Generasi Muda yang Diharapkan

Bicara masa depan bangsa atau umat berarti bicara tentang pemuda dan pemudi. Oleh karenanya, perhatikan sebuah bangsa atau umat terhadap pemuda begitu besar. Karena mereka adalah penerus pemegang tongkat estafet.

Sebagaimana lari estafet, kaum tua adalah pelari yang menyerahkan tongkat dan kaum muda adalah penerima tongkat. Setelah menerima tongkat, mereka berlari untuk meneruskan perjuangan hingga garis finish. Selama belum sampai garis finish, maka perjuangan belum usai. Bisa jadi tongkat diserahkan kepada generasi pemuda selanjutnya.

Apa yang perlu dipersiapkan atau bekal untuk kaum muda? Mari kita belajar dari nabi Ya’qub as jelang ajalnya. 

Nabi Ya’qub bertanya pada anak-anaknya, “Apa yang kalian sembah setelah aku tiada?”
“Kami akan menyembah Tuhan yang esa, Tuhanmu dan juga Tuhan Ibrahim, Ismail dan Ishaq.”
(Al-Baqarah: 123)

Ini yang sebenarnya yang utama diwariskan orang tua kepada anak dalam arti yang sebenarnya. Juga yang perlu diwariskan pemimpin-pemimpin generasi tua kepada para penerusnya. Jika tauhid yang diwariskan, insya Allah semuanya beres. 

Tauhid memang perlu ditanamkan sejak dini. Suatu ketika Rasulullah Saw membonceng Ibnu Abbas Ra. Salah satu pesan yang disampaikan dalam satu hadits yang agak panjang adalah terkait tauhid. Rasul berpesan, “Jika engkau ingin minta tolong, minta tolonglah pada Allah.”

Karena Allah Maha Kuasa, dapat berbuat sekehendak-Nya tanpa ada yang dapat menghalangi-Nya dan

Allah tidak punya kepentingan serta tidak butuh apa-apa.

Selain Allah adalah makhluk dan lemah, punya masalah sendiri, butuh kepada yang lain. Oleh karena itu minta tolonglah pada Allah.

Ada lagi yang mungkin bisa dijadikan pelajaran untuk kita. Yaitu sejarah jelang syahidnya Umar bn Khattab ra.

Amirul mukminin Umar bin Khattab ra mengimami salat Subuh. Belum salat usai, Umar ditusuk. Umar jatuh pingsan dan tubuhnya bersimbah darah.

Para sahabat bingung menyadarkan Umar. “Bagaimana ini untuk membuat Umar jadi siuman? Dia belum salat Subuh.”

Sahabat lain yang mengenal Umar dengan baik, mengatakan, “Mudah membangunkan Umar, ingatkan saja bahwa dia belum salat.”

Usulan ini pun dikerjakan. Umar pun siuman. Begitu sadar Umar bertanya, “Apakah kaum muslimin sudah tunaikan salat Subuh?”

Luar biasa banget, ‘kan? Yang pertama ditanya Umar tentang kondisi kaum muslimin bukan hal yang lain. Umar menanyakan tentang ibadah kaum muslimin. 

Sebagai pemimpin, Umar juga menjadi teladan. Pertanyaannya itu teladan bagi pemimpin-pemimpin selanjutnya. Sikapnya yang tidak mau bangun kecuali diingatkan untuk sholat. Ini menunjukkan ibadah telah menyatu dengan diri Umar.

Kaum muslimin saat itu juga bisa dijadikan contoh. Yang pertama dipikirkan mereka adalah bagaimana menyadarkan Umar, karena belum tunaikan Subuh.

Tidak generasi yang dilahirkan setelah Rasulullah wafat, pasca kehidupan sahabat Rasulullah dan selanjutnya adalah generas-generasii yang tangguh. Para panglima perang, bahkan Kholifahnya, mereka yang masih usia belia.

Zaid bn Haritsah Ra, Muhammad al-Fatih, keduanya merupakan panglima perang di usia muda.
Harun Ar-Rasyid menjabat sebagai Khalifah di usia menginjak 19 tahun. Di usia yang sama, Harun dikaruniai anak pertama.

Generasi muda yang memiliki tauhid yang kuat dan kehidupannya berorientasi ibadah, inilah generasi yang diharapkan. Bila tauhid kuat, pantang menyerah, apalagi putus asa. Jika orientasinya ibadah, maka akan berhati-hati bersikap, berkata, bertindak dan dalam mengambil keputusan.


Photo by Papaioannou Kostas on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *