Oleh: Denik
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia mengakibatkan terpuruknya perekonomian masyarakat. Terutama bagi mereka yang penghasilannya tidak tetap.
Sungguh, pandemi menjadi ujian hidup bagi semua lapisan masyarakat. Tak hanya masyarakat golongan menengah ke bawah, tapi juga bagi masyarakat golongan menengah ke atas.
Mereka yang memiliki usaha dan perusahaan terancam gulung tikar. Jadi tak benar pendapat yang mengatakan, “Situ enak punya banyak simpanan di bank. Lha, kayak kita? Boro-boro.”
Kondisi seperti sekarang ini semua merasakan tak enaknya. Tak heran jika ada orang yang stress kemudian mengambil jalan pintas dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang demi mencari ketenangan batin.
Padahal ketenangan batin tidak bisa dicari ke mana-mana. Apalagi dengan bantuan obat-obatan. Yang ada justru penderitaan yang lebih panjang akibat kecanduan. Kuncinya adalah keimanan di dalam dada.
Jika iman seseorang kuat, tentu tidak akan stress menghadapi semua. Sebab mereka paham bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan ini bagian dari qodarullah. Telah menjadi ketetapan Allah yang tertulis lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.
Dengan demikian tak ada yang bisa dilakukan selain sabar dan tetap berusaha se-pol kemampuan. Tidak mungkin Allah mentakdirkan sesuatu tanpa maksud. Pasti ada kebaikan yang sudah disiapkan oleh-Nya. Hanya saja kita tidak tahu. Kebaikan apa yang akan kita terima.
Yakin saja, setelah turun hujan akan muncul pelangi yang indah dan menakjubkan. Seperti yang dialami oleh seorang Davinka. Inka, begitu ia biasa dipanggil. Ia dan suaminya sudah menikah sekitar 10 tahun. Namun sampai usia pernikahan yang ke-10 tahun tetap saja belum diberi momongan.
Segala upaya sudah dilakukan oleh mereka. Kondisi keduanya pun dinyatakan sehat. Tidak ada masalah dengan organ reproduksi masing-masing.
“Memang belum diberi saja oleh Tuhan. Sabar saja ya, Bu.” Begitu kata dokter yang memeriksa mereka.
Keduanya pun hanya bisa pasrah dan menjalani kehidupan seperti biasa. Namun siapa menyangka justru di saat pandemi Covid-19 Inka justru dinyatakan hamil. Bermula dari kondisinya yang kurang fit. Berhubung takut terinfeksi virus Covid-19, maka ia memeriksakan diri ke dokter.
“Ibu kapan terakhir datang bulan?” tanya dokter yang memeriksa Inka.
“Aduh, saya lupa, Dok. Karena datang bulan saya belakangan ini memang tidak teratur.”
“Ibu, dari hasil pemeriksaan laboratorium. Kondisi ibu saat ini sedang hamil muda. Jadi sakit kepala dan tubuh Ibu yang tidak enak tersebut dikarenakan ada janin dalam perut Ibu. Perubahan hormon.”
Jelas saja Inka terkejut bukan kepalang. Tapi sekaligus senang. Sekian lama menanti akhirnya ia diberi kepercayaan juga untuk memiliki momongan. Jadi jika dikatakan pandemi membuat susah hati, tidak sepenuhnya benar. Sebab ada hati lain yang berseri-seri karena diberi rezeki tak terhingga saat pandemi.
“Efek WFH,” demikian mereka menyebutnya.
Apapun alasannya. Apapun sebutannya. Yang jelas Gusti Allah Mboten Sare (bahasa Jawa: Allah tidak tidur)
Photo by insung yoon on Unsplash