Oleh: Dian Sulis Setiawati
“Ayo dong Doraemon, aku ingin tahu seperti apa masa depan nanti. Aku akan menjadi seperti apa nanti. Ayolah doraemon keluarkan pintu ajaibmu,” rengekku pada Doraemon. Melalui pintu itu aku akan menjelajah masa depan, pergi dari satu masa ke masa yang lainnya, itulah yang aku pikirkan.
Doraemon berkata, “Sudahlah sebenarnya nanti kau juga pasti mengalaminya sendiri, jika kau perbaiki masa sekarang pasti masa depanmu baik.”
Hhmmm… Doraemon mulai menasehatiku. Tapi aku tidak menyerah, aku tetap mencari cara agar Doraemon mengabulkan permintaanku. Aku kembali merengek.
“Ayolah Doraemon, kabulkan permintaanku. Aku punya cita-cita membuat toko kue dorayaki terbesar di kota ini, nah. Aku hanya ingin melihat apakah itu akan terwujud di masa depan. Karena aku ingin kau bisa menikmati dorayaki sepuasnya dan menjadi pemilik toko yang besar itu bersamaku.” Kali ini aku mulai merayu sekenanya, sepertinya Doraemon mulai mempertimbangkannya.
Setelah berpikir lumayan lama, akhirnya Doraemon mengiyakan. Aku lompat kegirangan. Betapa senangnya aku akan menjelajah masa depanku. Aku akan tahu kelak seperti apa diriku. Cita-citaku, pekerjaanku, keluargaku, dan masih banyak hal lainnya. Doraemon memberiku syarat bahwa aku harus benar-benar mengikuti aturannya. Pintu ajaib ini tak boleh kugunakan semauku sendiri. Aku pun meyakinkannya bahwa akan patuh padanya, walaupun dalam hati aku mengingkarinya. Aku akan menjelajah masa depan dengan sesuka hatiku.
Doraemon mulai mengeluarkan pintu ajaib dari kantongnya. Dia berkata, “Pintu ajaib menuju masa depaaan.”
Akhirnya kulihat sebuah pintu bercahaya. Aku tak sabar melompat masuk ke dalam pintu itu, tapi Doraemon menghentikanku.
“Aih, apa lagi sih, Dooo?” tanyaku.
“Berjanjilah kau akan menepati janjimu,” katanya meyakinkan sekali lagi.
“Iyaaa” teriakku.
Seketika aku masuk ke dalam pintu ajaib itu, setelah sebelumnya memasukkan password dengan berkata, “Menuju cita-cita di masa depankuuu”. Begitu aku masuk, Doraemon yang akan masuk tak berhasil karena buru-buru kututup pintu masuknya.
“Haha sekarang aku bisa menjelajah pintu masa depan sesukaku.”
Tiba-tiba seperti ada cahaya yang menyilaukanku. Ternyata jendela terbuka, Saudaraku membangunkan aku. Aku sedang bermimpi. Aku bukan Nobita sih, mana mungkin aku punya Doraemon. Kenapa tidak lebih lama lagi mimpiku tadi biar aku bisa menjelajah ke mana-mana haha.
Semua hanya fiktif ya. Sepertinya aku terlalu berangan membayangkan apa yang akan aku tulis berkaitan dengan tantangan dengan tema masa depan Itu hanya ide sekilas saat anak pertamaku tiba-tiba menonton Doraemon di Youtube.
Punya Doraemon pasti menjadi salah satu bayangan saat dulu masih kecil. Sepertinya sangat menyenangkan bila kita bisa punya banyak alat-alat ajaib yang bisa membantu segala kesulitan kita. Tapi sungguh melihat masa depan itu bukan lewat pintu ajaib Doraemon.
Photo by Sean Chen on Unsplash
thanks a lot of information keren