Pentingkah Memiliki Impian

Oleh: Etika Aisya Avicenna

Tak terasa kita telah memasuki pertengahan tahun 2021. Tinggal beberapa bulan lagi akan bilangan tahun akan berganti. Begitu cepat ya waktu berlalu. Kita harus bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan untuk menapaki lembaran baru di tiap harinya, sampai detik ini. Tiap pagi kita dihadapkan pada 2 (dua) pilihan yakni kembali tidur dan melanjutkan mimpi atau bangun lalu berjuang mewujudkan impiran.

Teman-teman pasti banyak yang memiliki impian kan ya di dalam hidupnya. Ada yang sudah tercapai, ada yang sedang diperjuangkan, dan mungkin ada yang sampai saat ini belum terwujud. Setiap impian hendaknya tidak sekadar dibayangkan atau diucapkan, tapi juga dituliskan. Impian juga bisa ditulis dengan spesifik dan dalam waktu tertentu.

Sebelum menulis impian baru berisi capaian-capaian yang akan dilakukan atau ingin didapatkan, kita evaluasi dulu catatan impian yang pernah dibuat sebelumnya (kalau sudah pernah membuat ya). Apakah sudah tercapai semuanya?  Adakah kendala dalam mencapainya?  Bagaimana cara agar impian yang belum tercapai bisa terwujud di waktu berikutnya?  Dan seterusnya. Intinya, sebaiknya sebelum melangkah dengan impian baru, sebaiknya meninjau kembali langkah-langkah sebelumnya. 

Oh iya, ada 3 (tiga) manfaat menulis impian-impian kita, di antaranya:

1. Impian bisa menjaga fokus

Ingin pergi ke Bandung dari Jakarta, tapi yang dibeli tiket ke Surabaya.  Hehe, joko sembung dong!  Yup,  impian adalah tujuan. Untuk mencapai tujuan kita harus fokus atau berkonsentrasi menujunya. Dengan menuliskan impian,  energi kita pun akan lebih dimaksimalkan untuk mewujudkannya. Ibarat kereta, akan tetap berjalan di relnya. 

2. Impian menjadi motivasi

Impian besar akan membuat semangat kita juga besar. Apalagi dalam pertengahan perjalanan kita bertemu kendala, deretan impian itu akan membangkitkan motivasi kita yang mungkin mulai menyerah dengan keadaan. 

3. Impian adalah doa 

Saat menulis impian kemudian menuliskan dan menyebarkannya misal ke orang terdekat/keluarga, di akun media sosial,  blog pribadi, dan lainnya itu akan menjadi doa-doa kita yang tertulis dan dengan harapan orang lain turut mendoakan keterwujudannya. Mungkin salah satu doa orang tua atau sahabat kita mustajab sehingga impian kita dapat terwujud dengan indah, mudah, dan full barokah.

Begitulah alasan menuliskan impian. Semoga bisa membantu Sahabat yang saat ini mungkin belum menyusunnya. Coba tulis impian selama 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun mendatang. Yakinlah ketika sukses merencanakan, insya Allah kita sedang merencanakan kesuksesan, tak hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti.  Jatah waktu kita sehari sama-sama 24 jam, tapi tiap orang melakukan  hal-hal yang berbeda di 24 jam tersebut. Bermanfaat atau sia-sia, kita yang menjadi penentunya. Semoga kita menjadi pribadi yang beruntung karena selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya.

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr : 1-3).


Etika Aisya Avicenna

Terlahir kembar pada 2 Februari. Saat ini berprofesi sebagai statistisi (ASN). Senang membaca, menulis, jualan online di @supertwinshop, dan jalan-jalan. Ada puluhan karya anggota FLP DKI Jakarta ini yang sudah diterbitkan baik solo, duet, maupun antologi, seperti: “The Secret of Shalihah”, “Diary Ramadhan”, “Dongeng Nyentrik Alesha”, dan lainnya. IG:  @aisyaavicenna 


Photo by Kelli Stirrett on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *