Oleh: Agit Yunita
Selamat datang di tahun 2021! Tahun serba Virtual, tahun di mana segala teknologi bukan lagi sebuah kemewahan. Aku tidak pernah menyangka bisa berada di masa ini. Namun aku tetap bersyukur bisa bernapas sampai detik ini. Sekaligus merasa prihatin, terkadang kemajuan menghapus cerita manis.
Media sosial bukan lagi sekadar tempat untuk menampilkan prestasi. Namun nyawa seseorang pun bisa diakhiri olehnya. Seseram itukah zaman ini? Walaupun masih banyak yang menggunakan media sosial untuk berbagi kebaikan, namun tak sedikit yang menjadikannya wadah penyebar kebencian.
Bukankah sebuah kemajuan seharusnya juga memajukan pemikiran? Entah mengapa, aku merasa kita malah mundur, jauh lebih ke belakang dari masa kecil kita yang indah dulu. Aku merasa kasihan, pada mereka generasi yang diasuh oleh sebuah benda kecil dalam genggaman. Meniru banyak keburukan. Meskipun tak semua begitu. Tapi yang baik kadang tak punya tempat untuk tampil. Mereka tertutupi oleh ingar bingar caci maki yang lebih mudah terlontar daripada ucap maaf dan terima kasih.
Aku tak ingin menutup mata. Walaupun memang aku tak mampu melakukan apa-apa. Tetapi paling tidak, aku tidak melanjutkan keterbelakangan yang terbangun di luasnya kemajuan. Bijak dalam menyikapi segala opini yang mengudara. Benar dan tidak tak boleh ditelan begitu saja. Keadaan kita tidak baik-baik saja. Entah mengapa, aku selalu merasa begitu.
Tak ada salahnya dengan menggunakan teknologi untuk mempermudah kehidupan. Cukup mempermudah, bukan memperbudak. Tak menjadikan mereka sahabat akrab yang sewaktu-waktu bisa saja menjatuhkan. Tak ada kebahagiaan yang nyata dalam sebuah dunia maya.
Ketika rasa malu bukan lagi menjadi mahkota. Aku tak bisa menutup mata anak-anak penerus bangsa. Mereka terlanjur terlena oleh pembiaran yang terlalu lama. Tetapi aku percaya, masih ada orang tua-orang tua baik. Yang mendidik anak-anaknya dengan baik pula. Bukan berarti banyak orang tua yang tak baik, namun mereka ikut terlena oleh perkembangan zaman yang semakin mengerikan. Apakah karena dulu semua ini tak ada di masa kecil mereka? Jika itu dijadikan alasan, semua orang yang seumuran denganku pasti akan punya pengalaman kecil yang sama. Namun tak semua dari mereka menenggelamkan diri begitu saja dalam gelombang arus teknologi masa kini atau masa yang akan datang. Pikiran manusia dibuat untuk semakin berkembang. Bukan diam di tempat atau mundur ke belakang.
Biarlah segala kemajuan ini tetap menjadi pelengkap hidup kita. Mempermudah yang sulit. Jangan biarkan mereka menguasai pikiran hingga hati kita. Dan pada akhirnya kita hanya dikenal sebagai sesuatu yang kosong. Manusia adalah penentu hidupnya sendiri. Jangan sampai takdirnya ditentukan oleh sekadar alat yang esok lusa pasti akan menjadi usang juga.
Bantul, 14 Juli 2021
Photo by Khalil Benihoud on Unsplash