Flash Fiction Lisa Adhrianti: Putih

Nona yang sekarang adalah Nona yang baru. Nona yang sudah dapat menata kembali kehidupanya dan mulai memimpikan alur masa depannya. Nona yang dapat kembali tertawa dan ringan melangkah meski masih tidak berani melamunkan asanya, bahkan saat tengah dihinggapi sosok Putih yang begitu ekspersif terhadapnya. Hari-hari dia mencari Nona meskipun Nona masih sangat santai menaggapinya dan tidak terlalu mencarinya.

“Hei… are you okay? Sepi juga kalau tidak kontak kamu, Non.”

Begitulah kira-kira perlakuan si Putih itu kepadanya. Nona menyukainya karena cara komunikasi si Putih itu berbeda dengan sosok lain yang pernah mendekatinya. Nona menikmati sapaan dan ceritanya, selain itu Nona memang mengakui takjub pada fisiknya yang menarik itu. Si Putih tinggal teramat jauh dari Nona meskipun mereka berlatar daerah yang sama. Bagi Nona si Putih itu sangat berkharisma sejak pertama mereka dipertemukan dalam sebuah acara konferensi internasional dua tahun lalu. Mereka sama-sama tertarik pada dunia bisnis.

Namun Nona pernah berjanji pada dirinya sendiri tidak ingin lagi terlibat dalam permainan rasa yang rentan menyakitkan seperti pengalaman masa lalunya. Nona hanya ingin sosok yang akan dikirimkan Tuhan berikutnya adalah yang sejati akan menjadi pendamping hidupnya sampai titik usia terhenti di dunia. Nona mengaku masih trauma berhadapan dengan rasa. Oleh karena itu dia begitu santai menhadapi si Putih itu, termasuk saat dalam sebuah kesempatan dia harus bertemu si Putih kembali karena sebuah acara organisasi bisnis yang pernah melibatkan mereka berdua.

“Glad to meet you, Non…” begitu kata-kata pertama si Putih terhadapnya.

“Ya..me too. Gak sangka ya, bisa bertemu lagi.”      

“Yess… never imagine this moment!”

“You look so handsome looh hahahha, agak beda kayaknya dari dua tahun lalu.”

“Oh yaa? Are you sure? And you look so good too…. Still beauty as always, Non!”

“Yaaa I’m sure! and your response is absolutely right, Bro hahahaha.”

Mereka kembali tertawa renyah di depan hamparan bunga dalam sebuah taman yang asri jelang sore itu.

Kemudian suara cekrek berkali-kali dari kamera gawai Nona yang dikendalikan oleh Stevi, pengawal pribadinya itu, mendapat perhatian mempesona dari si Putih. Dia tersenyum melihat tingkah Nona yang tidak berhenti minta difoto sampai tiba-tiba kemudian sosok Putih tidak nampak lagi di hadapan Nona. Nona bertanya dalam hati namun tidak juga bisa mengendalikan kesenangannya menjadi objek fotografi.

“Stev… lagi..lagi, ya! Gini kali ya, gayanya?” Nona terus berekspresi menjelajah kebun bunga dan duduk di sebuah saung kayu cantik yang terdapat di arena kebun bunga tersebut.

“Yes… bagus-bagus semua ya, Stev?” Nona selanjutnya sibuk melihat hasil kerja jepretan Stevi tanpa memikirkan si Putih yang telah menghilang di hadapannya.

“Hei… nanti lihat di foto kalau ada sosok di belakang kamu itu Insya Allah akan jadi jodohmu.”

Tiba-tiba saja Nona mendengar suara Putih lagi di hadapannya ketika dia masih melihat album foto dari perangkat gawainya.

“Eh dari mana aja kamu? Barusan ngomongnya ngaco, ya? Aku kan foto sendiri aja hahaha.”

Baru saja selesai berbicara, Nona terbuka sebuah foto yang memotret sosok si Putih berdiri tersenyum di belakangnya.  Matanya terbelelak sambil menunduk dan kemudian mengarahkan pandangannya pada si Putih yang masih berdiri dengan tersenyum simpul seolah menertawakan keheranannya.

“Ini kok ada kamu?”

“Iya aku sengaja pergi dan berdiri di belakangmu tanpa kamu tahu, hahaha.”

“Aiiih… kurang kerjaan banget si bikin penampakan segala!”

“Hehehehe… seneng nggak?”

“Ehm… senengm sih. Aku boleh nggak aminkan perkatanmu tadi? Hahahha.”

“Boleh banget, doong.”

Mereka pun terawa renyah.

Selanjutnya, Nona senyum sendiri sambil mengingat-ingat kata gombal dari si Putih, namun menjadi doanya yang semoga akan menjadi kelanjutan masa depannya.

“Aaa… Putih, kamu tuh, ya. Bisa saja meruntuhkan keyakinanku akan relasi rasa,” gumam Nona.

Selepas itu si Putih pun kembali sibuk melayani tamu-tamunya.

Photo by Inna Lesyk on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *