Strategi Mencari Ide: Mudah

Kalau ada yang tanya, lebih mudah mana mencari cinta atau mencari ide, mungkin aku akan jawab dua-duanya sama saja, ama-sama membutuhkan fokus dan niat yang tulus. Bedanya, ide hanya berlaku untuk satu tulisa, sedangkan cinta tentu untuk selamanya. Aih!

Oke deh, setelah kemarin kita bahas tentang mencari ide dari hal yang disuka, sekarang kita bahas mencari ide dari hal yang mudah.

Menulis dari hal yang mudah ini  bisa bikin tulisan kita mengalir lancar seperti aliran Ciliwung di musim hujan. Semua informasi sudah lengkap di dalam kepala, dan tinggal kita tuangkan saja. Nggak perlu colek-colek Sang Dukun Digital—Mbah Google—untuk dapat informasinya. Ringan, seringan kita ngomongin orang, hahaha.

Nah, kemudian muncul pertanyaan: mudah itu yang seperti apa?

So far, nggak ada standar dari kata ‘mudah’ itu karena standar adanya di motor. Eh, maksudku, patokan ‘mudah’ itu bagi tiap orang beda-beda. Mudah buat kita, belum tentu mudah buat orang lain. Begitu juga sebaliknya.

Misalnya, bagi seorang teman, menulis resensi buku The Little Prince itu hal mudah, semudah dia bercerita. Tulisannya mengalir, membuat kita tertarik untuk membaca buku itu, kalau perlu menjadikan bukunya salah satu koleksi perpustakaan pribadi. Dia menikmati membaca buku dan menuliskan ulasannya sehingga terasa mudah.

Sedangkan, buatku, membuat ulasan lagu dengan judul yang sama dengan buku di atas jauh lebih mudah daripada membuat resensi.  Aku bisa bercerita tentang betapa asyiknya stacato dan high not di bagian reffrain yang terngiang-ngiang sepanjang hari, atau juga alunan string yang membuat lagu agak bernuansa klasik.

Nah, masalahnya, kadang kita menganggap hal yang mudah itu nggak menarik, biasa saja, dan nggak ada istimewa-istimewanya. Ya … kayak kamu kalau sudah terbiasa sama dia, ‘kan? Padahal nih ya, nggak  menarik buat kita belum tentu nggak menarik buat orang lain, karena—balik lagi—standar mudah tiap orang beda-beda.

Pernah nggak kamu menulis hal simpel terus orang lain yang baca terkagum-kagum?

“Ih, keren banget tulisannya.”

“Kamu bisa bikin begini? Ini bagus banget.”

“Kapan-kapan bikin lagi tentang ini, dong.”

Ya, mirrip-mirip itulah respon pembacanya.

Itu artinya, apa yang sepele buat kita ternyata nggak sesepele itu buat orang lain. Bahkan mungkin–di mata orang lain–apa yang kita tulis itu berharga dan membuka wawasannya. Jadi, jangan ragu buat menuliskan hal yang kita anggap mudah itu.

Waktu aku masih jadi fasilitator ekskul Creative Writing di salah satu SDIT, ada satu anak kelas IV yang sering banget menulis tentang alutsista. Iya, alutsista yang perabotan tentara itu.  Bahasnya pun bukan sebatas basa-basi selewatan, yang cuma mengenalkan nama-nama. Tulisannya lengkap, mendalam, dan ada gambarnya juga supaya kita tahu wujud peralatan yang dia maksud.

Apa dia nyontek dari mbah sejuta umat? Samasekali nggak. Soalnya, tugas menulis itu langsung dikerjakan di kelas, dan murid dilarang bawa ponsel ke sekolah. Aku juga selalu memberi tugas secara dadakan, bukan jadi PR yang bisa dia cari materinya di rumah.

Sampai suatu kali, aku ngobrol sama anak ini. Namanya Anom, kalau di kelas paling kalem. Penasaranku terjawab dari obrolan itu. Menurut dia, alutsista itu hal yang mudah. Dibanding dia harus menulis tentang pengalaman berlibur atau cerita tentang sekolah, jauh lebih mudah cerita tentang alutsista. Dia juga sempat menjelaskan tentang beberapa peralatan yang menurut dia keren. Aku? Bengong doang.

Nah, jadi begitu, Gaes. Daripada kita susah-susah mencari ide yang sulit terjangkau pikiran kita, lebih baik cari yang mudah-mudah saja. Sekali lagi, mudah bagi kita belum tentu mudah juga bagi orang lain. Keinginan kita untuk mencari ide fantastis bisa berujung pada banyaknya waktu yang terbuang. Ujung-ujungnya, portal pengiriman sudah ditutup.

Sebelum hal itu terjadi, yuk mulai telusuri lagi hal-hal mudah dan biasa saja buat kita, karena itu sumber ide yang mellimpah.

Happy writing and enjoy the challenge!


Barangsiapa mengetik satu huruf, maka di layar laptopnya juga ada satu huruf

-Iecha Superpoint-


Photo by Thought Catalog on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *