Sekolah ku berada jauh dari keramaian pusat kota, terbentang luas ilalang yang tinggi membuat sebuah keindahan yang tiada tara seperti padang safana. Aku memulai masa sekolah di tempat yang baru, dengan teman yang baru dan lingkungan yang baru. Sekolah yang hanya berdiri sepanjang garis lurus yang terdiri dari tiga kelas IPA dan tiga kelas IPS, satu ruangan Tata Usaha, satu lagi ruangan OSIS dan Ruang besar guru yang berkumpul untuk bersiap mengajar.
Aku memulai masa orientasiku dengan sangat baik, bertemu dengan ketua OSIS yang super cool dan sedikit bicara. Ia merupakan salah satu anggota pilihan PASKIBRA perwakilan sekolah untuk bertugas di tingkat Kabupaten. Laki-laki itu bernama Rino, memiliki badan tinggi dan proposional yang sangat menarik hatiku.
Setiap masa orientasi selalu ada yang namanya perkenalan, Rino sebagai ketua OSIS ia memulai membuka acara dengan kata sambutan yang sangat baik. Mungkin semua wanita yang ada banyak yang tertarik dengan dia, termasuk diriku. Tapi, aku gengsi untuk mengungkapkan perasaan itu kepadanya. Hingga suatu hari aku bercerita kepada salah satu sahabat dekatku di kelas bernama Fikri.
“Semua anggota baru PASKIBRA mengambil barisan sesuai dari yang tinggi ke rendah,” ujar Rino kepada seluruh anggota baru PASKIBRA di sekolah.
Semua anggota berlari dengan cepat sesuai intruksi, aku berdiri bagian depan untuk kumpulan para wanita. “Sungguh keren ketua OSIS itu ya” aku tidak sengaja mendengar percakapan para wanita yang selalu memuji ketampanan lelaki yang juga aku sukai. Aku merasa kesal mendengar itu semua, tapi aku masih gengsi untuk mengucapkannya kalo aku suka dengan lelaki itu.
“kenapa sih semua cewek selalu cari perhatian” kata ku,
“emangnya kenapa sih git ? bukannya lu juga tertarik dengan ketua OSIS itu” sambung fikri mencoba menggodaku
“Nggak bakalan suka gua sama dia, dia nggak terlalu menarik” ketusku di melirik wajah ku kepada teman ku.
“jangan benci, nanti suka. Kan nggak lucu gita” sambung fikri yang tak mau kalah
Aku mengabaikan dan meninggalkan dirinya pergi kembali berbaris, jam istrihat latihan sudah selesai dan aku bersama teman-teman yang lain memulai latihan kembali.
Aku tidak serius dengan ucapan yang barusan aku sampaikan kepada temanku, namun sebagai cewek aku tidak mau terlalu agresif dalam urusan asmara. Ini bukan tipeku karena bagiku lelaki lah yang harus menyampaikan perasaannya kepada seorang wanita.
Dari 90 orang yang ikut seleksi anggota PASKIBRA sekolah, hanya 30 orang yang sesuai dengan kriteria yang lolos seleksi. Aku dan fikri termasuk dalam satu tim pastinya. Tinggi fikri dan diriku tidak jauh beda jadi kami baris bersebelahan, jadi bisa curi-curi momen untuk bicara dan bercanda.
Latihan PASKIBRA berikutnya mempersiapkan penampilan untuk upacara hari senin di sekolah, karena ada tamu perwakilan Koramil yang akan datang mengunjungi sekolah kami. Latihan dijadwalkan setelah pulang sekolah, kami pun bersiap dengan segala atribut yang digunakan untuk latihan.
Selama latihan berjalan smeua berjalan lancar dan baik-baik saja. Aku berserta teman-teman yang lain fokus dengan pembagian tugas untuk sebagai penggeret bendera, pendamping dan pembawa bendera merah putih.tanpa disangka namaku dipanggil sebagai pembawa bendera bersama dengan temanku fikri. Kami menajdi satu tim dalam rombongan pembawa bendera.
Pada saat momen latihan pun semuanya fokus namun terjadilah hal yang membuat ku tersipu malu ketika ada bagian penghormatan kepada sang saka bendera merah putih, kami semua diwajibkan untuk mengankat tangan kanan sebagai penghormatan. Pada saat itu tanpa di sengaja ketua OSIS yang sebagai senior dan menjadi Pembina latihan ia datang menghampiri ku.
“Telapak tangannya lurus dan mata menghadap ke bendera” ujarnya sambal memperbaiki kesalahan dalam penghormatan tanganku. Aku menjadi salah tingkah dan bingung sendiri, “Baik kak” kata itu terucap secara spontan tanpa paksaan dari mulutku.
“ciee tangannya dipegang sama ketua OSIS” gurau fikri meledek muka merahku
“hush diam lu” jawabku ketus “nggak bakalan gua suka sama dia hanya karena dia mencari perhatian di depanku” sambungku lagi.
“dia bukan ambil kesempatan, dia hnaya memperbaiki kesalahan dalam sikap hormat yang mu lakukan. Kok jadi sensi amat sih, santai aja kali” fikri kembali meledek sembari memberikan senyuman penuh kemenangan.
Kejadian itu selalu dibahas oleh teman-temanku, aku menjadi orang yang serba salah dan salah tingkah dengan kejadian tadi. Aku hanya bisa diam dan cuek selagi tidak menganggu ku dan mengusik ketenangan ku dalam latihan.
Aku menunggu jemputan yang belum sampai, teman-teman yang lain sudah pada pergi dengan jemputannya amsing-masing. Kesendirianku menunggu jemputan ternyata menjadi perhatian khusus salah satu lelaki yang ada di parkiran menatap ku dengan segera menghampiri.
“hai, kok sendiri ? mana temannya ?” sapa ketua OSIS
“eh iya kak. Lagi nunggu jemputan” jawab ku sekenanya. Tiba-tiba HP ku berdering dengan nama panggilan masuk Ibuku. “maaf kak aku angkat telfon mama dulu ya”. Lelaki itu hanya membalas senyum simpul sambal menunggu.
“Hallo ma, dah dimana ?” tanya ku. Dari seberang telfon memberikan kabar bahwa mama tidak bisa menjemputku karena ada keperluan mendadak dan harus segera dilaksanakan. “baiklah ma, gita akan naik angkot saja pulang ke rumah” jawab ku dengan lesu menutup telfon di HP ku.
“jemputannya nggak bisa ya ? bareng aku saja pulang nya” lelaki itu menawrkan diri untuk mengantarku pulang bersama. Aku kebingungan menolak atau tetap balik naik angkot sambal menunggu. “ayo naik lah biar aku antar kamu pulang ke rumah” lelaki itu kembali membuat sebuah penawaran yang sulit ku menolak.
“nggak apa-apa kak aku menunggu angkot aja disini balik ke rumah” jawab ku
“ayolah jangan sungkan gitu. Kebaikan yang datang jangan pernah ditolak karena tidak baik” ia berusaha untuk membujuk ku kembali. “Ayo naiklah”.
Akhirnya aku mengalah dan aku ikut pulang bersama dengan lelaki itu. Selama motor berjalan kami hanya diam dan tidak ada pembicaraan apa pun kecuali ia menanyakan dimana alamat rumah ku. Aku menajwab dan mengarahkan lelaki itu menuju arah rumah.
“terima kasih kak sudah antar aku sampai rumah” ucapku setelah turun dari motornya “kakak mau singgah mampir dulu” ucapku sekenanya sebagai basa-basi untuk menghargai lelaki yang telah menghantarkan ku dengan selamat sampai ke rumah.
“terima kasih, kakak langsung balik aja” jawabnya dengan cepat.
Aku merasa lega karena pembicaraan ini selesai dan lelaki itu pergi sambal memberikan senyuman terbaik kepada ku. Aku hanya tersimpul malu dan perasaan apakah ini sehingga membuat detak jantungku tidak beraturan dan sangat cepat seperti ini.
Kejadian ketua OSIS menghantarkan ku pulang kerumah ternyata menjadi bahan pembicaraan semua orang, aku hanya bisa diam dan tidak mau menggubrisnya. Temasuk fikri semakin semangat untuk menggodaku sampai aku dibuat kesal seharian dengan celotehan yang membuatku salah tingkah dan malu sendiri.
“tidak suka tapi gercep ya. Keren bisa jalan berdua sama si ketua” fikri kembali menggoda ku.
Aku melirik menatap kesal kea rah fikri. Tiba-tiba tanpa sengaja lelaki itu datang menghampiri ku dan masuk ke dalam ruangan kelas.
“git, bisa ngobrol sebentar ada yang mau aku sampaikan penting” katanya menatap ku dengan percaya diri. Aku hanya bisa diam dan mengikuti apa yang di minta oleh ketua OSIS itu.
Aku berdiri di samping kelas yang ad ataman jamur da pohon bunga di sekeliling samping kelasku. Lelaki itu memulai pembicaraannya “git, jangan dipikirkan ya omongan orang atas kejadian semalam. Toh Cuma ngantar kamu pulang aja tanpa disengaja” ujarnya
Aku bingung pembicaraannya ternyata perihal kejadian semalam yang bikin hebih dan gossip di seluruh sekolah. Ketua OSIS menjalin kisah cinta dengan adik kelas, itulah berita yang beredar di dalam sekolah tempatku belajar.
“nggak apa-apa kak, santai aja. Aku mah juga cuek dan nggak mau nanggapin juga omongan mereka” jawabku sekenanya
“tapi, kalo aku emang serius suka sama kamu. Apakah kamu mau jadi pacar ku ?” aku kaget dengan spontanitas lelaki yang ada di sebelahku ini. Aku hanya diam dan muka ku memerah karena malu. Ini merupakan hal yang baru pertama kali aku alami, ada seorang lelaki yang menyatakan kesuakaannya kepada diriku.
Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Ini tidak pernah aku bayangkan. Lelaki yang ada di sebelahku dengan terang-terangan mengatakan bahwa dia suka terhadap diriku. Aku masih bingung dan tidak tahu harus menjawab bagaimana, hanya diam dan membisu.
“hei gita, kok diam. Jangan dijawab sekarang, aku tidak akan memaksamu untuk menjawabnya langsung” seru Rino si Ketua OSIS di sekolahku. “kapan kamu sudah ada jawaban, aku siap menunggu dan mendengarkan apa yang menjadi keputusanmu” sambungnya dengan mantap tanpa ada keraguan di dalam kata-katanya.
Aku menjadi wanita yang sangat beruntung, ketika ada seorang pria idaman para wanita yang ada di sekolah itu. Lelaki itu berani mengungkapkan perasaan sukanya terhadap diriku. Aku bingung dan tidak tahu harus menajwab apa dan pembicaraan itu selesai dengan berbunyi bel masuk untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.
Semua orang dalam ruangan kelas ku terlihat penasaran dengan apa yang terjadi pada saat itu, dari wajah mereka terlihat banyak pertanyaan yang mau di sampaikan kepadaku termasuk Fikri yang memulai keisengannya. Dia melirikku sambal tersenyum bahagia kalo seakan ia tahu apa yang telah terjadi tadi, lelaki itu menyatakan rasa suka terahadap dirinya.
Aku kembali duduk dibangku, fikri langsung membisikkan kalimat di telingaku “ngapain tadi neng, serius amat” aku hanya diam dan tak mau menjawab. “Ciee lu di tembak ya sama ketua OSIS itu” ucap fikri dengan sekenanya.
“apaan sih. Sok tau lu !” jawabku
“kok marah buk. Santai aja kali. Berarti benar dong apa yang ku bilang tadi” sambungnya kembali menggodaku
Aku terlihat salah tingakan dan muka ku kembali memerah seperti kepiting rebus. Aku tersipu malu dengan penyelidikan yang dilakukan fikri terhadap diriku.
“hahahha malah merah mukanya. Benarkan ?” sambungnya lagi
Aku hanya bisa diam dan membisu. Ketika guru datang masuk ke dalam kelas, fikri tak lagi menggodaku dengan atas kejadian tadi. Aku merasa lega dan mungkin ia tak lagi menggangguku dnegan pertanyaan konyol seperti tadi. Namun, aku masih berfikiran tentang apa yang terjadi beberapa menit ke belakang. Kalimat yang pertanyaan yang disampaikan lelaki itu selalu terngiang keras dan lembut di kepala dan telingaku.
“apakah aku jatuh cinta dan suka sama dia ya” ucapku pikir dalam hati. Perasaan ku campur aduk, detak jantungku semakin tidak beraturan dan menggebu-gebu. Mungkin kah in pengalamn cinta pertama ku, tidak mungkin aku pacaran di bangku sekolah pikirku sejenak. Aku berusaha untuk menghilangkan memori tadi dan fokus dengan pelajaran yang disampaikan oleh ibu guru di depan kelas.
“sudah kamu terima aja” ujar fikri. Akhirnya aku menyampaikan kejadian beberpaa hari lalu dengan teman terdekatku di kantin. “dia lelaki yang baik, ketua OSIS yang keren menurutku” sambung teman ku disebelah lagi, mirna. “tidak salahnya jalani aja dulu mana tau cocok dan bisa lanjut terus sampai kuliah” sahut temanku sebelahnya lagi.
Aku masih bingung dengan perasaanku, teman-temanku menyuruhku untuk menerima. Keputusan ada ditanganku, kenapa bisa seperti ini ya kebingungan membuatku resah dan tidak tahu harus bagaimana untuk menjawabnya.
Latihan PASKIBRAkembali dilaksanakan lagi, karena ada perlombaan PBB (a.k.a Pasukan Baris Berbaris) di kantor Koramil dalam menyambut HUT TNI Nasional untuk SMA sederajat. Kami kembali fokus dengan latihan dan penuh semangat untuk meraih kemenangan pada perlombaan itu, karena sekolah kami merupakan sekolah favorit untuk PASKIBRA.
Jadwal latihan yang ketat dan hamper setiap hari setelah pulang sekolah, aku kembali bertemu lagi dengan ketua OSIS itu. Tatapanku selalu melihat kepadanya, sekali-kali aku mencuri pandang dan melihat gaya lelaki itu memimpin barisan dengan suara yng lantang dan berwibawa. Aku semakin kagum dan suka dengan penampilannya.
Ia lelaki yang sedikit bicara dan serius dalam setiap apa yang di ucapkannya. Mimic wajahnya penuh dengan percaya diri dan kedewasaan yang membuat orang di sekitarnya merasa nyaman dan di ayimi oleh sikap dan tindakan perbuatannya. Hingga tiba waktu itu ….
“lagi nunggu jemputan lagi ya, git” aku menoleh ke samping kiri tubuhku, ternyata lelaki itu ada disebelahku dengan mengendarai motor yang dimilikinya.
“nggak kak, ni lagi nunggu angkot” jawabku sekenanya
“yok bareng balik pulang” ia menawarkan kembali persis seperti awal ia melakukannya.
Aku bingung harus jawab apa, tiba-tiba “naik aja git, biar kak rino yang antar kamu pulang” terdengar sahutan fikri di belakangku dengan mengendarai motor bersama pacarnya. “ngapain ini anak muncul pada waktu yang tidak tepat gini” kutuk ku dalam hati.
“gima git, ayok naik keburu sore” lelaki itu kembali menawarkan lagi.
“baik kak” aku tak bisa menolak akrena si fikri selalu memaksaku dan tidak enak membuat orang lain menunggu. Akhirnya aku menaiki motor ketua OSIS itu dan kembali pulang. Selama perjalanan kami ngobrol santai hingga sampai di depan rumah.
“terima kasih ya kak sudah ngantar balik pulang” ucapku dengan santai dan tidak malu-malu. “sama-sama git. Santai aja” kami berdua diam dalam seribu bahasa sambal menatap antara satu dengan yang lain.
“perihal pertanyaan kakak kemarin, boleh aku jawab sekarang?” lirihku dengan rasa agak gugup dan malu. “pertanyaan yang mana ya ?” lelaki itu dengan sengaja menggodaku dengan senyuman lucu di mimic wajahnya. “kita coba jalani aja dulu kak, seperti teman biasa. Dengan berjalannya waktu kita tahu bagaimana kelanjutannya” ucapku dengan menatap wajah lelaki itu. Tampak mimic bahagia di wajah lelaki itu, aku tersipu malu dengan apa yang barusan aku ucapkan.
“besok aku jemput pergi sekolah bareng ya” ujarnya
Aku hanya mengangguk mengiyakan tawaran yang barusan disampaikannya. Hari itu aku merasa bahagia sekali, seakan buan terasa dekat dan bintang-bintang berkilauan memberikan sebuah pemandangan keindahan dan kebahagiaan yang tak terkira.
“sampai ketemu besok ya” ucapnya sambal pergi meninggalkan ku berdiir didepan pagar rumah, sembari memberikan senyuman manis dna tulus kepadaku.
Kita tidak pernah menyangka akan sama siapa kita berjodoh, perihal hati merupakan sebuah misteri ilahi yang telah di tetapkan sang Maha Pencipta. Kita sebagai manusia yang harus peka ketika cinta datang menghampiri, cinta datang tidak pernah terduga waktunya.
Nikmatilah setiap momen ketika cinta itu datang, ketika cinta menebar rasa dan membuat kita hanyut dalam kebahagiaan yang tiada tara. Kita bisa menyangkal perasaan itu datang menghampiri, namun ketikan Tuhan telah menakdirkan kita atas pasangan hidup, kita hanya bisa pasrah menerima, menikamti proses dan menjalaninya.
Setiap cinta memiliki sebuah cerita. Setiap cerita pastilah berbeda. Namun ketika manusia membahas cinta, maka cinta itu sendiri yang akan menjelaskan keindahan dan kekuatannya.
Photo by Daniil Onischenko on Unsplash