Oleh: Agit Yunita
Tulisan ini akan dibuka oleh salah satu quote dari Pidi Baiq, yaitu Dan Bandung Bagiku Bukan Cuma Masalah Geografis, Lebih Jauh Dari Itu Melibatkan Perasaan, yang Bersamaku Ketika Sunyi. Dan quote ini terpampang jelas di Jalan Asia Afrika, Bandung.
Kota itu memang bukan kota kelahiranku. Namun aku menghabiskan kurang lebih seperempat abad usiaku di sana. Masa sekolah yang menyenangkan dan masa bekerja yang penuh tantangan. Walaupun jujur aku tidak pernah bisa menghafal rute jalan yang ada di sana, kecuali aku sering melaluinya.
Berada di kota itu begitu lama, membuatku selalu ingin kembali ke sana. Sejauh apa pun aku pergi dan menetap di kota lain, Bandung selalu menjadi tempat pulang yang paling aku rindukan.
Saat ini, di sana masih tinggal ibuku dan Kakak pertamaku. Sedangkan kakak keduaku, bernasib sama sepertiku harus berada jauh walaupun tidak sejauh aku. Lalu ayahku, dia sudah lama tiada.
Maka dari itu, Bandung pun menjadi tempat aku mengenang ayah. Karena di sanalah aku masih bisa melihat pusaranya.
Jika suatu waktu diizinkan, aku ingin kembali tinggal di sana. Menjaga ibu dan dekat dengan sahabat-sahabatku.
Sudah dua tahun ini, aku tidak pulang. Pandemi mengubah segala rencana yang awalnya sudah tersusun rapi. Namun apa daya, rindu itu harus tertahan sebegini lama. Tak apa, ini demi kebaikan kita bersama.
Kembali ke Kota Kembang, mengukir kembali senyum yang tak pernah berhenti tercipta di sana. Dan mengenang luka yang pernah tergores juga. Namun entah mengapa, sebanyak luka yang pernah aku terima di kota itu, aku tidak pernah membencinya.
Mungkin aku sudah terlalu jatuh cinta. Tak ada yang mampu menggantikan segala cerita yang pernah aku lakoni di sana. Sekali pergi dan aku akan kembali lagi ke tempat yang sama. Selalu seperti ini, bahkan hingga saat ini. Saat hati begitu merindu.
Mungkin Bandung Diciptakan Ketika Tuhan Sedang Tersenyum. Quote Pidi Baiq lainnya yang aku sepakat dengannya. Karena keindahan dan keistimewaan dari ibukota Jawa Barat itu membuat betah berada di sana.
Meskipun perkembangan zaman telah sedikit mengubah keadaan kota itu, kemacetan kadang tetap tercipta di jalan-jalan protokol. Tetapi semua itu tidak pernah sanggup menghapus keromantisan yang seakan selalu tersemat di sana.
Aku pernah berjalan cukup jauh menikmati suasana kota Bandung bersama seseorang yang istimewa dulu. Kenangan manis yang jika diingat hari ini adalah salah satu penyumbang rasa bahagia.
Kembali ke kota kembang hingga tua nanti, apakah hanya akan sekadar angan? Entahlah, paling tidak itu pernah menjadi mimpi terindahku. Mimpi yang akan selalu kupeluk erat.
Bantul, 19 Juli 2021
Photo by Devon Daniel on Unsplash