Oleh: Wulandari
Dalam setiap doa yang kupanjatkan, aku selalu berharap Tuhan menunjukan jalan kesembuhan untukku, jujur sudah hampir delapan tahun aku menjalani kehidupan seperti ini.
Dikatakan sakit tetapi sehat, semua orang yang sekilas melihat kondisiku maka mereka beranggapan aku sehat tetapi nyatanya aku sakit. Aku tidak bisa berlari seperti mereka, tidak bisa berdiri dan berjalan untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sendiri. Aku masih butuh bantuan orang lain untuk mengeringkan dan menjemur pakaian serta menyusun peralatan makan dan masak ke dalam rak. Juga membutuhkan bantuan jika ingin menghidupkan lampu dan mengisi air ke tower. Aku hanya bisa berjalan mengesot untuk mengerjakan semua aktifitas yang bisa dikerjakan.
Entah sudah berapa tempat berobat yang kudatangi agar bisa sembuh, dari berobat secara medis di Rumah Sakit maupun berobat secara alternatif meminum jamu herbal dan mendatangi tukang pijat saraf, bahkan aku mendatangi orang pintar atau orang yang mengerti masalah sakit non medis untuk mencari kesembuhan tetapi tetap saja tidak ada kemajuan pun jika ada hanya sedikit perubahan yang dirasakan. Karena bisa jadi sakit yang kuderita bukan sakit medis tetapi sakit non medis.
Aku tidak ingin mengeluh karena aku tahu Tuhan sedang menguji keluarga kami dari penyakit ini dan aku yakin Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi keluarga kami. Namun, tetap saja terkadang aku merasa beban ujian yang diberikan sangatlah berat.
Selalu terus berharap untuk bisa sembuh dan bisa berjalan seperti sedia kala sehingga aku tidak lagi merepotkan suami dan menjadi beban terus menerus.
Seandainya bisa berjalan kembali yang ingin kulakukan adalah mendatangi tempat-tempat majelis taklim agar bisa menambah ilmu agama dan mengaji untuk memperbaiki cara membaca Al-Quran, sebab bacaanku masih banyak yang salah.
Aku juga ingin shalat berjamaah di masjid, baik untuk shalat fardu berjamaah maupun ketika salat sunnah Tarawih di bulan puasa Ramadan dan shalat sunnah Ied.
Selain itu jika ada rezeki berlebih aku juga ingin menghajikan dan mengumrahkan mertua, menghajikan orang tua berhubung orang tua telah diumrahkan oleh Kak Toto, ayah juga dalam kondisi uzur dan dilarang bepergian jauh sedangkan ibuku telah terlebih dahulu berpulang maka aku hanya bisa membadal hajikan mereka.
Setelah membahagiakan kedua orang kami, aku juga ingin pergi haji dan umrah bersama anak dan suami, setelah itu barulah menghajikan atau mengumrahkan saudara-saudara baik saudara kandung maupun saudara ipar dan kerabat terdekat.
Aku juga ingin bisa bersedekah dan berwakaf setiap bulannya atas nama orang tua, mertua dan kami sekeluarga. Serta bersedekah di shelter-shelter untuk kucing-kucing jalan yang membutuhkan bantuan.
Selain itu aku juga ingin setiap tahunnya bisa berqurban, ingin memiliki tiga puluh rumah yang nantinya akan diwakafkan kepada para penghafal Alquran. Juga memiliki lima rumah kontrakan untuk bekal hari tua. Membangun rumah untuk hari tua di Belinyu Bangka.
Menyantuni anak yatim baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan sekolah sampai mereka bisa mencari rezeki sendiri.
Aku juga ingin sekali membantu meringankan biaya berobat bagi mereka yang membutuhkan bantuan biaya berobat. Karena aku tahu bagaimana rasanya sakit bertahun-tahun tetapi tidak bisa berobat karena terkendala biaya.
Setelah semuanya bisa terselesaikan aku juga ingin sekali berlibur bersama suami dan anak ke tempat-tempat menarik baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Semoga Tuhan segera mengabulkan semua doa-doaku. Aamiin Ya Robbal Alamin.
Photo by Lennart Jönsson on Unsplash