Empat Segmen Jahiliyyah

Ada orang-orang yang mempersiapkan generasi muda sebagai generasi penerus yang tangguh. Sehingga menjadi bangsa dan umat yang maju dan tangguh. Ada pula pihak-pihak yang ingin menjadikan generasi muda, generasi penerus yang lemah. Tujuannya cuma satu menghancurkan suatu bangsa. Mengeksploitasi sumberdaya alam dan manusia dengan murah, itulah tujuannya. 

Bangsa dan umat yang lemah adalah mereka yang berada di kondisi jahiliyyah. Kondisi sebelum kehadiran Muhammad sebagai Rasulullah adalah kondisi jahiliyyah. Sementara kondisi setelah kehadiran Rasulullah, adalah kondisi umat yang maju dan tangguh. Kondisi sekarang bila jauh dari tuntunan Allah dan Rasul-Nya merupakan kondisi jahiliyyah. Itulah ustadz Budi Ashari Lc dalam seri Sirah Nabawiyah dengan judul masa kejahiliyyan.

Orang-orang yang ingin mengembalikan ke masa jahiliyyah, merupakan upaya menjadikan sebuah bangsa, jadi bangsa yang lemah. Oleh karenanya memahami kondisi jahiliyyah merupakan hal penting. Ustadz Budi Ashari Lc menjelaskan ada 4 jenis jahiliyyah yang disebutkan Al-Quran. Ternyata keempat jahiliyyah ini mewakili 4 bidang kehidupan jahiliyyah

Pertama, jahiliyyah terkait dengan akidah. Hal ini tergambar dalam QS Ali Imran ayat 154, “mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.”

Di masa Arab Jahiliyyah sebelum kedatangan Rasulullah terdapat keyakinan sialnya bulan Safar. Keyakinan seperti ini, masih ada hingga sekarang. Lebih yakin pada dukun daripada takdir Allah. Hal ini bertolak belakang sekali dengan penjelasan sebelumnya tentang generasi muda yang tangguh. Generasi yang memiliki pemahaman, sikap tauhid yang benar. 

Kedua, jahiliyyah terkait dengan hukum, sebagaimana tergambar dalam QS Al-Maidah 50, Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” 

Di masa jahiliyyah dulu ada yang namanya Nikah Al-Atho’. Nikah ini adalah seorang istri dipersilahkan untuk berhubungan dengan laki-laki, kemudian anak hasil pembuahan ini diakui sebagai anak pasangan suami istri. Di masa jahiliyyah saat itu, pelacuran dianggap sebagai sebuah pernikahan yang legal.

Saat ini, pernikahan sejenis di beberapa negara, diakui sebagai pernikahan legal.  

Ketiga, merupakan jahiliyyah yang digambarkan dalam QS Al-Ahdzab: 33 yaitu jahiliyyah terkait dengan penampilan. Allah berfirman, “janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah,”

Baik pria maupun wanita sudah biasa berpenampilan jahiliyyah tanpa sedikit pun rasa malu. Dianggap sebagai seni dan seterusnya. Pemahaman dan sikap seperti ini masih ada hingga kini. 

Keempat adalah jahiliyyah yang terkait dengan fanatisme golongan. Hal ini sebagaimana tergambar dalam QS Al-Fath: 26, “Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliah.” 

Di masa jahiliyyah dahulu, seseorang kalah dalam lomba berkuda, bisa menjadi pertumpahan darah antar golongan. 

Konflik antar golongan bisa terjadi karena fanatisme golongan. Hal ini masih saja terjadi hingga kini.

Orang-orang yang tidak senang dengan kemajuan suatu bangsa, akan berupaya menjadikan rakyatnya, utamanya generasi muda kembali ke masa jahiliyyah


Photo by Milan Seitler on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *