Oleh: Tyasya
Saat kuliah aku pernah bercita-cita menjadi seorang dosen. Hanya saja untuk menjadi seorang dosen tentu saja harus lulus S2. Hingga akhirnya aku ‘menunda’ keinginanku untuk kuliah lagi. Aku tidak tega meminta Ibu untuk membiayai kuliahku.
Seorang teman menyarankan bayar sendiri saja. Bekerja sambil kuliah. Temanku itu punya les privat yang muridnya cukup banyak, sedangkan aku? Dosenku sempat menawarkan beasiswa ke Australia, tetapi aku sadar diri bahwa bahasa Inggrisku masih kacau balau. Terlebih aku belum berani hidup di negara orang sendirian.
Tahun demi tahun berlalu. Setelah bekerja, aku mulai melupakan asaku itu. Meskipun duniaku bekerja masih dalam lingkup sama, yaitu mengajar, tetapi seperti ada yang kurang. Apa dengan begitu aku tidak mencintai pekerjaanku? Tentu saja tidak.
Aku suka saat membagikan ilmu aka mengajar anak-anak. Suka duka telah aku rasakan. Setiap hari adalah masa belajar untukku. Kalian tahu, aku bukan lulusan kependidikan. Maka dari itu aku senantiasa belajar, bagaimana kalau bertemu siswa yang begini? Bagaimana caranya agar penjelasanku bisa dimengerti?
Delapan tahun mengajar di tempat itu, aku akhirnya harus memilih resign. Bukan hal yang mudah, mengingat ada banyak hal yang aku pelajari di sana. Apalagi suasana belajar dengan siswa yang sudah seperti adik sendiri. Berasa awet muda! Hahaha.
Selepas resign aku diterima di sebuah sekolah swasta yang dekat dengan rumah. Meskipun masih honorer, tetapi kepuasan bisa dekat dengan anak-anak adalah yang utama.
Keinginanku untuk bisa kuliah S2 kembali bangkit saat mengajar di sekolah. Memang aku bukanlah seorang guru PNS yang kalau kuliah lagi bisa menambah tunjangan dan pangkat. Akan tetapi aku ingin sekali bisa mendapatkan beasiswa S2. Tidak perlu ke luar negeri, karena aku juga belum percaya dengan bahasa Inggrisku. Hahaha.
Tahun ini aku ingin mencoba untuk pertama kalinya mengikuti seleksi beasiswa dari Kemenkeu. Seleksi akan dilakukan beberapa bulan lagi. Aku berharap bisa lolos kali ini. Karena usiaku yang tidak lagi muda, ditambah anak yang sudah dua. Hehehe.
Namun, tidak ada salahnya mencoba, bukan? Belajar bukan masalah usia tetapi keinginan kuatnya ada atau tidak. Untuk yang masih berusia muda, kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina seperti apa kata pepatah. Jangan mau kalah dengan emak anak dua ini, ya.
Kesempatan tidak akan datang dua kali. Aku sudah menyiakan kesempatan yang pernah datang di waktu muda dulu. Maka itu jangan kalian lakukan, anak muda!
Aku di masa depan, semoga bisa merasakan kuliah S2. Kalau bisa sampai S3 juga. Terlalu muluk? Tidak juga, karena ilmu itu pasti berguna. Aku di masa depan, semoga selalu sehat dan bisa membina siswa menjadi seorang yang berguna.
Photo by Caleb Minear on Unsplash