Oleh Delfitria
“Mati kau dikoyak penasaran!”
Hari ini aku memberanikan diri untuk membeli cat rambut. Beberapa hari terakhir, aku penasaran sekali dengan cat rambut. Rasanya melihat banyak orang di luar sana yang memulai untuk cat rambut, aku ingin juga menjadi salah satu dari mereka. Meskipun rambut ini memang tidak bisa ku pamerkan karena hijabku, tapi tidak apa-apa. Cukup menjadi pengalaman pribadi yang menyenangkan atau justru meresahkan. Well, aku benar-benar ingin cat rambut.
Sekarang, aku sudah memegang satu box kecil sebuah cat rambuk yang cukup bermerek dan banyak digunakan. Sesampainya di rumah, tiba-tiba saja aku tertegun, “Ini halal atau tidak, ya?” Sial! Aku tidak memastikan dulu bagaimana kehalalan dari cat rambut tersebut. Alhasil, dua jam sudah ku sibuk memikirkan, “Cat atau tidak, ya?”
Setelah melakukan riset (via google tentunya), aku hanya menemukan satu artikel yang mengklaim bahwa merek cat ini halal. Artikel lainnya tidak memberikan keterangan apakah ini halal atau tidak. Meskipun begitu, trend sebuah kosmetik diklaim halal atau tidak juga bukannya baru, ya? Maksudnya bukan dari dulu. Hmm, cat rambut ini membuatku pusing selama dua jam setelah dibeli.
Selain cek label halal yang ada di kemasan, biasanya seseorang bisa melakukan cek pada kandungan bahan di dalam pewarna tersebut. Setelah aku berusaha untuk melihat kandungannya, aku justru semakin bingung karena hampir semua isi kandungannya berbahasa Inggris dan bahasa kimia. Beberapa kandungan kucek sih memang halal-halal saja maksudnya tidak berasal dari hewan yang terlarang atau bahan-bahan terlarang lainnya. Tapi tetap saja! Ketiadaan label halal berhasil membuatku ragu untuk tetap menggunakan cat rambut ini atau tidak.
Well, sejauh kita tidak tahu apakah hal tersebut halal atau tidak, sejatinya boleh digunakan. Kita boleh menggunakan barang tersebut dan berhenti ketika tahu bahwa barang tersebut haram. Di sini memang yang bermain adalah perkara syubhat atau abu-abu. Tidak ada yang menjamin halal maupun tidak halal. Perkara syubhat sangat dianjurkan untuk ditinggalkan oleh kita. Tapi kepalang penasaran, meninggalkan cat rambut yang sudah dibeli ini kok rasanya sayang juga, ya?
Ah, manusia! Apa hanya segitu harga keimananmu? Hanya sekian ribu rupiah? Well, benar-benar meragukan deh ini! Seberapa pun aku cari informasi mengenai halal atau tidaknya sebuah barang sesungguhnya hanya akan memperkuat aku untuk mencari informasi yang hanya kuinginkan. Manusia suka begitu. Menyeleksi hal-hal yang diinginkan saja.
Kini, aku bertekad bahwa semua yang kugunakan harus halal. Aku tidak boleh membiarkan sesuatu yang tidak jelas asal usulnya mengotori tubuh atau kehidupanku. Well, kuhempaskan saja, deh! Cat rambut terlalu murah untuk harga keimananku!
Photo by JOSHUA COLEMAN on Unsplash