Surat Yusuf dalam Al-Quran berisi tentang kisah, cerita nabi Yusuf. Sejak beliau kecil hingga menduduki suatu jabatan. Walau kisah ini true story, tapi unsur-unsur ceritanya dapat diadopsi untuk pembuatan cerpen dan novel.
Adanya pesan dalam cerpen dan novel membuat 2 jenis tulisan fiksi ini bukan sekadar bacaan hiburan. Tapi jadi bacaan hiburan plus hikmah
Sisipan ilmu pengetahuannya pun tidak bisa diabaikan. Membaca cerpen atau novel seperti ini menjadikan pembaca memperoleh hiburan plus wawasan.
Begitulah yang diajarkan Allah lewat surat Yusuf. Ada pesan dan ilmu.
Nabi Ya’qub menjaga perasaan anak-anaknya agar tidak semakin iri hati dan dengki dengan melarang nabi Yusuf untuk menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya.
Nabi Ya’qub tidak marah ketika anak-anaknya melaporkan bahwa Yusuf dimakan serigala. Mereka menunjukkan baju Yusuf yang berlumuran darah, namun tidak terkoyak. Nabi Ya’qub tahu ini sebuah kedustaan. Mana mungkin Yusuf dimakan serigala, tapi bajunya utuh. Tapi nabi Ya’qub tidak marah. tidak mengusir anak-anaknya. Ini merupakan ilmu parenting,
Mengapa nabi Ya’qub menjadi buta? Ustadz Budi Ashari LC mengutip hasil penelitian seorang profesor kimia Mesir, terkait hal ini. Prof Dr. Abdul Basith As-Sayyid menyatakan bahwa penyebab butanya nabi Ya’qub adalah kesedihan yang luar biasa bercampur dengan kemarahan yang dipendam.
Selain ilmu kedokteran di atas, dalam kisah Yusuf juga terselip ilmu psikologi. Saudara-saudara Yusuf melaporkan pada malam hari bahwa Yusuf dimakan serigala. Kenapa harus malam? Agar mata mereka tidak terlihat nabi Ya’qub. Mulut bisa berdusta, tapi mata tidak bisa membohongi.
Allah memilih kata al-jubb bukan al-bi-ri, padahal keduanya memiliki arti sumur. Tapi ada perbedaan makna. AlJubb adalah sumur yang dalam dan terdapat binatang berbahaya di dalamnya. Sedangkan Al-Bi-ri adalah sumur yang dangkal airnya bersih dan jernih. Bukankah ini masuk kategori ilmu bahasa dan sastra.
Ketika nabi Yusuf dibela dan dinyatakan tidak bersalah, karena bajunya yang koyak di bagian belakang. Itu berarti yang melakukan pelecehan adalah Zulaikha. Bukankah argumen seperti ini merupakan ilmu yang biasa digunakan oleh para detektif, polisi dan hakim?
Mungkin masih banyak lagi ilmu-ilmu yang bisa digali dari surat Yusuf.
Semoga cerpen dan novel-novel kita semakin kaya dengan pesan dan ilmu.
Photo by JOSHUA COLEMAN on Unsplash