Strategi Mencari Ide: Dekat

“Mainnya jangan jauh-jauh!”

Pesan orang tua di waktu kita kecil dulu mungkin masih terngiang di telinga. Meski sekarang kita—dan mungkin juga anak-anak sekarang—nggak main jauh-jauh juga, pesan itu masih tetap menempel di ingatan. Pesan itu kadang berlanjut saat kita beranjak dewasa. Redaksinya sedikit berubah: kalau cari jodoh jangan jauh-jauh. Intinya tetap sama: jangan jauh-jauh.

Jangankan mencari jodoh, mencari ide pun nggak perlu jauh-jauh. Kalau orang bilang, ide itu ada di sekitar kita. Yupz, betul banget! Ide sudah ada di sekitar, dan menunggu kita untuk me-notice mereka. Cuma, kitanya suka nggah ngeuh sama keberadaan mereka.

Misalnya nih, kita punya teman dekat. Bagi kita, nggak  ada satu hal pun yang menarik dari dia buat kita angkat jadi tulisan. Padahal, waktu dia kecebur comberan, kita cerita ke orang-orang dengan sangat seru. Nah, kenapa nggak kita jadikan tulisan saja kejadian itu?

Eh, tapi nggak harus menunggu teman sial dulu baru kita jadikan tulisan. Keseharian kita dengan teman juga bisa jadi bahan tulisan. Kalau untuk fiksi, kita bisa jadikan teman sebagai tokoh utama, atau kita tokoh utama dan teman tetap jadi teman seperti Batman dan Robin. Kalau untuk artikel, kita bisa buat tentang bagaimana merawat persahabatan. Kalau untuk memoar, hoho pasti banyak pengalaman seru yang kita alami bersama.

Baca juga: Strategi Mencari Ide: Mudah

Misalnya lagi nih, tentang Transjakarta. Kita yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya pasti sudah nggak asing dengan moda transportasi itu. Malah, mungkin jadi transportasi sehari-hari.  Buat kita, Transjakarta tidak menarik untuk diceritakan. Apanya yang menarik jika naiknya saja antre dan di dalam berdesakan?

Ternyata, buat teman-teman di daerah, Transjakarta itu menarik dan bermanfaat untuk mereka saat harus melakukan perjalanan di Jakarta. Rute, tarif, peraturan tentang kursi prioritas, atau bangunan penting di sekitaran halte Transjakarta yang mungkin terlihat biasa bagi kita, mungkin penting bagi orang lain.

Kenapa tidak menuliskannya saja? Kita bisa membuat fiksi tentang jatuh cinta cama cowok yang begitu naik Transjakarta beloknya ke kanan, ke tempat khusus wanita. Sedangkan, untuk artikel, kita bisa menulis apa pun. Daftar rute dan transitnya saja sudah sangat bermanfaat. Memoar? Pasti kita yang sehari-hari menggunakan transportasi itu punya banyak cerita, karena banyak hal yang terjadi di dalam kotak bernama Transjakarta.

Baca juga: Strategi Mencari Ide: Suka

Keuntungan menulis tentang hal-hal dekat mungkin mirip dengan dua hal sebelumnya: suka dan mudah. Karena dekat, kita nggak perlu repot buat colek Mbah Google buat cari tahu. Kalaupun colek-colek juga sebatas konfirmasi. Waktu menulis jadi lebih cepat dan kita juga nggak keburu bosan atau mutung.

Begitu kita kepentok, bingung mau tulis apa, bingung ide nggak  ada, buru-buru lihat apa yang ada di dekat kita. Kalau adanya tembok, kita bisa menulis tentang cara mendekorasi tembok polos supaya estetik kekinian. Kalau adanya bantal, boleh juga cerita tentang orang tukang tidur. Kalau adanya kucing, nah itu seru karena banyak hal yang bisa diceritakan.

 Nah, apa yang ada di dekatmu saat ini, Gaes?


Apabila kamu berjalan dan menemui kebuntuan, cepat putar balik karena bisa jadi itu halaman rumah orang

-Iecha Superpoint-


Photo by Jan Piatkowski on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *