Dua Kali Puasa, Dua Kali Lebaran

Oleh: Agit Yunita

Sudah satu setengah tahun lamanya kita harus hidup berdampingan dengan pandemi covid-19. Yang dulu saat kedatangannya begitu menggemparkan. Kegemparan semakin menjadi saat angka pasien yang positif virus Corona itu menembus angka satu juta. Lalu kapan semua ini akan berakhir?

Terlepas dari itu semua, pasti yang kita rasakan berbeda-beda. Pasti kendala yang kita hadapi pun berbeda. Termasuk aku yang hanya tinggal di sebuah dusun kecil, di sebuah desa yang berada di Kabupaten Bantul. Akan berbeda dengan teman-teman yang mungkin tinggal di daerah lebih besar. Namun bukan berarti kami tidak khawatir. Keinginan kita sama, bahwa ingin semua pasien cepat pulih. Dan pandemi ini segera usai.

Sayangnya, keteguhan hati untuk tetap di rumah saja. Mematuhi protokol kesehatan dengan baik. Sering kali merasa terluka oleh mereka yang bilang tak percaya dengan adanya pandemi ini. Merasa terkhianati oleh mereka yang dengan seenaknya melanggar setiap imbauan pemerintah dan sama sekali tak mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan rumah sakit semakin penuh saja dan korban jiwa semakin meningkat. 

Sudah dua kali puasa, dua kali lebaran kita harus menahan diri untuk bisa berkumpul dengan sanak keluarga. Tapi bagiku itu lebih baik, demi saling menjaga. Jika ada banyak yang bilang, belum tentu di tahun yang akan datang bisa bertemu dengan orang tua lagi. Untuk kemudian mereka keluar rumah dan berkerumun demi hanya sebuah kesenangan belaka. Tetapi menurutku, ajal bisa datang kapan saja. Bukan hanya karena pandemi ini. Dan kita diwajibkan untuk tetap menjaga kesehatan kita dan keluarga, bahkan orang lain yang ada di sekitar kita. Maka tak ada salahnya, untuk sekadar menahan diri sejenak. Demi pandemi yang segera pergi.

Sudah cukup berita-berita hoax yang menyebar semakin ganasnya. Sungguh semua itu hanya akan menambah segala keresahan kita. Tak cukupkah kita meyakini ini adalah ujian dari Allah SWT. Dan menjadi masanya untuk kita memperbaiki diri. Segala ikhtiar harus kita lakukan bukankah memang itu yang Allah perintahkan. 

Sampai detik ini, aku percaya. Kita adalah orang-orang kuat yang akan mampu melalui segala kesulitan ini. Dengan rasa bahagia yang harus selalu kita jaga, dengan kesehatan yang harus selalu kita pelihara, yakinlah Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita setelah ini. Doa-doa yang tak boleh berhenti. Usaha mendapatkan kesembuhan yang tak boleh tumbang. Tak ada saling menjatuhkan, kita harus selalu berjalan beriringan demi hari esok yang lebih baik.

Tak apa sebentar lagi untuk kita bersabar. Tak pergi kemana pun jika tak penting. Namun juga kita harus menguatkan gandengan tangan kita. Sungguh, kita tak akan mampu melalui ini sendiri-sendiri. Saling mendukung tanpa tapi adalah kunci yang kadang terlupakan.

Lekas pulih Indonesia, kami ingin bisa menghirup udara segar lagi.

Bantul, 13 Juli 2021


Photo by Filip Filkovic Philatz on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *