Belajar dari Para Difabel

Agus seorang pelukis. Lukisan-lukisannya laku terjual. Bahkan dibeli oleh sebuah yayasan internasional. Dari hasil penjualannya ini, Agus mendirikan toko bangunan. Jika tidak sedang melukis, dia beraktivitas di toko bangunan.

Prayitno seorang penjahit. Dia biasa membuat pola, tentunya biasa memasukkan benang ke jarum.

Selain sebagai penjahit, dia juga menservice sepeda dan menambal ban.

Agus dan Prayitno adalah dua sosok unik. Mereka adalah difabel alias penyandang cacat.

Agus tidak memiliki lengan. Dia melukis dengan mulut dan kakiya. Sedangkan Prayitno tidak memiliki jari. Bagaimana dia memasukkan benang ke jarum dan menambal ban? Dari buku River’s Note karya Fauzan Mukrim, tidak dijelaskan secara rinci bagaimana Agus dan Prayitno jalankan aktivitasnya.

Tapi yang jelas, mereka semangat dalam bekerja. Tidak kenal putus asa. Bahkan memiliki bisnis/pekerjaan sampingan. Siap menghadapi tantangan dan bersaing dengan orang-orang normal.

Bagaimana dengan orang-orang normal? Apakah mereka memiliki mental yang kuat, pantang menyerah? Siap untuk hadapi era globalisasi? Semoga.


Photo by Audi Nissen on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *