Diksi Untuk Kekasih

Oleh: Sri Rita Astuti

Bagaimana aku bisa melupakanmu, Cinta. Belum lagi sehari engkau menghilang dari pandanganku, matahari belum beranjak ke peraduannya. Bahkan mungkin dirimu pun belum tiba ke tempat tujuan. Tapi rasa kehilangan ini telah begitu menyiksa. Menghadirkan resah yang menggayut manja. Membuat hariku tak secerah kemarin saat dirimu masih ada di sini. Menemaniku melewati hari. Menggoreskan warna warna cerah di kanvas cerita kita.

Kekasih, entah dengan apa kau membuatku begini. Rasanya duniaku kini berpusat padamu. Semua yang terpandang oleh mataku di rumah ini mengingatkanku padamu. Larikan larikan kenangan akan kebersamaan kita kemarin berkelebat di ruang memori. Selalu ada senyum saat ragamu ada di dekatku. Engkau begitu mahir mengukir bahagia di lembar lembar waktu yang kita lewati bersama. Sehingga setiap detik yang kita punya menjadi begitu bernilai. Membuatku merasakan betapa indahnya dicintai. 

Engkau yang ringan tangan  dan  selalu memanjakanku. Menjadikanku wanita paling berbahagia di muka bumi. Curahan kasih sayang dan ketulusanmu menyentuh hatiku. Ahhh, entahlah apakah aku yang terlalu bucin atau hatiku yang memang tak mampu menolak pesonamu (hmmm … kayaknya sama aja ya ).

Kasih, malam tadi masih ada dirimu menemaniku meronce aksara menyalurkan kegemaranku berliterasi. Sesekali dirimu usil menggodaku yang selalu kubalas dengan pelukan dan ciuman sayang di pipimu. Malam ini aku sendiri mengenangmu menuliskan diksi-diksi pada anak-anak puisi tentang rasa kehilanganku karena pergimu untuk tunaikan kewajiban selaku imam di keluarga kita.

Ada kerinduan menggayuti hatiku. Semalam tadi kau masih mengimami salatku. Momen yang selalu membuatku menitikkan air mata haru karena bahagia. Saat doa dan zikir berakhir kau akan membalikkan badanmu menghadapku memberiku waktu untuk membawa jemari tanganmu ke bibirku lalu kuletakkan di keningku sebagai tanda baktiku padamu. Engkaulah surgaku, suamiku sayang. Biasanya kau akan membalas dengan menarik kepalaku ke arahmu, mencium kening, pipi, dagu dan hidungku dengan lembut, lalu memelukku meletakkan kepalaku di pangkuanmu. Nikmat mana lagi yang bisa aku dustakan di saat momen indah ini bersamamu. Aku ingin mengulangnya terus tanpa jeda. 

Aku kangen sayang, pada senyummu yang selalu menenangkan, kangen pada semua yang ada padamu.

Biarlah malam ini kuuntai rasa rinduku kukisahkan pada malam sepi yang dingin tanpa bulan dan bintang   Kan kulangitkan resahku pada doa-doa panjang memohon pada Sang pemberi Cinta . Untuk selalu menjagamu di Sana. Semoga lelahmu menjadi berkah  pemilik hatiku. 

Cinta, baik-baik dirimu di sana kan kutanak rinduku menanti kau kembali. Jaga hatimu untukku seperti aku yang menjaga hatiku hanya untukmu. Suamiku, ladang pahalaku, surgaku.

Sungai Raya, 15072021


Photo by Margarida Afonso on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *