aku bisa memberikan senyum terbaikku untuk malaikat-malaikat kecilku dan siapapun didekatku.
Photo by Aarón Blanco Tejedor on Unsplash